5

17.2K 1.3K 76
                                    

"Bangunlah, aku sudah membuatkan sup." Sean mengusap wajah Saga, membuat sang empu mengeliat.

"Semalam kau mabuk berat, pasti terasa pusing. Jadi aku membuatkanmu sup, ayo bangun." Lagi Sean, membangunkan sang suami.

"Eum, sebentar lagi," ucap Saga.

Sean menghela napas, Saga selalu susah dibangunkan.

"Baik, aku menunggumu dibawah."

Setelah mengatakan itu Sean berlalu pergi. Ia menyiapkan sarapan.

Sean membasuh tangannya, ia tersenyum manis saat melihat Saga menuruni tangga.

"Kau tampan sekali," celetuk Sean, saat Saga duduk dikursi.

"Aku tahu," sahut sang empu. Sean menyiapkan semangkuk sup pereda pening.

"Aku membuatnya khusus untukmu, mengapa kau mabuk diacara kemarin?" tanya Sean.

Saga hanya diam, ia menikmati supnya.

"Jika ada masalah, ceritalah. Kita harus berbagi, kita ini sudah mengikat janji," ucap Sean, Saga menghentikan suapannya, ia menatap Sean yang tersenyum manis sampai matanya menyipit.

"Jika aku ceritakan, maka kaulah yang akan mabuk," ucap Saga, lalu mendengus setelahnya.

Kerutan dikening Sean tercetak, saat mendengarnya. Apa masalahnya memangnya?

"Katakanlah," ucap Sean.

Saga menghela napas, ia mendorong mangkuk yang sudah sisa sedikit itu, agak menjauh.

"Aku tak mau membahasnya, lain kali kau akan tahu," ucap Saga, ia berdiri dari duduknya. Sean hanya bisa pasrah, ia segera menyiapkan tas kantor Saga, benar-benar submisif yang memerankan peran istri yang baik.

"Hari ini kau akan pulang jam berapa?" tanya Sean.

"Delapan malam mungkin, entahlah." Saga menerima tas kerjanya. "Vanya akan datang kemari, layani dia dengan baik. Dia temanku," ucapnya, yang hanya diangguki Sean.

"Saga." Sean menarik tangan Saga sebelum dominan itu pergi. "Cium aku," pintanya.

Saga tampak berpikir sebentar, sebelum ia menarik pinggang Sean, lalu mengecup bibir Sean sekilas.

"Aku pergi," ucap Saga.

Sean tersenyum tipis, pagi ini Saga bersikap lumayan baik. Walaupun masih bersikap dingin, namun, setidaknya Saga tak berbuat kasar.

_____

Tiba dikantor, Saga segera masuk ruangannya. Saga dan aura kepemimpinannya, sudah menjadi rahasia umum bahwa sang pemimpin perusahaan ini, sosok hangat dan juga perhatian.

Siapa sangka jika sosok yang selalu karyawan puja-puja akan kebijaksanaannya, adalah sosok buruk bagi pasangan hidupnya.

Bahkan Saga sudah sering memesan wanita jalang untuk memuaskan hasratnya, melupakan fakta jika ia sudah menikah.

"Pagi Pak!" sapa pegawai, yang ditanggapi dengan senyuman dan sapaan balik Saga.

"Saya ingin memberikan dokumen, dan juga memberikan profil tentang pegawai baru," ucap Demon, ia memberikan map yang ia bawa.

Saga menerimanya, ia memeriksa profil pegawai baru terlebih dahulu.

"Dia hanya sekolah tingkat kejuruan?" ucap Saga, yang dianggki Demon.

"Tapi dia sudah memiliki pengalaman kerja didunia industri, jadi menurut saya, tak buruk untuk menerimanya,"

Saga mengangguk, orang berpendidikan tinggi memang penting, tapi yang sudah memiliki pengalaman jauh lebih penting.

Broken [END]Where stories live. Discover now