Chapter 10: Montei

12.4K 1.4K 192
                                    

Don't Like Don't Read

.

.

.

Penulisan EYD Kurang Tepat dan Typo bertebaran⚠️

.

.

.

-Happy Reading-

•●•●•

Glup

Tubuh Aluna terlihat bergetar, keringat dingin telah mengucur di pelipis tanpa ia sadari. Wanita itu tidak berhenti menatap pintu walk in-closet yang tak jauh dari tempat duduknya.

Pikirannya sudah melalang buana, memikirkan kemungkinan buruk yang akan terjadi kedepannya. Apalagi melihat wajah Reynard begitu tenang baik dari tatapan maupun cara bicaranya, hingga membuat Aluna frustasi karena tidak bisa menebak apa yang akan di lakukan pria itu kedepannya.

Huh.. Pria memang sulit untuk di tebak.

Kriet..

' Ya Tuhan selamatkan aku ' batin Aluna, ia segera menundukkan kepalanya tak berani menatap sang tuan yang kini perlahan mendekati sofa tempat dirinya duduk.
Bisa ia lihat dari ekor matanya pria itu sudah duduk di hadapannya.

Derap langkah satu persatu tadi sudah membuat jantung Aluna rasanya berdegup kencang. Kedua jemari bergerak gelisah tak mampu menutup kekhawatirannya.

"Terima kasih sudah menunggu Aluna. Bisa kita bicara sekarang?" Tanya Reynard dan membuat Aluna menganggukkan kepalanya dengan kaku.

"Maaf sebelumnya, ak-.."

"Apa kesalahanku kak Rey? aku akan memperbaikinya tapi kumohon jangan pecat aku" dengan cepat tanpa titik koma, Aluna memotong pembicaraan Reynard karena telah berpikir bahwa ucapan pria itu sebelumnya seperti prediksinya.

"Eh?"

"Apa putraku berbuat nakal? Aku akan mengajarkan putraku untuk bersikap lebih baik lagi kak Rey" ujar Aluna dengan suara bergetarnya. Kedua tangan wanita itu sudah bertangkup memohon agar pria itu tidak memecatnya.

"Tunggu sebentar, dengarkan penjelasanku dulu Aluna. Aku memang berniat memecatmu dan ak-..."

"Hikss.. jangan pecat aku kak Rey, aku tidak tahu lagi kemana aku dan Nana akan pergi" Aluna akhirnya menangis dan mengangkat wajahnya dengan raut muka memohon pada Reynard. Ia rela menginjak harga dirinya kembali agar masih bertahan bekerja di tempat ini.

"Kenapa kalian harus pergi?, aku berniat ingin menikah denganmu dan ingin kau dan baby Nana menjadi bagian dari Adison family" ucap Reynard yang juga sedikit kalut karena sepertinya ia salah bicara sebelumnya. Sedangkan Aluna seketika terdiam dan menatap Reynard dengan tatapan yang sulit di artikan.

Reynard mendekat ke arah Aluna dan rela bertekuk lutut untuk menghapus air mata Aluna dengan pelan. Perbuatan pria itu membuat Aluna merasa malu terlihat kedua pipinya memerah.

"Maaf aku tidak bisa merangkai kata-kata dengan baik. Aku tahu ini terlihat cepat tapi jujur saja Aluna, entah kapan perasaan ini muncul. Aku merasa tertarik dengan kepribadianmu dan sudah satu bulan aku memikirkan ini. hari ini kebetulan ayahku juga menerima keputusanku. Maka dari itu, aku tidak ingin membuang waktu lagi" ujar Reynard dengan tatapannya yang penuh dengan tekad kuat, ucapan itu juga terdengar tulus bagi Aluna.

Nata (END)Where stories live. Discover now