END

12.6K 533 51
                                    

"Ku katakan aku menyesal karena dari awal aku tidak ingin mengatakan yang sebenarnya karna takut kalian juga terjebak dengan masalalu ku. Dan aku tidak pernah menyesal dengan apa yang aku lakukan selagi itu untuk keselamatan kalian."

~Haifa Ghania Fazilla~

.
.
.
.

Sungguh tak terasa, hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan tahun demi tahun pun sudah berlalu. Dan sekarang sudah tiga tahun berlalu. Gus Afat pun tidak lagi mencari Haifa, setelah mendapat kan pesan beberapa tahun yang lalu dari istrinya, dia semakin yakin bahwa yang dikatakan oleh orang itu benar.

"Abi abi liat itu om ajam abi." Teriak salah satu anak kecil yang memanggil gus Afat dengan sebutan Abi. Siapa lagi kalau bukan gus Asad.

Yups, sekarang umur gus Asad sudah menginjak lima tahun, dia hidup bersama sang abi tanpa ditemani oleh sang ibu selama empat tahun.

"Jangan lari lari nak." Tegur gus Afat kepada anak semata wayangnya itu.

"Abi, om Ajam kejal kejal."

"Gus Asad, sini kamu." Teriak gus Azzam yang ingin mengejar keponakannya itu.

"Abiiii."

"Jangan ganggu dia Azzam." Ucap gus Afat menatap tajam ke arah adiknya itu.

"Abi, Acad mau ke pigi main." Ujar bocah kecil itu yang masih sedikit cadel.

"Mau kemana nak?"

"Ke taman abi."

"Yaudah, ayo."

Gus Afat langsung menggendong anaknya menuju ke taman yang tak jauh dari rumahnya disana.

"Abi, acad nak ec klim."

"Tapi jangan banyak banyak ya,"

"Oteyyy."

Mereka pun langsung pergi ke arah orang yang menjual es krim tersebut. Tiba-tiba di saat gus Afat sedang asik berjalan, tak sengaja dia menabrak seseorang yang sepertinya dia mengenali orang tersebut.

"Maaf," ucap orang tersebut yang belum melihat ke arah gus Afat.

Disaat dia menoleh dan melihat ke arah gus Afat, dia sangat terkejut. Akhirnya kedua manik mata itu kembali dipertemukan setelah bertahun-tahun tidak di perlihatkan.

"M-mas," ucap seseorang itu.

Ya, benar sekali, bahwa orang yang ditabrak tadi adalah istrinya sendiri. Siapa lagi kalau bukan Haifa.

"N-nak," Haifa yang ingin memeluk gus Asad langsung sedikit di tepis oleh gus Afat.

"Nak, sekarang kita pergi saja ya. Kapan kapan kita akan kesini lagi." Gus Afat langsung menggendong sang anak dan juga langsung pergi dari sana meninggalkan Haifa sendirian yang sekarang sudah menumpahkan air mata.

"M-maafin aku mas." Haifa hanya bisa menatap kepergian mereka.

Haifa pun langsung pergi dari sana entah kemana. "Gabisa, aku harus bisa jelasin semuanya ke mereka semua." Gumam Haifa sendiri setelah itu langsung pergi dari sana.

GUS MY HUSBAND (Terbit) Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin