09-Ketua Kelas

64 20 29
                                    

"Sudah saatnya kita dipimpin oleh orang gila! Karena orang gila tidak akan korupsi."

Ketua kelas, seseorang yang ditugaskan untuk bertanggung jawab akan kegiatan kelas, atau bisa juga disebut sebagai pemimpin untuk para murid di kelas.

Terkesan keren memang - Namun bagi para penghuni kelas Fir'aun, ketua kelas hanyalah babu yang ditugaskan untuk bertanggung jawab atas kegiatan kelas, atau apa pun itu. Bagi mereka semua, menjadi ketua kelas adalah hal yang bodoh dan juga sangat merepotkan.

Rabu, 17 Juli 2013 adalah hari ketiga masuk sekolah pada tahun ajaran 2013/2014.

Seperti biasa Milas berangkat ke sekolah bersama dengan teman dekatnya itu, Gaby. Sesampainya di sekolah, Gaby masih merasa penasaran dengan luka lebam yang nampak jelas pada wajah tampan temannya itu.

Setelah turun dari motor, Gaby terus memandangi wajah Milas yang sedang membuka helm dari kepalanya itu. Gaby menarik sebelah alis matanya, seraya menyipitkan matanya, Gaby berkomentar,
"Lo beneran gak pa-pa kan Mil?"

Milas menaruh helmnya itu di atas spion sebelah kanan motornya.

"Sebetulnya sakit sih," jawab Milas seraya kemudian membukakan helm yang Gaby kenakan.

Setelah melepas helm yang menempel di kepala Gaby, Milas menaruh helm itu di kaca spion sebelah kiri motornya.

"Tapi ya... mau gimana lagi, gua tetep harus masuk sekolah kan." Milas tersenyum memaksa kepada Gaby.

Gaby tersenyum licik, dia tau kalau sebenarnya bukan itu alasan Milas yang sebenarnya.

"Halah... bilang aja lo takut kena semprot sama kakak lo kalo lo bolos."

Milas tersenyum cengengesan. "Hehehe, tau aja lo bangsat." Milas lalu mengacak-acak rambut Gaby.

Dalam beberapa detik kemudian, Gaby langsung menepis tangan Milas.

"Resek lo," ucap Gaby jengkel. Gaby lalu berjalan menuju lorong sekolah. "Dah lah... yuk ke kelas, males gua diri lama-lama."

Tanpa berbicara sepatah dua kata apa pun, Milas mengikuti Gaby dari belakang.

*****

5 menit sebelum bel masuk sekolah dibunyikan, kelas XI IPS-2 sudah terlihat ramai sesak.

Meski begitu masih ada beberapa dari mereka yang belum datang, salah satunya adalah Silvia dan juga Novi. Sebenarnya untuk mereka berdua sendiri, memang sudah terbiasa datang mepet dengan jam masuk sekolah.

Novi yang baru datang melirik tajam wajah Milas yang terlihat lebam itu.

"Muka lo kenapa Las, kok ungu gitu —" tanya Novi yang baru saja datang.

"Oh ini —" Milas memegangi lebam pada wajahnya. "Ini kemarin pas gua benerin tower air, gua kepeleset Nov. Sialnya gua pas banget lagi megang kunci inggris. Pas gua kepeleset, jatohlah tuh kunci inggris ke muka gua!" papar Milas memberi alasan palsu ke Novi.

Novi memandangi Milas iba. "Ada-ada aja lo Las —" Novi lalu mencoba menyentuh pipi Milas yang lebam itu. "Sakit ga?"

Milas dengan cepat langsung menepis tangan Novi sebelum sempat menyentuh pipinya yang masih nyeri itu.

"Pake ditanya, ya sakit lah anjir Nov." tegas Milas kesal.

Novi merasa kasihan dengan temannya itu. Walau pun Milas lebih dekat dengan Gaby dari pada Novi, akan tetapi Novi lebih perhatian kepadannya dari pada Gaby.

Novi tak tega melihat wajah temannya itu terlihat lebam separah itu.

"Nanti istirahat mampir UKS bentar, gua obatin dikit lebam lo itu," bujuk Novi yang tak tahan melihat temannya itu menderita.

Kelas Fir'aunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang