Laporan

33 3 0
                                    

Setelah berbincang dengan Pak Bram, aku diberitahu kalau aku dicari oleh Pak Perth yang notabene kepala serikat petualang. Seingatku aku tidak membuat masalah dengan beliau atau petualang lainnya. Apa ada sesuatu yang terjadi? Entahlah..

Tok

Tok

Tok

Siang Pak Perth, Saya Sean.

Sean? Silahkan masuk.

...

Kemana saja kau ini??

Maaf..

Haa sepertinya kau punya alasanmu sendiri. Saya akan mendengarkannya nanti. Jadi aku ingin berbicara mengenai pembantaian green snail.

Pak Perth menceritakan misi pembantaian yang berada di utara kota beberapa waktu lalu. Setelah aku mengatakan bahwa cangkang monster itu dapat diolah, sepertinya nilai jual dari monster itu bertambah. Dan beberapa orang mulai menaruh minat akan bahan material dari monster green snail. Bukan hanya itu, gagasanku yang membuat daging tusuk dari daging monster green snail yang terkenal sulit diolah disukai oleh Pak Bram dan Pak Perth. Ini menandakan potensinya sebagai bahan makanan bagi masyarakat.

Tak hanya itu, bahkan Pak Perth memberikanku banyak daging Monster Green Snail serta tentakelnya untuk dijadikan daging tusuk. Dia menyarankanku untuk berjualan juga untuk pekerjaan sampinganku. Dengan catatan sisakan porsi untuk Pak Bram dan dirinya. Untuk saat ini aku menyetujuinya, tapi aku juga berbicara apabila ke depannya aku menjual resep dari daging tusukku dan makanan itu bisa dijual di pasaran.

Setelah membicarakan itu, familiarku merasa lapar. Aku meminta maaf ke Pak Perth dan ijin untuk membiarkan familiarku untuk makan siang di ruangannya. Aku juga menyarankan bahwa sebaiknya kami makan siang bersama. Pak Perth pun menyetujuinya. Lilia membawa peralatan makan Pak Perth dan kami mulai makan bersama.

Aku menghidangkan tumis kangkung dan tumis daging white ibis yang aku buat tadi pagi. Kebetulan aku memasak dalam jumlah banyak sehingga aku tidak perlu repot repot memasak lagi. Awalnya Pak Perth skeptis karena daging White Ibis yang sulit dikonsumsi karena baunya yang cukup menyengat dan tekstur dagingnya yang keras.

Namun begitu Pak Perth melihat keempar familiarku makan dengan lahap, ia mulai memberanikan diri untuk mencoba. Akhirnya, dia memakannya.

Hm? Enak!

Benarkah? Syukurlah jika Pak Perth suka.

Kau tau nak, kau selalu membuatku terkejut dengan masakanmu.

Terimakasih atas pujiannya.

Ngomong ngomong selama ini kau kemana Sean?

Kami pergi menjelajahi hutan.

Benarkah?

Lalu familiarku menyeretku pergi ke dungeon, namanya Hollow Cave.

Uhuk uhuk!

Pak Perth? Anda baik baik saja? Minum ini Pak.

Ah.. Apa? Kalian kesana?

Ya, dungeonnya bertipe gua bukan labirin.

Sebentar, salahku yang menanyakan hal ini ketika makan. Selesaikan dulu makanan ini, baru kita berbicara tentang dungeon yang kau maksud tadi.

Aku menjelaskan pengalamanku di dungeon Hollow Cave. Aku menjelaskan monster tiap lantainya dan boss monster penjaga lantainya. Tak luput pembicaraan hadiah serta boss inti dungeon ditanyakan juga oleh Pak Perth. Menurut Pak Perth, sudah tiga tahun lebih dungeon Hollow Cave tidak dimasuki oleh para petualang. Ini disebabkan pelarangan yang dibuat oleh serikat petualangnya sendiri.

Travelling in Another World: The BeginningWhere stories live. Discover now