Ketidakmampuan

85 15 0
                                    

Setelah beberapa keributan di lahan pelatihan petualang, kami memutuskan kembali ke penginapan. Awalnya aku mengira ada perseteruan antar petualang. Namun dugaanku salah, karena pria petualang itu hanya terkejut dengan munculnya Monster | Fire Ant |. Tak hanya itu, cukup awam bagi petualang bahwa Monster | Fire Ant | hidup dalam berkelompok yang terdiri dari semut pekerja, petarung, telur dan tentu saja sang ratu.

Jika sesuai namanya berupa semut, maka seharusnya itu tidak sulit. Namun tidak seperti di bumi, tempat ini adalah dunia lain dimana konsep magis, monster dan beberapa jenis mahluk hidup di luar ekspektasiku.

Jadi asumsi yang aku dapat kemungkinan semut ini memiliki ukuran sekitar Cici. Apabila kemungkinan monster ini seperti beberapa komik manga atau anime yang pernah aku tonton dulu, tubuh semut ini cukup keras karena tengkorak luar mereka.

Tapi sebagaimana hewan semut di bumi, sepertinya sendi mereka cukup mudah untuk dilumpuhkan kan? Karena aku tidak tau kecepatan mereka ketika menyerang, akan lebih baik untuk melumpuhkan beberapa sendi mereka terlebih dahulu sehingga mereka kehilangan keseimbangan dan terjatuh.


Ppi?


Kenapa Ci? Apa kau kurang suka makan malam mu?


Ppi...


Ah kau sedih karena tidak ada wortel?


Maaf Ci, sepertinya stok wortel di pasar sedang sulit karena munculnya | Fire Ant |


Bertahan sebentar ya Ci, sampai nanti ada stok wortel lagi di pasar, ok?


PPI!


--

Cici sudah tertidur, sementara aku memersiapkan kemungkinan untuk esok hari. Keributan sore itu di gedung serikat, membuat munculnya misi pengintaian mendadak untuk mencari sarang dari Monster | Fire Ant |. Mereka sama menjengkelkannya dengan Goblin, sangat cepat berkembang biak. Jika dibiarkan sehari, mereka bisa membuat 1 sarang besar dengan satu ratu lainnya.

Untung saja, aku kembali ke kota ketika siang hari. Jika aku kembali ketika sore, antrian untuk masuk ke kota akan sangat panjang dan pemeriksaan akan membutuhkan waktu yang sangat lama. Itu akan membuatku semakin sulit untuk melatih membidik dengan panah busur dan magis.

Bicara mengenai magis, siang hari tadi aku memutuskan untuk membeli beberapa skill offensif. Aku sempat terkejut dengan banyaknya poin skill yang bisa aku habiskan di toko skill. Tapi aku tidak ingin gegabah. Aku membeli Skill - Butcher - dan - Dismantle -

Kedua skill itu memiliki kesamaan untuk memotong monster sebagai item. Aku merasa bodoh karena membeli dua hal yang sama. Aku harap, seiring meningkatkan level skill kedua itu, ada perbedaan sehingga aku tidak merasa menyesal memilih kedua skill itu.

Aku memiliki 100 poin skill store setelah 3 hari melakukan misi pengumpulan dan menggunakan Skill - Collect - secara berkala. Sementara untuk uang, aku memiliki 5 koin perak atau senilai 500 koin tembaga. Setelah beberapa hari menjalani aktivitas di dunia lain ini, aku mulai mengerti beberapa hal.

Semalam, aku baru sadar kalau | Skill Store | ada pembaruan mengenai cara mendapatkan Exp. Jika aku mengalahkan monster, maka automatis akan mendapat 1 poin dan poin tambahan bergantung jenis monster atau tingkat kesulitan monster itu sendiri. Kemudian mengumpulkan tanaman juga memberiku Exp meski hanya menambah 0.5 saja.  

Aku sempat tertawa tentang kebodohanku sendiri yang tidak bisa membedakan antara perak dan perunggu. Ketika hari kedua aku menyelesaikan misi, Lilia sempat meledekku tentang perbedaan perak dan perunggu. Aku hanya bisa terdiam malu melihatnya tertawa. Tapi berkat itu, aku jadi menyadari sesuatu.

Hal terpenting, tentu saja uang. Sistem uang di dunia ini sangat jauh berbeda dengan negara asalku di bumi yaitu Indonesia. Hanya saja, ternyata sistemnya sangat simpel. 1 koin tembaga cukup untuk membeli roti keras di bumi. Lalu 1 koin perak sama dengan 100 koin tembaga.

1 koin emas kecil sebanding dengan 100 koin perak. Terakhir 1 koin emas besar bernilai sama dengan 100 koin emas kecil. Aku jadi teringat dengan Gold Chrysanthemum yang berada di - Item Box -.  Keseluruhan aku memiliki 10 koin perak ya?

Mengingat profesiku sebelumnya di bumi sebagai pemilik sekaligus manajer toko, memiliki banyak uang cukup membuatku tenang. Aku tidak naif dengan beranggapan bahwa aku bukan seorang mata duitan. Tapi melihat kondisiku sekarang yang terdampar, setidaknya dengan uang cukup membuatku bisa bernafas.

Jujur saja, aku sempat berpikir untuk menawarkan diri untuk ikut dalam misi pengintaian. Maksudku, dengan Skill - Search - akan lebih mudah untuk mengetahui posisi sarang mereka bukan? Tak hanya itu, Cici dengan spesies monster Black Furry Rabbit juga cukup peka untuk melakukan pencarian dengan telinga dan indra penciuman mereka.

Tapi aku sadar dengan kemampuanku. Aku tidak ingin naif dan keras kepala yang berujung menyusahkan orang lain nantinya. Aku yang lemah sekarang juga tak ingin menyakiti Cici karena kecerobohanku dalam menjalankan misi. Karena Cici membuatku teringat dengan hewan peliharaanku yang telah lama mati di bumi.

Mengingat itu, membuatku teringat lamunanku di lahan pelatihan petualang siang hari tadi. Sudah seharian ini aku teringat akan kehidupanku di bumi. Kemudian membandingkan kehidupanku di bumi dulu dan kehidupan beberapa hari belakangan di dunia lain ini, aku mulai nyaman meski hanya dengan kehadiran Cici.

Aku hidup sendiri di bumi karena aku sedari kecil hidup di panti. Di negri asalku, tingkat penduduk kami tertinggi ke empat di seluruh dunia. Karena itu banyaknya populasi mengakibatkan banyaknya masalah kesenjangan di masyarakat. Meskipun begitu, aku tidak menyerah dan berusaha sehingga aku bisa bekerja dan akhirnya memiliki sebuah toko kelontong terkenal di Indonesia.

Besok aku berencana menyisir di pingiran hutan yang agak jauh dari perbatasan kota. Kemudian menggunakan gabungan Skill - Search - dan - Detection - untuk menghindari monster berbahaya. Mungkin aku mencoba menggambar peta ketika menggunakan Skill - Search - nanti dan memberikan info beberapa sarang monster | Fire Ant |.

Jika mereka curiga denganku, aku akan beralasan bahwa aku mengumpulkan tanaman herbal di pinggir hutan, namun aku melihat sesuatu gundukan aneh tak jauh dari posisiku. Apa itu terdengar aneh? Apa nanti mereka akan tetap mencurigai ku?


Travelling in Another World: The BeginningWhere stories live. Discover now