PROLOG

689 34 1
                                    










THE STORY






HAS







BEGIN.














     Seperti burung yang terbang dari sangkarnya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.













     Seperti burung yang terbang dari sangkarnya. Kehidupan ini tak lepas dari kata "rumah" untuk seseorang itu sendiri. Rumah yang penuh dengan cinta, rumah yang bisa membuat diri merasakan aman dan damai, hanya itu yang dibutuhkan oleh setiap manusia.



"Hidup tidak akan bisa kalian ulang untuk kehidupan selanjutnya. Buatlah hidupmu penuh cinta, dan jangan sekali-sekali berprasangka kepadanya."



Gadis dengan rambut panjang hitam terikat itu menatap seorang pendeta yang tengah berbicara dihadapan orang-orang yang berdiri ditempat yang ramai itu.

Jung Jiyeon. Parasnya yang cantik itu bahkan mampu membuat orang-orang yang ada disekitarnya menatap dirinya dengan tatapan kagum. Namun dia tidak peduli, justru ia kini tengah sibuk menatap pendeta yang terus berbicara kata-kata mutiara dan bijak untuk menyongsong sebuah kehidupan.

Saat sedang fokus mencerna, Jiyeon dibuat kaget saat pendeta itu berjalan ke arahnya dan berhenti dihadapannya.

Jiyeon menaikkan kedua alisnya.

"Hidupmu adalah kisahmu. Dan suatu saat seseorang akan menjadi bagian dari kisah itu. Teruslah hidup untuk menyinarinya, karena hanya kau yang akan menjadi takdirnya."

Jiyeon terdiam.

Pendeta itu berjalan pergi begitu saja meninggalkan Jiyeon yang hanya diam. Beberapa orang yang tadinya bergerombol, kini berangsur bubar setelah sang pendeta pergi. Pendeta itu terkenal akan ramalannya yang hanya 3 tahun sekali ia katakan ditempat itu.

Festival budaya yang diadakan di Seoul 3 tahun sekali. Banyak biksu, pendeta, dan sebagainya yang juga menunjukan aksi ramalannya, namun hanya pendeta itulah yang kini mampu membuat orang-orang percaya akan ramalannya.

Jiyeon menggaruk kepalanya yang tidak gatal, gadis itu berjalan menyusuri jalanan yang ramai ke arah seorang wanita yang tengah sibuk melihat karya karya budaya, seperti topeng, hanbok, dan sebagainya.

"Wae? Wajahmu tidak enak dipandang."

Jiyeon menatap sahabatnya yang bernama Kim Jiwoo.

"Ani..." Lirih Jiyeon dengan wajahnya yang tampak berpikir membuat Jiwoo tak percaya.

SAVE ME [PARK SUNGHOON]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora