[17] Perasaan yang tak disadari

149 76 365
                                    

Disclaimer
Cerita ini murni dari hasil pemikiran author. Apabila ada kesamaan nama/tokoh, tandanya kita sehati.

Dilarang plagiat.
Terbuka untuk krisar atau penandaan typo.

"Aku di sini, tapi kenapa perhatianmu malah di sana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aku di sini, tapi kenapa perhatianmu malah di sana."— Danil.

...


Azriel tersenyum pasrah kala rungunya masih mendengar amarah Razka yang belum reda sejak kemarin. Dalam hati membatin, sebenarnya yang seorang gadis di sini siapa? Razka atau Rainda.

Rainda sendiri, gadis itu sudah cukup gemas ingin mencapit bibir sexy milik pria manis di depannya. "Ca, makananmu nggak berkah loh kalau marah-marah sambil makan," ucap Azriel.

"Kenapa? Kamu capek 'kan dengar aku marah-marah, kalau capek lepas saja telinga kamu."

Salah lagi. Emang jadi cowok itu selalu salah ya.

"Aku dengar SMA Negeri 7 akan membuka festival sekolah, untuk promosi sekolah mereka," ucap Rainda yang akhirnya berhasil mengalihkan perhatian Razka.

"Kalian berdua jadi sekolah di sana?" tanya Rainda membuat Razka dan Azriel saling bertatapan. Aliran listrik di antara keduanya saling menyampaikan pesan satu sama lain.

"Jadi kok," jawab keduanya.

...


"Ini Hafiz nyuruh bikin acara festival, dana dari bapaknya kah?" tanya Danil.

Arrian, "Kayanya gitu."

Marsello membuka pintu ruang OSIS. Di dalam, Hafiz sudah duduk dengan senyum manisnya. Jangan lupakan kursi yang berjejer rapi siap menyambut kedatangan para anggota panitia.

"Selamat datang~"

Selamat datang matamu! Kamu seperti sedang tersenyum di atas badai yang akan menyerang kami, batin Aulia.

Para anggota panitia menduduki kursi. Manik mereka bergulir untuk melihat ruangan OSIS yang ditata tampak lebih luas dari sebelumnya.

"Aw, murid kelas hutan belum datang? Padahal calon ketupatnya dari kelas mereka," ucap Marsello yang menghitung kembali jumlah murid di dalam ruangan.

Panjang umur. Ketika pintu dibuka kasar, sosok Rega muncul dengan napas tersengal, wajah berapi-api dan tangan yang menyeret kerah baju milik Prian.

Sialan! Aku merasa deja vu. Jangan-jangan keduanya memang adik kakak! batin Safar sembari meringis kala Rega menyeret kasar Prian yang tampak pasrah.

Satu Semester Untuk Hatimu [On Going]Where stories live. Discover now