26» Flight to Indio, California

2.2K 315 98
                                    

Jet pribadi yang Jennie miliki sudah stand by di landasan pacu siap untuk take off. Sejumlah barang-barang seperti koper dan tas pun telah di angkut dari mobil Ferrari untuk dipindahkan ke dalam jet. Malam ini merupakan malam di mana Jennie dan Louisa akan melakukan penerbangan ke California untuk menghadiri festival Coachella, mendukung perfomance dari band The Rowdier.

Meski baru dua hari berpisah, tetapi rasanya Jennie sudah tak sabar menemui Nathaniel Victory. Satu hari yang lalu, Victor sempat menghubunginya. Dia bilang, bahwa mereka tidak akan bisa berkomunikasi dengan intens karena ia akan di sibukkan dengan berbagai hal untuk menyuguhkan penampilan yang sempurna di hari acara.

Jennie sebagai supportive girlfriend tentu tak keberatan dengan hal itu. Yang ada, ia justru semakin menyemangatinya.

Penerbangan malam ini akan di mulai pada pukul tujuh. Dan menurut perkiraan sang Pilot, mereka akan sampai di Indio pada pukul enam pagi. Rentang waktunya cukup lama sehingga membuat Jennie dan Louisa merasa bosan. Louisa pun memberi ide untuk menonton drama Netflix saja. Namun ketika dramanya ditayangkan, ia malah mendengarkan lagu galau dengan posisi bergulung di dalam selimut berlogo Celine.

"Ada apa denganmu?" ujar Jennie sembari mencabut sebuah flashdisk dari bagian belakang televisinya.

Kini mereka berada di ruang khusus yang menyediakan berbagai fasilitas.

Menatap Jennie dengan sayu, Louisa pun bertanya. "Apa kau pernah terjengkang di ujung jurang? Aku merasa bahwa se-sekarat itulah aku sekarang."

"Astaga, jantan mana lagi yang membuatmu terjengkang?"

Louisa langsung menjawab dengan nada sebal. "Bajingan! Bukan terjengkang, tapi sekarat!"

"Ya, apa pun itu. Terserah. Apa yang terjadi sehingga kau seperti janda yang uring-uringan setelah kematian suaminya?"

Louisa pun mulai duduk untuk menceritakan kisah hidupnya yang malang. Sementara Jennie mulai memperhatikannya dengan serius.

"Sebelum kita ke Bandara, aku mendapatkan panggilan telepon dari ayahku. Dia bilang, bahwa dia akan menyeretku dari rumahmu, jika aku tidak pulang ke kediamannya. Lalu aku bilang, ya seret saja aku sepuas hatimu, asalkan aku duduk di atas skateboard."

Merasakan hawa panas mulai mengisi ruangan, Louisa langsung menutup mulut Jennie sebelum Jennie mengeluarkan kalimat penuh hujatan.

"Kau diam dulu, Bestie." tegurnya dengan nada selembut kain sutra. "Situasiku saat ini sangat genting. Aku masih dipaksa untuk menikah dengan duda itu. Ayahku bilang bahwa duda itu sangat menyukaiku karena aku sangat cantik dan seksi. Pantas saja beberapa hari ini akun Instagramku sering di boom like. Beberapa DM juga masuk dengan emoticon cinta satu kebun. Aku kira itu hanya orang iseng saja. Tapi setelah aku lihat, ternyata dia adalah pria yang sama yang ingin dijodohkan denganku."

Merasa penasaran, Jennie pun berkata. "Mana lihat, calonmu itu? Apa dia tampan?"

Sambil membuka ponselnya, Louisa pun menjawab, "Dia jelek." Kemudian ia menyodorkan ponselnya kepada Jennie. "Ini, namanya Christopher Robert. Umurnya sudah setengah abad."

Dari caranya menjawab, Jennie kira Robert itu sungguhan jelek, keriput, bahkan beruban. Namun setelah ia melihat betul-betul foto yang ditunjukkan Louisa, Jennie langsung terperangah.

"LOUISA, I THINK YOU SHOULD PUT YOUR EYES OUT AND REPLACE THEM WITH DOG'S EYES! THIS GUY IS ABSOFUCKINGLUTELY HANDSOME AND HOT!"

"LOUISA, I THINK YOU SHOULD PUT YOUR EYES OUT AND REPLACE THEM WITH DOG'S EYES! THIS GUY IS ABSOFUCKINGLUTELY HANDSOME AND HOT!"

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
THE ROCKSTAR ✓Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon