03-Anomali

97 44 62
                                    

"Apa benar jika kita membasuh badan menggunakan Shampo, bulu ****** kita menjadi tidak mudah rontok?"

Anomali adalah istilah yang merujuk kepada sebuah keadaan penyimpangan atau keanehan yang dengan kata lain Abnormal.

Seperti sesuatu yang akan dilihat oleh trio pembuat onar beberapa saat lagi.

Sesampainya di depan mading, Gaby dengan begitu antusias, segera melihat ke kolom kertas pembagian kelas dan mengabaikan poster-poster lainya yang tertempel di sana.

Sesaat setelah melihat nilainya sendiri, Gaby nampak terkejut setengah mati seperti habis melihat setan. Matanya melongo kosong, mulutnya terbuka setengah dahinya pun sedikit mengerut.

Meski terkejut Gaby justru malah tertawa menyeringai selepasnya — Usut punya usut, jika sampai Gaby sudah tertawa menyeringai seperti itu, itu artinya ada sesuatu hal yang sangat menarik perhatiannya — pasti temen terdekatnya yaitu Milas tau akan hal itu.

"Lo kenapa Gab?" Milas terheran-heran melihat temannya itu terlamun sembari tersenyum menyeramkan seperti itu.

Gaby memajukan wajahnya ke arah kolom kertas pembagian nilai sejenak, ia memajukan rahangnya dengan maksud untuk menunjuk hasil nilai tersebut.

"Noh, lo liat aja coba, gila banget gak sih Mil?!"

Milas yang penasaran pun, dengan segera melihat ke arah kolom kertas pembagian nilai. Dan, reaksi yang ditunjukan oleh Milas, tidak jauh berbeda dengan apa yang Gaby tunjukan sebelumnya.

"Gila sih ini Gab, gua baru pertama kali ngeliat nilai lo itu ada di peringkat 3 loh..., bukan 2, tapi 3?! Biasanya juga pertama anjir!" Milas terlihat seperti sedang menahan tawanya, bibirnya rapat, wajahnya kencang serta sedikit menimbulkan suara desitan dari mulutnya itu.

Gaby menarik turun kedua ujung bibirnya, ia mulai berlagak sombong di depan wajah rivalnya itu.

"Ya gua akuin itu cukup ngeselin sih, tapi bukan itu masalahnya Mil, coba lo liat noh si nomor satu!" seru Gaby seraya menunjuk nama yang berada di urutan nomor satu di kolom kertas pembagian nilai. 

Matanya mulai terlihat terbakar api kecemburuan, tatapan Gaby kala itu seperti seorang yang tidak mau menerima kekalahan.

"Nilainya sempurna anjir!"

Gaby sendiri orangnya memang kompetitif banget! Dia selalu ingin jadi yang terbaik di antara semua orang. Lebih tepatnya, dia itu selalu ingin jadi yang spesial! Gaby gak mau tuh jadi orang yang biasa-biasa aja.

Bukti jika dia itu kompetitif adalah nilainya yang selalu saja jadi yang nomor satu sedari ia kecil — Terlebih, dia itu paling benci kalau harus kalah dari Milas.

Bagi Gaby, dia boleh kalah dari siapa pun, asalakan bukan dari Milas.

Kenapa begitu? Karena dari dulu mereka selalu bersama-sama, dan dari dulu sampai sekarang hanya Milas lah yang bisa menyaingi Gaby, baik dari segi akademis maupun bidang lain, apa pun itu.

Meski pada akhirnya dalam hal akademis, Gaby selalu berada di atas Milas, namun jika itu urusan di luar akademis, Milas boleh berbangga sedikit.

Tiba-tiba secara random Gaby mulai memperhatikan Milas dengan begitu risihnya. Bola matanya mulai melirik tubuh Milas dari atas sampai bawah dengan tatapan yang tidak menyenangkan.

"BTW Mil..., lo ngapain sih pake Jas Lab gitu?"

"Hehehe, biar lebih keliatan menjiwai Gab," jawab Milas seraya tertawa cengengesan.

"Pala bapakmu menjiwai!" umpat Gaby kesal. "Orang kita di sini tugasnya bersih-bersih, bukan mau praktek! — Lagian, kalo emang mau menjiwai harusnya kita pake baju OB bukan jas lab, setan!" tambah Gaby memarahi Milas.

Kelas Fir'aunTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon