Green Snail

55 11 3
                                    

Setelah selesai menggerus bahan bahan itu, aku melihat air yang di dalam panci sudah mendidih. Aku mengurangi beberapa kayu supaya api nya tidak terlalu besar. Aku menyusun 100 tusuk sate daging monster | Fire Ant | di sisa kayu terbakar yang sudah aku sisihkan sebelumnya. Aku menyusun sate sate itu sedikit jauh dari sumber api dengan menggunakan beberapa batu sebagai penahan agar tidak gosong.

Sembari menunggu daging tusuk itu matang, aku memasukkan serbuk hasil gerusan bahan potion Antidote. Aku membagi serbuk itu setengah bagian, karena untuk membuat potion hanya dapat mengisi 50 botol saja. Karena itu aku membagi 2 resep ini. Selagi menunggu potion ini siap, aku mengaduknya perlahan sambil memberikan mana ke dalam cairan potion itu.

Aku rasa, aku mengaduknya selama 10 menit. larutan potion yang berada dalam panci sudah berubah warna. Ini menandakan bahwa potionnya sudah jadi. Aku mengangkatnya menjauh dari api. Ini dilakukan agar potionnya menjadi dingin dan bisa dipindahkan menjadi stok.

Aku merebus air lagi dengan panci lain. Dengan begini, ramuan serbuk itu sudah habis. Begitu potion ini sudah jadi, aku akan mengisi cairan itu ke dalam botol botol potion.

....

Fiuh,  akhirnya selesai juga!

100 botol ramuan antidote rank D telah siap! Aku selalu antara mengecek panggangan daging tusuk dan mengisi botol ramuan antidote. Hari juga sudah malam, aku segera memasukkan tumpukkan daging tusuk dam ramuan ke  - Item Box -.

Begitu sampai di kamar, ketiga familiarku sedang melakukan aktivitasnya sendiri. Aku cukup terkejut melihat si putih dan si hitam yang sedang mengeluarkan benang mereka.



Putih-Hitam,  apa yang sedang kalian lakukan?



Gugu Guu ( Kami sedang membuat baju untuk master! )



Gugu.. ( Iya!!)



Oh! Benarkah? Terimakasih!  Aku tak sabar melihatnya nanti

Kemudian aku mengatakan pendapatku untuk mengikuti misi pembantaian monster | Green Snail | di utara kota. Seperti yang aku kira, mereka langsung semangat mendengarnya. Kemudian, aku menyuruh mereka istirahat, karena kita akan berangkat pagi buta. Sebenarnya jam aktif monster ini adalah malam hari, karena udara nya dingin serta kelembapan tidak terlalu tinggi, ditambah tidak tersengat matahari.

....

Setelah selesai sarapan, kami bergegas menuju daerah utara kota Great Fortress.  Aku mengawali pagi ini dengan jogging menuju lokasi misi. Aku sudah lama tidak olahraga di dunia ini, aku rasa hal ini cukup bagus. Semalam aku juga memberitahu ketiga familiarku kalau aku juga akan ikut bertarung.

Begitu sampai di lokasi, hanya ada beberapa petualang yang ada di lokasi. Aku rasa beberapa dari mereka sudah pulang. Aku dan ketiga familiarku meneguk ramuan antidote rank D.  Lalu segera membantu petualang lainnya dalam membasmi monster | Green Snail |.

Aku menggunakan tombak yang aku beli dari toko pak heymann. Sebenarnya aku bisa menggunakan dagger, tapi untuk situasi ini cukup menjengkelkan. Aku tidak ingin terkena lendir monster itu. Eh tunggu,  lendir? Seingatku di bumi, lendir siput bisa digunakan sebagai produk kecantikan. Apa khasiatnya mirip dengan di bumi?

Sambil bertarung, aku menggunakan skill penilaianku.  Beberapa bagian monster ini mulai terbaca dengan mudahnya dengan skill ku.  Bagian tubuhnya yang terbaca oleh skill penilaian antara lain: cangkang, antenna, mata, kulit, daging dan lendir.

Dari beberapa deskripsi yang aku baca dengan cepat, aku merasakan sesuatu. Wangi uang!! Jika aku bisa membongkar bangkai monster ini, aku yakin bisa memberiku banyak koin emas!!

Travelling in Another World: The BeginningWhere stories live. Discover now