34

96 28 0
                                    

Selamat membaca and, maaf jika ada typo bertebaran.

Jangan lupa klik tombol vote sebelum membaca yaa.

"Lo suka banget luka, ya?"decak Ergha menatap lutut Ersya yang kembali mengeluarkan darah, meskipun sedikit tapi Ergha yakin itu pasti terasa perih

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Lo suka banget luka, ya?"decak Ergha menatap lutut Ersya yang kembali mengeluarkan darah, meskipun sedikit tapi Ergha yakin itu pasti terasa perih.

Ersya tersenyum lebar."Tadi jatuh. Cie perhatian nih sama Syasya."Ersya menoel-noel pipi Ergha. Ergha memutar bola mata malas sementara Ersya tertawa puas karena sudah berhasil menggoda Ergha.

Laki-laki yang dahulu selalu menolaknya, yang selalu menyakitinya dengan kata-katanya kini telah berubah menjadi sosok yang tidak Ersya duga. Menjadi laki-laki yang perhatian dan tentunya selalu membuat jantungnya berdebar kencang.

"Punya tissue?" tanya Ergha merasa tidak tega melihat luka di lutut Ersya. Anggap saja Ergha lebay namun memang benar akhir-akhir ini Ergha merasa ada yang aneh dengan dirinya. Melihat Ersya menangis dan terluka membuat hatinya sakit, mungkinkah cinta memang mengubah seseorang menjadi seperti ini?

"Enggak, hehe."

Ergha menghela napas.

"Udah gapapa kok sayang. Lihat wajah kamu perihnya langsung hilang."

"Lebay. Gue yang enggak gapapa liat luka lo,"cibir Ergha melepaskan dasi miliknya lalu berjongkok di hadapan Ersya. Mendapat perlakuan seperti sekarang membuat Ersya tidak bisa berkata apa-apa, jantungnya kembali bergemuruh saat Ergha mengelap darah di lututnya dengan dasinya seraya meniup-niup lukanya.

Ersya menjauhkan kakinya dari Ergha."Dasi kamu kotor nanti."

Ergha menarik kaki Ersya kembali ke posisi semula."Udah diem, gue enggak bisa lihat lo luka."

Ucapan Ergha langsung mengirim hawa panas ke pipi Ersya, alhasil pipinya sekarang memerah bak kepiting rebus. Ersya mengusap pipinya yang memerah."Kamu bawa pengaruh buruk buat jantung sama pipi aku."

Ergha mendongkak."lo juga."

"Juga apa?"

Ergha tidak menjawab pertanyaan Ersya, setelah selesai membersihkan luka gadisnya dia kembali duduk.

"Jawab dong, Gha," rengek Ersya menarik ujung kemeja Ergha.

"Hmmm."

"Apaan hmm."

"Bodoh,"cibirnya.

Ersya mencebikkan bibir."Iss nyebelin banget."

Love Syndrome Where stories live. Discover now