07-Si Bodoh Yang Menyebalkan

89 41 64
                                    

"Bodoh adalah sebuah proses menjadi Pintar."

Selasa, 16 Juli 2013 adalah hari kedua masuk sekolah pada tahun ajaran 2013/2014.

Pada hari kedua tahun ajaran 2013/2014 untuk pertama kalinya seorang Silvia Sapphira datang pagi-pagi buta ke sekolah. Silvia pada dasarnya sangat benci untuk datang pagi, buka karena ia malas, justru sebaliknya. Dengan datang lebih awal maka ia pikir ia telah menyia-nyiakan waktunya, waktu yang seharusnya bisa ia pakai lebih produktif lagi di rumah seperti berolahraga dan lain sebagainya, kini harus dipakai untuk berdiam diri di sekolah.

Bahkan saking paginya Silvia datang ke sekolah, belum ada satu pun kelas yang dibuka pintunya oleh Mang Diman, petugas kebersihan sekolah.

Silvia yang tak bisa masuk ke dalam kelas pun pada akhirnya hanya termenung di depan balkon kelasnya. Kala itu ia hanya memandangi pemandang sekolah dari lantai 2 tempat di mana kelasnya itu berada. "Ketenangan itu emang yang terbaik." Pikir Silvia di dalam lamunannya itu.

Tak lama kemudian Silvia melihat Milas dan Gaby dari kejauhan datang bersama menggunakan motor matic putih. Mereka terlihat berboncengan dengan Milas yang mengendari motor tersebut.

"Kalo dipikir-pikir mereka berduaan mulu, apa mereka pacaran ya?" Pikir Silvia kala itu ketika melihat Milas dan Gaby datang bersama-sama.

Beberapa menit kemudian Milas dan Gaby sudah berada di lantai 2. Silvia kini memandangi mereka berdua dari kejauhan. Silvia yang tadinya memandangi ke arah depan balkon, kini pandangannya beralih ke arah anak tangga. Rasa-rasanya ia mulai penasaran dengan apa yang dilakukan oleh kedua orang itu.

Silvia melihat penasaran ke arah Milas dan Gaby yang pada saat itu terlihat sedang berdebat sangat hebat. Ia melihat Milas yang begitu ngotot akan sesuatu, sementara Gaby wajahnya benar-benar terlihat memerah, seakan-akan sedang diluapi dengan penuh amarah. "Mereka kenapa ya, berantem kah? Perasaan baru kemarin drama-drama ngebelain gitu," batin Silvia bertanya-tanya. Silvia lalu menghela napasnya pendek. 

"Bodo amat lah... bukan urusan gua ini." Silvia lalu mengalihkan pandangannya, dan kembali melihat ke arah depan balkon.

"Pasti menang Sloth lah Gab..., secara badannya juga lebih gede anjir," ucap Milas dengan nada tinggi.

Gaby menaikan alis matanya. "Lo kalo dibilangin kok batu dah! Udah gua bilang secara data-data yang ada, Siput itu lebih cepet dari pada Sloth! Iqro Mil, Iqro!" balas Gaby yang tak kalah tinggi nada suaranya.

"Auh bodo amat, susah lo mah kalo dikasih tau yang bener," Milas membuang wajahnya.

Gaby memandang Milas jijik. "Yaudah."

Milas kembali melirik ke arah Gaby. "Yaudah!"

"Yaudah!!" bentak Gaby kesal.

Kira-kira itulah isi percakapan antara Milas dan Gaby yang sebenarnya. Saat mereka sudah ingin sampai kelas, perdebatan mereka pun berhenti.

Sebetulnya saat itu Milas dan Gaby tidak menuju kelas berduaan saja, di belakang mereka juga sudah ada Mang Diman yang berjalan berbarengan dengan mereka.

Mang Diman pun membuka pintu kelas XI IPS-2. Saat Mang Diman sedang membuka kunci pintu kelas, ketegangan sempat terjadi di antara Milas, Gaby dan Silvia. Mereka bertiga saling bertatap-tapan, namun tak ada satu pun dari mereka mengeluarkan suara apa pun.

Setelah pintu berhasil dibuka, Milas tak lupa mengucapkan ucapan terimakasih ke Mang Diman. Milas membungkukan badannya itu, seraya tersenyum ia berkata, "Makasih ya Mang." 

Mang Diman pun membalas senyumnya itu, setelah itu ia lalu pergi meninggalkan mereka bertiga.

Silvia memasuki kelas terlebih dahulu, sementara itu Milas dan Gaby bersantai-santai ria dahulu di balkon kelas, percis seperti apa yang Silvia lakukan sebelumnya.

Kelas Fir'aunWhere stories live. Discover now