[34] Lampion Berkah

11 0 0
                                    

Dilarang plagiat.
Plagiat, adalah tindakan kriminal. Dampak negatif, anda bisa viral, malu dan mendapatkan dosa.

Tetap berkarya, meski sepi.
Menerima krisar dan penandaan typo.

"Kalau ada yang gratis, kenapa harus berbayar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kalau ada yang gratis, kenapa harus berbayar."—Marsello.

...

Ramainya pasar malam membuat Rega dan kawanannya nyaris sesak napas. Kendati menghirup oksigen yang segar, berjalan bebas pun sulit. Pasar malam di penghujung perayaan benar-benar sangat menyesakkan.

"Nana, kau sudah selesai dengan lampionmu?" tanya Rega pada Nando yang masih sibuk memilih lampion.

"Rega, Navy atau red gold yang bagus?"

"Kalau ada hitam, ambil hitam saja."

"Suram sekali hidup makhluk satu ini."

Rega sangat butuh udara segar tetapi, Nando tak kunjung selesai dengan pilihannya. Sementara itu, Prina dan Aulia sibuk menggonggong pada kawanan pejalan kaki yang tak sengaja menabrak mereka. Padahal di situasi ramai begini, tak ada yang bisa disalahkan, semua orang berhak mendapatkan jalan.

"Selesai." Nando menunjukkan lampion berwarna kuning emas dengan ikan koi kertas sebagai mainannya.

"Cantik. Lebih cantik lagi kalau kau terbangkan untukku nanti," canda Rega.

Nando tertawa kecil mendengarnya. Pria itu mengusap kepala Rega dan berkata, "Tentu saja ini untukmu, sahabat terbaikku. Oh iya, aku akan menyusul dengan Bima nanti, kamu duluan saja."

Mengangguk mengerti, Rega pun berjalan menyusul Prina dan Aulia yang hendak pergi ke taman tempat lomba berlangsung. Jujur saja, dia sangat gugup karena baru pertama kali mengikuti lomba lampion berkah. Apakah yang dikatakan Hafiz benar, bahwa dirinya bisa mendapatkan lampion berkah yang banyak?

Berbicara tentang Hafiz, Rega penasaran kenapa pria itu belum juga datang. Padahal tiga puluh menit yang lalu, Hafiz bilang dia sudah berjalan menuju pasar malam, tetapi batang hidungnya pun tak kunjung nampak. Apakah rumah Hafiz sangat jauh?

Memasuki area perlombaan, dapat Rega lihat berbagai insan yang sedang memegang macam-macam lampion. Benda itu yang akan dipakai untuk menilai siapakah yang pantas memenangkan lomba lampion berkah.

Selamat malam, merayakan pertengahan tahun pasar malam kota, mari kita sambut para partisipan lomba tahunan lampion berkah!

Rega menggandeng lengan Aulia, jujur saja dia sangat gugup. Ini adalah lomba perdananya, Rega yakin dibandingkan Prina dan Aulia yang sudah dikenal sebagai pemenang tiga kali berturut-turut, Rega bukanlah apa-apa.

Berterima kasihlah pada beberapa orang yang berbisik memuji dirinya. Membuat Rega merasa setidaknya dia tidak di pandang aneh.

Mari kita mulai, ini dia juara bertahan kita, Nona Rina Tani, peserta yang berhasil meraih juara pertama selama tiga tahun berturut-turut.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 07 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Satu Semester Untuk Hatimu [On Going]Where stories live. Discover now