Si Putih dan Si Hitam

58 14 0
                                    

Ppi!! (Banguun!!)

Gugu!

Guu..!!

Ah! Oh? Pagi semua..

Kami memutuskan untuk sarapan pagi terlebih dahulu. Setelah semalam aku membuat dua botol infused water dari | Sour Lemon | dan | Mint Leaf | juga sebotol minuman karbonasi dari | Pine Leaf |, aku meletakkan 3 botol itu di meja samping tepat tidur. Karena hari cukup pagi dan sinar matahari dengan mudahnya masuk kamar lewat jendala, aku menaruh 3 botol itu di samping meja.

Sekarang nama apa yang harus aku berikan kepada kalian?

Ppi..?

Hm..

Spidey? Spiny?

GUGU!

Kalian tak suka? hm apa ya?

Apa berdasarkan warna saja? Si Putih dan Si Hitam?

Gugugu..!

Apa? kalian suka? baiklah, mulai sekarang nama kalian adalah Si Putih dan Si Hitam!

Gu gu guguu!

Gugu gugugu..! (Akhirnya kita punya nama!)

Gugu! (Iya!!)

Eh? Sekarang aku bisa mengetahui apa yang kalian maksud?

Gugu..? ( Benarkah, tuan?)

Apa? Tuan? Siapa? Aku?

Gugugu gugugu.. ! (Iya, tuan adalah tuan!)

Gugu gugugugu (Tuan, tolong panggil aku!)

Ada apa putih?

Gugugu gugu! ( Aku juga aku juga!)

Iya hitam ada apa?

Gugugugugu!!! (Hore!!)

Mereka mengajakku untuk menelusuri hutan lagi. Aku cukup bosan karena beberapa hari ini kami keluar masuk hutan berturut turut. Aku ingin bersantai seharian, bermalas malasan. Disini tidak ada hari libur di hari minggu seperti di Bumi. Aku ingin bersantai.

Tapi sepertinya mereka kecanduan bertarung. Aku tidak ingin terus terusan membunuh semut semut itu.Aku merasa, mereka seperti tidak ada habisnya. Aku juga heran, mengapa serikat petualang tidak mengeluarkan misi pembantaian? Apakah mereka sengaja untuk menjadikan kepala semut itu menjadi suatu komoditas khas kota ini?

Akhirnya, aku setuju dengan kemauan ketiga monsterku untuk menelusuri hutan. Namun kali ini, aku tidak ikut bertarung. Aku ingin memotong dan menguliti mereka saja. Sebelum mereka bertarung, aku menyuruh mereka untuk mengumpulkan ranting kayu untuk membuat daging tusuk lagi. Si Putih dan Si Hitam tentu saja dengan senang melakukannya.

Aku ingin mencoba membuat cuka mangga. Aku hanya perlu memasukkan air yang sudah aku didihkan semalam dan memotong beberapa mangga dan memasukkannya ke wadah kaca. Aku juga ingin membuat jus tapi tidak ada blender disini.

Setelah selesai mengumpulkan kayu, mereka pamit untuk berburu di sekitar. Aku membolehkannya dengan satu syarat, mereka harus berburu dalam satu tim. Mereka setuju, dan pergi meninggalkanku. Aku mengeluarkan beberapa bangkai yang tersisa di - Item Box - dan mulai menguliti mereka.

--

Hari mulai siang dan aku sudah selesai menguliti semua Monster | Fire Ant |. Ditambah aku juga menunggu 70 tusuk daging perut Monster | Fire Ant |. Aku rasa sebentar lagi mereka akan matang, dan aku akan menyimpannya untuk dimakan nanti di - Item Box -.

Sambil menunggu, aku teringat dengan Kotoran | Tree Squirrel | kering.  Aku mengeluarkannya dari - Item Box -  dan ternyata aku punya dua tumpuk kotoran itu semata kaki. Kemudian, aku mencoba menghancurkan kotoran kering itu dengan batu yang aku dapatkan di sekitar. Lalu aku mendapatkan serbuk Kotoran | Tree Squirrel | kering.

Serbuk kotoran | Tree Squirrel | kering

Anda telah menemukan serbuk kering kotoran Tree Squirrel

berguna sebagai penyubur tanaman

Yup seperti yang aku kira!

