12

106 47 4
                                    

Selamat membaca cerita ini 🤍

Jangan lupa vote, komen, dan share cerita ini 🤍

Jangan lupa vote, komen, dan share cerita ini 🤍

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)
(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)
(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)

Hari minggu kembali lagi namun kali ini Ersya tidak ingin bermalas malasan di kamar atau pun menunggu balasan chat dari Ergha, karena sampai matahari tenggelam pun Ergha tidak akan membalasnya.

Sok jual mahal sekali.

Ersya menutup pintu gerbang rumahnya. Rencananya pagi ini Ersya akan lari pagi di sekitar taman kota yang kebetulan terletak lumayan dekat dari rumahnya.

Sebenarnya Ersya sudah mengajak Alvaro kemarin malam, tapi dia menolak katanya ada urusan penting. Ersya sangat kesal urusan apa yang lebih penting di bandingkan menemaninya jalan-jalan? Lagipula akhir akhir ini Alvaro terlalu sibuk sampai sampai tidak pernah sekedar untuk mengobrol dengan Ersya.

Ersya sangat membenci hal itu.

Ersya berlari kecil membiarkan hembusan angin pagi menerpa wajahnya. Suasana kota pagi ini cukup ramai mungkin karena hari minggu, banyak remaja bahkan teman satu sekolah Ersya juga terlihat berlari pagi.

"Tuhan, semoga hari ini bisa ketemu Ergha ganteng. "

Ersya melanjutkan perjalannya. Ngomong-ngomong tentang Zeta dan Zoya mereka berdua sudah menunggunya di taman, karena tidak mungkin Ersya akan lari pagi sendiri.

"Syasya!" Ersya memperlambat langkahnya ketika mendengar suara Keano yang memanggil namanya.

"Tumben lari pagi. Kesambet setan apa lo?" Goda Ersya saat Keano telah berhasil mensejajarkan langkahnya dengan dirinya.

Keano tersenyum lebar."Biar bisa berdua sama lo."

Ersya berdecak."Dasar, selera humor lo garing."

Huhh, ini nih.

Saat Keano berbicara serius maka Ersya akan menganggapnya sebagai candaan. Mungkin jika Keano menyatakan cintanya Ersya akan menganggapnya sebagai candaan juga.

Sial sekali.

"Tumben si Varo enggak ikut, biasanya dia udah kayak bodyguard ."

"Mana gue tahu, katanya ada urusan penting,"cibir Ersya malas.

"Jangan-jangan si Varo udah punya wewek lagi,"tebak Keano dengan wajah polosnya.

Ersya mengerutkan keningnya."Wewek?"

"Cewek maksud gue, sayang." Keano menekankan kata sayang berharap Ersya akan baper.

Tapi nyatanya tidak, ekspresi Ersya biasa saja.

Love Syndrome Where stories live. Discover now