35

90 30 0
                                    

Selamat datang di cerita Ersya dan Ergha.

Budayakan vote sebelum membaca ya kawan kawan. Caranya gampang tinggal klik bintang yang ada di pojok kiri.

Maaf untuk typo dan lainnya ♥️

Hari minggu, hari dimana dia tidak bisa bertemu dengan Ergha

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari minggu, hari dimana dia tidak bisa bertemu dengan Ergha. Ahh sangat membosankan. Ersya menghabiskan waktu dengan men-scrool beranda instagram guna menggusir kejenuhannya, ingin mengirim chat tapi Ersya sekarang sedang kesal dengan Ergha. Haruskah selalu dirinya yang mengirim pesan atau menelepon terlebih dahulu?

"Eoy monyet!" Suara keras dan nyaring itu, ahh sudah beberapa hari ini Ersya tidak mendengarnya.

"Apa sayang?"

Zeta melempar tasnya hingga mengenai kepala Ersya. Sadis memang.

"Eh! Ntar gue amnesia, lo mau tanggung jawab?"

Zeta berdecih."Sekarang lo udah amnesia kali. Saking bahagianya pacaran sama di jelangkung, lo enggak inget sama sahabat sendiri."Zeta memberenggut kesal lalu duduk di tepi kasur dengan pipi yang mengembung seperti ikan buntal.

Ersya tertawa,mengubah posisinya menjadi duduk, memeluk sahabatnya dari belakang."Kangen ya? Hahaha, gue emang ngangenin sih," ucapnya cekikikan.

Kesal, Zeta menepis pelukan Ersya, berbalik untuk menatapnya."Enggak, pajak jadian belom lo kasih!"

Memukul lengan Zeta."Lo 'kan nggak pernah ngedukung hubungan gue sama Ergha. Ngapain nagih PJ!"

Zeta nyengir."Gue bercanda. Btw lo ada masalah ya, sama Keano?"

Ersya menggeleng."Enggak. Eh, tapi dia jarang chat gue, di sekolah juga nggak nyapa gue."

"Gila kali. Kerjaannya marah-marah mulu di rumah. Mangkanya gue kabur kesini." Curhatan Zeta membuat Ersya tersadar akan sesuatu.

Sejak berpacaran dengan Ergha, Keano berubah. Bahkan di sekolah pun dirinya jarang berkomunikasi dengan sahabatnya itu. Bukan sepenuhnya salah Keano sih, karena memang Ersya hanya memikirkan Ergha saja, tidak pernah memikirkan hal lain. Bahkan chat dari si peneror gila itupun tidak dia lirik. Membuang-buang waktu saja.

"Jangan-jangan, dia masih suka kali sama gue?" pikir Ersya, dia harap pemikirannya salah. Tentu saja Ersya enggan terjebak dalam zona setan yang bernama friendzone . Melelahkan dan merugikan kedua belah pihak.

Zeta menempeleng kepala Ersya."Percaya diri banget lo monyet! Lagian ya, kalau dia marah-marah dia langsung pergi ke rumah Melody. Tau ahh, pusing gue mikirin makhluk itu."

Love Syndrome Where stories live. Discover now