O3. A MISTAKE

184 23 1
                                    

         Sepanjang meeting dilakukan, Jiyeon hanya diperintahkan untuk membantu mempersiapkan bahan-bahannya saja karena ini adalah hari pertama dirinya bekerja, jadi otomatis gadis itu belum mengerti proses dan isi meeting tersebut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




Sepanjang meeting dilakukan, Jiyeon hanya diperintahkan untuk membantu mempersiapkan bahan-bahannya saja karena ini adalah hari pertama dirinya bekerja, jadi otomatis gadis itu belum mengerti proses dan isi meeting tersebut.

Jiyeon menatap Sunghoon yang tampak sangat bijak dalam mempresentasikan pekerjaannya dihadapan para klien pentingnya. Disisi lain juga, Jiyeon bisa belajar dan mengerti tentang isi meeting itu.

"Ini adalah suatu proyek besar Tuan Park. Untuk proyek sebesar ini, risiko pasti akan sangat mengancam juga."

Jiyeon menoleh menatap Sunghoon.

"Benar, Tuan Kim," Sontak semua mata menatap ke arah Sunghoon, dan begitupun juga Sunghoon yang terdiam.

"...maaf, maksud saya Tuan Oh. Untuk itu, pihak kami sudah sangat menjamin jika risiko tidak akan mengganggu perkembangan proyek ini."

Jiyeon menatap Sunghoon tiada henti. Jujur dari hati yang paling dalam, lelaki itu sangat pintar, jenius, dan bijak dalam memimpin meeting di pagi hari itu.


Tak lama kemudian, meeting selesai setelah berjalan dengan sangat lancar. Sesuai yang diharapkan, para investor sangat yakin dalam jaminan yang diberikan oleh Sunghoon didalam proyek ini. Perusahaan Sunghoon sangat mengalami kenaikan yang sangat melebihi target.

Kagumnya Jiyeon adalah, Sunghoon dapat mempertahankan proyek ini dengan pikirannya sendiri. Bahkan, lelaki itu bekerja keras setelah dikhianati oleh sang sekretaris sebelumnya, yang kini sudah berada di penjara karena sebuah kasus.

Jiyeon berjalan di belakang Sunghoon. Lelaki itu berjalan menunu ruangannya.

"Sekretaris Jung."

"Nee, Sajangnim." Jiyeon membungkukkan badannya di saat Sunghoon berbalik badan menghadap dirinya.

"Kau akan terus mengikutiku?" Tanya Sunghoon menekuk kedua alisnya.

Jiyeon menaikkan kedua alisnya.

"Nee?"

"Ruanganmu ada di sana." Ucap Sunghoon menunjuk ke arah sebuah ruangan yang letaknya hanya di sebrang ruangan miliknya.

Jiyeon mengerjapkan matanya.

"Ah! Nee! Terimakasih, Sajangnim." Jiyeon membungkukkan badannya dan berjalan ke arah ruangannya.

Sebelum Jiyeon memasuki ruang kerjanya, gadis itu menatap Sunghoon yang masuk ke dalam ruangannya dari celah pintu yang hendak tertutup rapat.

Jiyeon menutup pintunya. Gadis itu menghela nafasnya kasar, ia berdecak kesal, memukul kepalanya sendiri, dan menggerutui dirinya sendiri karena kebodohannya.

"Bodoh sekali. Untung saja dia dibukakan hatinya oleh tuhan. Jika tidak, kau akan dipecat di hari pertamamu, Jiyeon-ah." Monolog Jiyeon memukul dirinya sendiri.

SAVE ME [PARK SUNGHOON]Where stories live. Discover now