44

7 1 0
                                    

Selamat membaca sengg.

Jangan lupa vote yaa

Maaf untuk typo dan lainnya 🥰

Kebencian itu sudah Ergha tahan selama beberapa tahun

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

Kebencian itu sudah Ergha tahan selama beberapa tahun. Ergha selalu ingin membunuh Asraf dengan tangannya sendiri, tapi dia tidak pernah melakukannya karena itu akan menghancurkan masa depannya. Selama ini Ergha selalu berusaha bersabar, tapi kali ini kesabarannya benar-benar habis. Dia tidak akan pernah bisa menerima perbuatan Asraf kali ini. Jika Ergha tidak datang, entah apa yang akan terjadi ada Ersya. Membayangkan hal itu semakin membuat Ergha marah.

"Gha udah!" Terima Ersya ketika Asraf mulai kewalahan menghadapi kemarahan Ergha.

Awalnya mereka hanya bertengkar biasa, tapi saat ini Ergha mulai kehilangan kendali dan memukuli Asraf habis-habisan meskipun pria itu sudah terkapar di lantai.

Rangga hanya melihat keduanya tanpa berniat untuk melerai. Pandangannya tertuju pada sosok Ersya yang melangkah mendekati Ergha. Tangannya terkepal kuat, matanya mulai memerah entah karena apa. Dengan tekad yang kuat, Rangga menghampiri Ersya dan menarik pergelangan tangannya.

Ersya menatapnya."Lo mau apa?"

"Ikut gue."

Rangga menarik tangan Ersya secara paksa, menyeret gadis itu keluar dari sana. Mendengar teriakan Ersya, Ergha berhenti memukuli Asraf yang tersenyum miring ke arahnya. Rencananya berhasil, dia sengaja mengalihkan perhatian Ergha agar Rangga bisa membawa Ersya pergi. Ersya yang bodoh, pria ini mudah sekali dipancing emosinya, begitulah pikir Asraf.

Saat Ergha hendak bangkit, Asraf menarik kaki Ergha hingga pria itu jatuh tersungkur di lantai.

"Lepasin gue bangsat!"

"Kenapa? Lo nggak mau bunuh gue?" Tanya Asraf sembari tertawa renyah.

"Nyawa cewek gue lebih berharga. Lepasin gue bangsat!"

Asraf perlahan bangkit dari posisinya. Ergha tidak bisa melarikan diri karena kakinya masih ditahan oleh Asraf. Ergha menendang tangan Asraf dengan sekuat tenaga.

"Mungkin lo harus nyusul kakak lo sekarang."

"Arghh!" Ergha merasakan sakit di kaki kanannya saat Asraf menginjak kakinya.

"Lo pikir lo bisa ngalahin gue?" Asraf tertawa renyah. Pria itu meraih kerah leher Ergha dan memaksa Ergha untuk berdiri.

Sialan. Ergha sudah memukulinya habis-habisan kenapa tenaga Asraf masih sama?

"Gue nggak pernah ada masalah sama lo, Ergha. Tapi entah kenapa gue selalu puas liat lo menderita." Tangan Asraf yang awalnya hanya mencengkram kerah leher Ergha, kini beralih mencekik leher Ergha.

"Le.. lepasin gue bangsat!"

Sial. Harusnya Ergha tadi tidak berbelas kasih pada pria psikopat ini. Ergha seharusnya memukulnya sampai mati.

Ai ajuns la finalul capitolelor publicate.

⏰ Ultima actualizare: May 24 ⏰

Adaugă această povestire la Biblioteca ta pentru a primi notificări despre capitolele noi!

Love Syndrome Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum