Sebuah rajut kisah si kecil di antara milyaran manusia.
Nata adalah anak laki-laki berusia tiga tahun yang memiliki dunianya sendiri.
Sendiri
Menyendiri
Tersendiri
Tiga kata yang menyatu dalam kisah hidupnya. Orang bilang usia seperti mereka berada...
Warning! Penulisan EYD Kurang Tepat dan Typo Bertebaran⚠️
.
.
.
-Happy Reading-
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
•●•●•
18.00 PM, Andre's House
Kaira terdiam ketika ia baru mengetahui kondisi rumah yang sedang tidak baik-baik saja. Ia melihat sosok pria tua yang tak lain adalah ayah tirinya kini terlihat sangat berbeda. Raut wajah penuh kerutan itu menunjukkan emosi kesal ke arah Kaira.
"Kau juga sama saja" lirih Andre dan membuat Kaira mengernyitkan keningnya.
"Apa yang terjadi ibu?" Tanya Kaira menatap Helma yang kini baru keluar dari kamar.
"Ayahmu bangkrut" ucap Helma datar dan hal ini seketika membuat Kaira terkejut.
"Bu-bukankah ayah bisa menanganinya. Uang kem-..."
"Tidak.. semua habis tak tersisa!" Potong Andre dengan geram.
Drtt..
Drtt..
Andre melihat layar ponselnya yang beberapa kali mendapat telepon dari pihak bank, dan tentu tanpa dijelaskan ia tahu isi panggilan tersebut. Andre seketika mengambilnya dan melempar benda persegi itu dengan keras ke lantai hingga handphonenya langsung remuk dengan beberapa bagian yang terpisah.
"Ayah harus tenang.. Sabar yah.. pasti ada jalan keluarnya" ucap Kaira menenangkan Andre yang kini kembali menunjukkan rasa amarahnya.
"Tidak ada jalan keluar! Semua uangku habis, proyek ku sudah tidak bisa dilanjutkan, pihak bank sudah menagih hutang karena sudah jatuh tempo. Tidak ada lagi celah untuk selamat!"
"Well, kau yang berbuat kau yang bertanggung jawab. Itu berarti kau gagal mengelola usahamu!" Ucap Helma pedas tanpa mempedulikan ekspresi Andre yang sudah sangat marah.
"Proyek itu gagal pun aku tidak tahu kenapa?! Padahal semua sudah ku usahakan tapi tetap saja proyek itu tidak bisa berjalan dengan baik!" Intonasi yang meninggi membuat Helma terdiam namun raut wajah wanita juga sudah menunjukkan amarahnya.
