6

112 53 7
                                    

Selamat membaca kisah Ergha dan Ersya, dengan tenang dan nyaman.

Jangan lupa untuk vote, hargai penulis ya..

Jangan lupa untuk vote, hargai penulis ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

⊂⁠(⁠◉⁠‿⁠◉⁠)⁠つ
⊂⁠(⁠◉⁠‿⁠◉⁠)⁠つ
⊂⁠(⁠◉⁠‿⁠◉⁠)⁠つ


"Eh, besok sekolah kita bakal ada bhakti sosial. Lo ikut, 'kan Saya?"

Pertanyaan Zeta mengentikan sesuap nasi goreng yang akan masuk ke dalam mulutnya. Jika di pikir-pikir Ersya tidak pernah mengikuti kegiatan seperti itu, Ersya selalu punya alasan untuk tidak ikut. Dia malas, tahun lalu dia berpura-pura demam tinggi. Untunglah Kakaknya mau membantunya untuk berbohong.

"Males, mendingan gue rebahan aja." Ersya memasukkan sesuap nasi goreng ke dalam mulutnya. Matanya menyapu seluruh kantin. Mencari sosok Ergha yang sejak tadi tidak melintas di depannya.

"Tapi gue denger-denger, tahun ini Ergha ikut."

Ersya menggebrak meja, membuat seisi kantin menatapnya."WATDEPAK, LO SERIUS?!"

Zeta menempeleng kepala Ersya."Kontrol suara lo bego!"

Ersya meringis, jika soal Ergha mana bisa Ersya mengontrol diri. Itu tidak mungkin, mustahil, intinya susah.

"Iya, 'kan Melody ikut."Zoya merusak suasana hatinya dengan ucapannya.

"Apa hubungannya?" Ersya menaikkan sebelah alisnya.

"Gue cuma nebak sih, lagian tahun lalu dia enggak ikut. Terus sekarang tiba-tiba ikut, Melody juga ikut. Emangnya lo enggak mikir kesana?" Tanya Zoya.

Zeta tertawa kecil."Ckckck, saingan lo berat, Sya. Udah nyerah aja."

Ersya memberenggut kesal. Kenapa tidak ada satupun yang mendukungnya untuk mendapatkan Ergha. Semua sahabatnya malah menyuruhnya menyerah, kan enggak asik.

Tepat pada saat itu, Keano dan dua sahabatnya memasuki kantin. Ersya berdiri, melambaikan tangannya ke arah Keano. Melihat hal itu Keano langsung mengayunkan kakinya menuju ke meja Ersya. Di ikuti oleh Argha, dan Artha yang berjalan berdampingan di sisinya.

Keano ibarat seorang pangeran, yang di kawal oleh dua pengawal tampan. Auranya begitu mempesona hingga membuat siswi yang awalnya sibuk dengan makanannya kini serempak menatap Keano.

"Eh anjir, berasa pangeran gue di liatin,"gumam Artha merapikan rambutnya dengan jari-jarinya.

"Bisa diem ga sih, lo? Ngerusak ke-aesthetic-kan aja,"sungut Argha.

Love Syndrome Where stories live. Discover now