30

92 32 6
                                    

Selamat membaca dan jangan lupa vote untuk menghargai penulis. Kalian senang membaca, dan aku seneng nulis apalagi kalau  banyak yang vote..okayy?

Maaf untuk typo dan lain-lain.

Maaf untuk typo dan lain-lain

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tegang. Suasana mendadak menjadi tegang. Bahkan sekedar untuk menarik nafas saja sulit Ergha lakukan. Diam-diam, namun pasti Ergha melirik gadis yang tengah tertidur lelap di pundaknya. Beberapa helai rambut menutupi wajah cantiknya.

Ergha menyelipkan helaian rambut yang menutupi wajah Ersya ke belakang telinga Ersya. Tanpa sadar bibirnya membentuk senyuman.

"Cantik,"gumamnya sangat pelan.

Ergha menggelengkan kepalanya, tanpa sadar dia telah menggumamkan hal yang tidak masuk akal. Sejak kapan gadis yang sudah dia cap sebagai sampah, penguntit, bahkan penganggu ini menjadi sangat cantik di matanya.

Mengingat betapa Ersya sangat ambisius untuk mendapatkan perhatiannya, dan tidak pernah menyerah meskipun ia berkali kali menyakitinya, membuat Ergha berpikir. Apakah semua wanita akan melakukan hal itu jika ada di posisi Ersya?

Bahkan setelah Ergha mengatakan semua kata kata-kasar itu, Ersya seolah-olah menganggap kalau semua itu cuma angin lalu saja. Sangat sulit untuk memahami Ersya.

Lamunan Ergha buyar ketika bus berhenti di depan sebuah hotel mewah. Semua murid mulai berjalan keluar dari bus namun Ersya tak kunjung bangun dari tidurnya.

Ergha menggerakkan tangannya berniat untuk membangunkan Ersya, namun lagi-lagi gengsinya mengendalikannya. Ergha menggelengkan kepalanya lalu langsung berdiri begitu saja membuat Ersya langsung terbangun.

Ersya memberengut kesal namun Ergha tidak mempedulikannya sama sekali.

"Dasar, enggak punya perasaan emang." Ersya bangkit lalu berlalu keluar dari bus di ikuti oleh Ergha di belakangnya.

"Sya." Ersya refleks menoleh ketika mendengar Ergha memanggilnya. Huft padahal awalnya ingin sok jutek namun apa daya Ersya tidak pandai menahan diri.

Ergha tampak ragu untuk berbicara membuat Ersya memutar bola mata malas, membuang-buang waktunya saja.

"Kalau enggak penting aku duluan."

Sialan! Ergha menahan tangannya.

Manusia ini memang benar-benar sangat pintar dalam membuatnya kesal tapi baper dalam waktu sekaligus.

"Mata lo cantik."

Ersya berusaha untuk menahan senyumannya."Dari dulu, kamu aja yang enggak nyadar."Ersya menepis tangan Ergha lalu keluar dari bus.

Love Syndrome Where stories live. Discover now