20. SORRY

94 13 2
                                    

        Kini, gadis dengan dress putihnya itu mampu membius orang-orang yang melihatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









        Kini, gadis dengan dress putihnya itu mampu membius orang-orang yang melihatnya. Jiyeon datang ke perjamuan perayaan ulang tahun klien perusahaannya, dengan penampilan yang sangat bercahaya. Ia berjalan masuk sembari menyapa orang-orang yang juga menyapanya di sana.

"Selamat datang Nona Jung. Selamat menikmati acara ini."

Jiyeon menoleh, menatap sang pemilik acara berjalan mendekat ke arahnya dengan senyuman yang lebar.

"Terimakasih, Tuan Sim." Ucap Jiyeon tersenyum membungkukkan badannya.

Tuan Sim tampak menatap sekeliling.

"Dimana Tuan Park?" Tanya nya menatap bingung Jiyeon yang berdiri sendiri di hadapannya.

"Ah, sebentar lagi mungkin akan datang. Beliau masih sibuk mengurus sesuatu." Ucap Jiyeon masih dengan senyuman di wajahnya.

"Oh..,"

"...kalau begitu, silahkan menikmati hidangannya Nona Jung."

"Nee, Tuan Sim. Terimakasih banyak." Jiyeon membungkukkan badannya lagi. Ia menatap Tuan Sim yang berjalan ke arah meja yang di atasnya terdapat segelas minuman yang tampak menggoda.

"Silahkan, Nona Jung. Spesial untuk anda." Tuan Sim mengulurkan segelas minuman itu kepada Jiyeon.

Jiyeon membulatkan matanya kaget, ia terkekeh.

"Terima kasih banyak, Tuan Sim." Jiyeon meraih minuman itu dan tersenyum menatap sang klien.

"Aku permisi dulu. Selamat menikmati."

Jiyeon membungkukkan badannya untuk kesekian kalinya, mempersilahkan Tuan Sim untuk pergi meninggalkannya sendiri diantara tamu-tamu lainnya.

Gadis itu duduk di kursi kosong, menatap para tamu lainnya yang sibuk mengobrol dan menari sembari meminum minuman yang di berikan oleh Tuan Sim kepadanya.












S A V E
M E












Tampak seorang lelaki tampan itu tengah menatap ke arah depan dengan gelisah. Ia melirik sang ayah yang berdiri di sampingnya, namun sang ayah malah memberi sebuah tatapan yang mampu membuatnya terdiam.

Sunghoon berdiri, menatap pintu kepulangan bandara.

"Appa, aku harus menghadiri acara itu-"

"Setidaknya temui dia dulu, kau bisa pergi setelah itu." Putus sang ayah dengan tegas menatapnya.

Tak lama, Sunghoon bisa menatap wajah seseorang yang tak asing untuknya. Ia tampak berlari dengan beberapa bodyguard yang membawakan kopernya di belakang.

"Sunghoon-ah!"

Teriaknya berlari ke arah Sunghoon dan ayahnya yang berdiri di antara para bodyguard mereka.

SAVE ME [PARK SUNGHOON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang