Prolog

492 36 5
                                    


Aku membuka mataku, yang pertama kali terlihat adalah langit biru membentang dengan beberapa awan putih yang perlahan bergerak. Cuaca yang cerah pikirku. Suara hembusan angin dan rumput rumput bersinggungan, membuat kesan damai dan tenang. 

Tak lama, aku menyadari bahwa aku terbangun di padang rumput. Entah bagian bumi mana aku berpijak. Masih berusaha untuk mengingat kembali karena bagaimana bisa aku sampai di tempat ini.

Terakhir yang aku ingat, aku sedang dalam perjalanan pulang dari pasar. Karena aku tinggal sendiri, aku biasanya pergi ke pasar lokal sekali seminggu untuk membuat persediaan makananku. Terkadang aku membeli bahan dalam bentuk grosir, karena itu murah, efektif dan efisien dibandingkan dengan membeli satu per satu setiap minggunya. 

Meskipun tidak semua bahan aku membeli seperti itu, karena ada beberapa bahan yang dapat cepat membusuk. Sehingga aku harus mengakali agar tidak membuang buang bahan yang telah aku beli dari uang yang aku hasilkan.

Kembali ke masa sekarang, aku mulai memerhatikan sekitarku. Pakaianku masih sama seperti yang aku kenakan saat pulang dari pasar. Aku membawa troli dorong besi, tas selempang, dan makanan makanan yang aku beli di pasar. 

Aku membeli sekotak apel, pir, kubis, daun bawang, sekantung cabai, sekotak telur, beberapa bungkus daging dan ikan, keju, tepung, gula, garam, minyak, raket nyamuk, sekotak tomat dan beberapa benih tanaman. Aku membeli beberapa benih seperti bunga, sayur dan buah. Karena akhir akhir ini, stok benih di minimarketku sudah menipis. Ditambah hobi berkebun sedang ramai di daerah minimarketku berada.

Aku harap pegawaiku bisa mengelola minimarketku beberapa waktu ini. Bagaimanapun, aku harus tahu tempat apa ini serta bagaimana caranya aku bisa kembali pulang. Meskipun aku ktidak memiliki siapapun tapi aku senang menjalani hariku. 

Walau kadang terasa sepi tapi banyak hal yang bisa aku lakukan di rumah seperti memasak, beberes rumah, menonton tv, membaca komik atau novel atau bermain game. Terkadang aku spontan berkendara di malam hari menuju pantai dan menikmati desiran ombak atau berkendara dengan mobilku menikmati suasana malam kota.

Tapi mari singkirkan pikiran itu sekarang. Aku harus mencari cara untuk melewati malam nanti terlebih dahulu. Setidaknya aku harus membuat tenda untuk beristirahat malam nanti. Aku mulai berjalan mencari sumber air terdekat entah itu sungai atau danau. Lalu aku akan membuat tenda serta api unggun.

Tapi yah padang rumput ini luas sekali. Hanya ada beberapa pohon besar yang bisa dijadikan tempat beristirahat untuk bersandar sebentar. Ada beberapa hewan seperti kelinci dan domba. Tunggu, domba? jika itu domba peliharaan seharusnya ada penggembalanya bukan? mungkin aku bisa bertanya tempat apa ini. Tapi ada yang aneh, tadi aku sempat mengira itu kelinci bukan? tapi ini aneh. Kenapa kelinci berukuran seperti itu? Biasanya mahluk kelinci itu imut hanya setinggi kurang dari lutut kaki orang dewasa. Lalu kelinci apa itu?

Tidak tidak tidak, apa ini mimpi? tapi semua sangat terasa indraku sehingga terasa nyata, jadi mustahil kalau ini mimpi. Apa aku sedang dalam suatu game MMORPG? Tapi aku tidak merasa sedang memainkannya akhir akhir ini. Bukankah aku baru saja pulang dari pasar? Aku benar yakin karena barang barang yang aku bawa. Oh tidak, apa aku terdampar di dunia lain??!!

Travelling in Another World: The BeginningWhere stories live. Discover now