Aku kembali menaruh mereka di - Item Box -. Lalu, membersihkan tanganku dengan air. Ah aku ingin cuci tangan dengan sabun, mandi dengan sabun, menggunakan shampoo. Aku merindukan mandi yang membuatku benar benar bersih!

Aku teringat dengan cara membuat sabun batang tradisional menggunakan lemak nabati atau hewani yang dipanaskan dengan abu dan ditambahkan dengan garam. Aku ingin mencoba membuatnya nanti. Aku rasa, aku perlu membeli  minyak, garam, gula dan tempat kayu.

Aku rasa, daging tusuknya sudah matang. Kemudian aku menaruh mereka di - Item Box - dan aku berjalan jalan ke arah tempat ketiga monsterku berburu. Aku ingin mengintip cara mereka berburu.

Ppi!!

Guu..!!

Duak!

Gu..!

Syuut!

Aku mengintip dari pohon besar dan menyaksikan ketiga monsterku bertarung. Aku bisa melihat beberapa bangkai Monster | Fire Ant | menggunung di belakang mereka. Apa mereka mengalahkan semua itu? Mereka maniak pertarungan?!

Tapi cukup akui, mereka cukup jenius. Cici menjadi vanguard atau yang di lini depan. Dia menggunakan tendangan kakinya untuk mengecoh monster itu. Kemudian Si Hitam dan Si Putih menembakkan cairan asam mereka dan benang lengket mereka supaya monster itu sulit bergerak. Terakhir, mereka mengeroyok monster itu bersama sama.

Bukankah Si Hitam dan Si Putih baru bergabung bersama kemarin? Bukankah baru kemarin mereka ikut dalam bertarung bersama kami? Apa mereka sekuat itu? Ah aku jadi ingat perkataan Lilia yang mengatakan kalau Widow Spider termasuk monster peringkat D. Aku harap, mereka tidak berevolusi menjadi bentuk yang menyeramkan!

Tak lama, pertarungan mereka selesai. Aku memanggil mereka dan mereka berlari menghampiriku. Sepertinya, mereka berlomba lomba untuk dipuji olehku. Dari wajahnya, aku bisa melihat bahwa mereka bekerja dengan keras. Kemudian, aku mengajak mereka untuk makan siang bersama.

Setelah memasukkan semua bangkai itu ke - Item Box -, aku mulai membagikan beberapa makan siang mereka. Seperti biasa, Cici memilih memakan 3 batang wortel, 2 tangkai besar ilalang dan 2 | Yellow Mango |. Sementara untuk Si Putih dan Si Hitam, aku memberikan mereka masing masing 10 daging tusuk yang sudah dilepaskan dan masing masing 2 | Red Mango |.

Makan siangku cukup sederhana dengan 2 buah | Ordinary Apple | dan 2 | Yellow Mango |. Setelah selesai makan siang, ketiga monsterku melanjutkan perburuan mereka. Sementara aku memotong dan menguliti Monster | Fire Ant |.

Sudah beberapa jam ketiga monsterku menunggu monster lainnya untuk menghampiri mereka. Mereka menggunakan cara yang cukup ekstrim dengan mengalahkan Monster | Fire Ant | secara perlahan agar mereka melepaskan bau yang mengundang kawanannya untuk menolong diri mereka.

Aku rasa, Monster | Fire Ant | takut dengan ketiga monsterku haha. Karena mereka tidak muncul lagi walaupun Cici sudah berkeliaran kesana kemari. Aku rasa mereka berdiam di sarang mereka. Mungkin mereka sedang berjaga di sekitar ratu mereka.

Tak lama, mereka merengek ingin mengalahkan monster lagi. Terpaksa, aku mengikuti mereka dan langsung memasukkan bangkai monster yang sudah aku bongkar. Membiarkan ketiga monsterku memandu jalan ke arah yang mereka inginkan.

Ternyata, mereka membawaku ke salah satu sarang Monster | Fire Ant |. Gila pikirku, harusnya aku tidak pasrah mengikuti mereka begitu saja. Mereka mulai menyeretku untuk masuk ke dalam. Aku dengan ogah ogahan di seret mereka seperti anak kecil yang disuruh tidur siang oleh ibunya.

Travelling in Another World: The BeginningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang