Chapter 33

15.5K 1K 453
                                    

"Cinta bukanlah tentang mencari kekasih yang sempurna, tapi menerima pasangan kita dengan apa adanya."

~Afattharazka Al-Ihsan~

.
.
.
.
.

Setelah makan pagi selesai, sekarang Gus Afat sedang bersiap siap untuk masuk menjadi pemateri di kelas santri putra.

"Sayang, kamu disini dulu ya jangan kemana mana, hari ini aku ada kelas di santri putra." ujar Gus Afat kepada Haifa.

"Kalau ikut boleh nggak?." tanya Haifa pada suaminya yang ingin meminta ikut.

"Gaboleh."

"Kenapa?, padahal tadi malam aja boleh." tanya Haifa lagi.

"Itu beda sayang, kalau tadi malam itu kan di kawasan santri putri, tapi kalau hari ini aku jadi pemateri di santri putra." jawab Gus Afat dengan lembut dan memberi pengertian kepada Haifa.

"Kenapa sih memangnya, orang aku udah pake cadar juga."

"Tetap gaboleh pokoknya, sana masuk dalam sama Ummi. Nanti kalau jam istirahat, langsung aja ke ruangan aku. " titah Gus Afat yang masih juga tidak mengizinkan Haifa untuk ikut dengannya.

"Kalau pulang boleh nggak" ucap Haifa yang tiba-tiba mengatakan ingin pulang.

"Gaboleh sayang, tunggu aku aja sampai selesai aja ya." suruh Gus Afat memberi penjelasan pada istrinya.

"Tapi bosen mas."

"Kamu ajak Ummi keliling daerah pesantren ini aja deh kalau memang kamu bosan."

"Itu semakin bosan mas, dulu aja aku udah hampir setiap hari mengelilingi kawasan pesantren ini. Bahkan ke kawasan santri putra juga udah pernah, jadi aku sudah bosan mas" rengek Haifa yang masih tetap ingin ikut.

"Haifa." Panggil seseorang dari sana. Haifa langsung menoleh ke arah sumber suara tersebut.

"Eh, kenapa Ummi" Tanya Haifa kepada Ummi Annisa yang sudah mendekat ke arahnya.

"Gus, kamu mau masuk pemateri Nak" Tanya Ummis Annisa pada Gus Afat.

"Iya Ummi''

" Kalau gitu, Haifa Ummi ajak pergi ke pasar boleh nggak. Soalnya bahan bahan didapur sudah habis" ucap sang ummi yang berniat mengajak Haifa ke pasar.

"Kenapa tidak suruh orang dapur ndalem aja Ummi" tanya gus Afat kepada ummi Annisa.

"Mereka lagi ada pekerjaan lain nak, jadi mana sempat." jawab ummi Annisa lembut, lalu tersenyum.

"Boleh mas, bolehlah." Haifa membujuk suaminya.

"Emang ummi pergi di antar sama siapa?." tanya gus Afat kembali kepada sang ummi.

"Nanti diantar mang saipul aja Nak." jawab ummi Annisa kepada sang anak.

"Gausah di antar Ummi, biar Haifa aja yang nyetir." sahut Haifa yang tiba-tiba langsung ditatap dengan tatapan yang berbeda dari suaminya.

"Gaboleh, yaudah kalau di antar sama mang saipul boleh boleh saja Ummi." ucap gus Afat tanpa memperdulikan ucapan istrinya.

"Apaan sih Gus, cuma nyetir mobil doang kok" bantah Haifa yang tetap ingin menyetir.

"Yaudah kalau nggak diantar sama mang Saipul, nggak usah ikut aja kamu." sahut gus Afat dengan suara dinginnya kepada Haifa.

" Iya mas sayang, iya" akhirnya Haifa pasrah dengan keputusan suaminya itu.

GUS MY HUSBAND (Terbit) Where stories live. Discover now