Chapter 42

11.3K 529 41
                                    

"Jika benar kamu meninggalkan kami, lantas kenapa dahulunya kamu bersikap seolah-olah kamu tak akan pergi."

~Afatharazka Al-Ihsan.~

.
.
.
.

Dua tahun telah berlalu, dan sekarang umur gus Asad juga hampir menginjak dua tahun pula, tak jauh dari itu diapun semakin aktif dan sudah mengenali benda benda yang ada didekatnya.

"Nak, jangan diberantakin dong barang barang ummi." Haifa benar benar sabar dalam menghadapi anak nya yang satu ini.

"Sayang, kamu kenapa sih teriak teriak masih pagi." Ujar gus Afat yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Tuh liat anak kamu habis semua berantakin barang barang aku." Kesal Haifa kepada anak semata wayangnya itu.

"Kok bisa sih kamu seperti ini hm?" ujar Haifa yang langsung memindahkan anaknya.

"Ya bisalah, orang dia ngikutin kamu juga. Kan kamu ummi nya, emang gak ingat apa kayak gimana dulu bar bar nya kamu." Ucap gus Afat kepada Haifa.

"Kamu apaan sih mas."

"Sana ah buruan pakai baju."

"Ini juga mau pakai."

"Yaudah, buruan."

"Iya mbak."

"Mas."

"Iya sayang, mas cuma bercanda kok."

***

Malam pun tiba, sekarang sudah menunjukkan pukul 23:36. Tetapi Haifa masih juga belum tidur karna sibuk dari tadi memikirkan sesuatu yang entah apa itu. Sedangkan gus Afat dan anak mereka sudah tertidur sedari tadi, tetapi Haifa juga masih belum bisa membuka matanya.

"Aduh gue harus gimana ya." Haifa benar benar ling lung untuk saat ini.

Sedari tadi dia hanya mondar mandir didalam kamarnya dengan sekali kali memandang dua orang yang sekarang sudah tertidur lelap. Dia semakin tidak yakin.

Tiba-tiba dia menangis entah kenapa, dia terduduk dan termenung memikirkan sesuatu yang padahal dulunya sudah jauh jauh hari sudah dia pikirkan.

"Nggak, pokoknya gue harus membuat suatu keputusan yang bulat. Gue gabisa berbohong dengan perasaan gue sendiri."

Setelah beberapa menit dia memikirkan sesuatu, Haifa langsung mengganti bajunya dengan setelan yang agak berbeda, lalu dia mengambil jacket nya, setelah itu dia langsung keluar dari kamar secara diam-diam. Tak lupa dia meninggalkan sepercik surat yang dia letakkan didalam lemarinya.

Sekarang Haifa sudah berada di luar rumahnya, dia pun langsung mengambil motor sport nya tanpa dihidupkan, lalu dia mengeluarkan motor tersebut diluar perkarangan rumah.

Sekiranya sudah jauh dari perkarangan rumahnya, barulah dia menghidupkan motornya. Dan setelah itu dia langsung pergi dari sana dengan beberapa tetes air mata.

***

Pagi pun sudah tiba, gus Afat yang merasa terganggu mendengar suara anaknya yang sedari tadi menagis pun langsung terbangun dan tidak lupa dia mencari Haifa.

GUS MY HUSBAND (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang