1» Miracle in Liverpool

4K 440 207
                                    

Kau hanya membuang waktu mengikuti idola seperti itu. Kenapa kau menghabiskan uang untuk album-albumnya yang tidak berguna? Apa dia tahu kau hidup? Untuk apa memajang foto-fotonya di setiap sisi kamarmu? Ugh... Jennie sudah muak mendengar pertanyaan-pertanyaan itu. Memangnya jika dijelaskan, apa mereka mau mengerti? Mereka belum merasakan saja di notice Victor berkali-kali.

Victor itu lelaki yang sangat cocok untuk dijadikan bahan haluan. Soal ketampanan, dia sudah jauh di atas pangeran William dan Pangeran Harry. Siapa yang tidak akan tergila-gila kepadanya? Orang-orang menyebutnya sebagai boyfriend material. Love language nya physical touch, act of service nya tak perlu diragukan. Meskipun kadang ia terkesan bad boy, tetapi hal itulah yang menjadi daya tariknya.

Jika dilihat dari sudut pandang seorang penggemar, Victor adalah sosok yang sangat sulit untuk di gapai. Dia itu Rockstar. Tidak ada satupun masyarakat Inggris yang tidak mengenali dirinya. Jadi Jennie sebagai fans, cukup tahu diri. Ia memang mencintai Victor tetapi hanya sebatas cinta antara penggemar dengan idola. Jennie tidak berani menjatuhkan hati lebih dari itu. Toh, disudut hatinya juga ada nama lelaki lain.

"Liam, mengapa kau bertingkah seakan-akan aku baru menjadi master fansite? Aku sudah menekuni bidang ini selama delapan tahun. Ayolah, kita masih bisa menghabiskan waktu setelah aku pulang dari New York!"

Liam hanya mendengus sembari memasang earphone. Ia sudah jenuh dengan perkataan Jennie. Bayangkan saja, ia memiliki seorang kekasih, tetapi kekasihnya sibuk menggilai lelaki lain. Jika terus begitu, bagaimana Liam tidak marah? Jennie selalu menomorsekiankan dirinya.

"Aku tahu, dihatimu Victor nomor satu, dan aku nomor sekian. Kalaupun aku protes, kau juga tidak akan memperdulikannya. Saat ini, aku sedang malas berdebat. Jika kau ingin pergi, pergi saja. Mari bertemu lagi setelah kau kembali ke London." jawab Liam dingin.

"Babe..." Jennie mengerucutkan bibirnya. Liam memang mengizinkannya pergi, tapi sebenarnya Jennie tahu bahwa izin yang ia dapatkan itu adalah sebuah bentuk amarah yang sedang Liam pendam. "Melihatmu begini, aku jadi tak tenang jika pergi sendiri. Ikutlah bersamaku. Lima jam lagi, aku akan pergi ke bandara."

"No, I can't do that. Semalam saat kau menolak ajakanku, aku sudah memutuskan untuk bergabung dengan Joshua. Dia anggota komunitas relawan. Hari ini kami memiliki agenda untuk menyelamatkan kucing-kucing yang terlantar di sekitar Regent street."

Liam itu dokter hewan. Dia sangat menyukai hewan-hewan lucu, terutama anjing dan kucing. Jennie bahkan sempat memanggil Liam sebagai cat maniac. Sebab, jika Jennie berulang tahun, hadiah yang ia dapat bukanlah baju atau perhiasan, melainkan seekor kucing yang dipelihara Liam. Itupun kucing yang dikasih tidak satu. Kadang tiga, kadang lima. Sesuka hati Liam saja.

"Hm, baiklah kalau begitu." Jennie pun memeluk Liam sebentar sebelum ia pamit untuk pulang.

Seperti yang Jennie jelaskan pada Liam tadi, lima jam lagi ia akan berangkat ke bandara. Biasanya jika sudah menyangkut band The Rowdier, Jennie akan mengajak salah satu temannya untuk pergi bersama. Temannya itu juga seorang master fansite. Namanya Aurora Louisa. Tidak seperti Jennie yang tergila-gila pada Victor, Louisa justru tergila-gila pada Jevano Alexander, sang drummer tampan yang ada di band tersebut.

"Yang dipukul drum, yang bergetar hatiku." gumam Luoisa ketika baru masuk di kamar Jennie.

"Kau sudah siap berangkat?" tanya Jennie.

"Sudah, koperku ada di luar."

"Kameramu bagaimana?"

"Sudah kusiapkan. Aku membawa empat."

THE ROCKSTAR ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang