3» Build A Bitch

2.9K 389 203
                                    

Jika kita menginginkan sesuatu, bukankah kita perlu effort yang besar untuk mewujudkan itu? Dalam apapun bentuknya, kita pasti berusaha mengupayakan yang terbaik bukan? Sama halnya dengan Victor. Jalan cintanya tidak semulus jalan tol. Ia sempat ditolak lima kali oleh Rhazelle karna saat itu Rhazelle sedang menaruh hati pada lelaki lain.

Persetan dengan kata-kata "Aku bisa bersaing dengan orang yang mencintaimu, tetapi tidak dengan orang yang kamu cintai". Nyatanya Victor mampu mengambil hati Rhazelle dan menjadikan Rhazelle sebagai kekasih pertamanya.

Ya, kalian tidak salah dengar. Kekasih pertama. Jika kalian pikir Victor lelaki playboy, kalian keliru. Kalau waktu untuk bermain game saja Victor tak punya, apalagi waktu untuk bermain wanita? Di dalam hidupnya, Victor hanya disibukkan oleh dua hal. Satu, menulis lagu. Dua, mengagumi Rhazelle.

"Aku pikir jarak hotel ini hanya 15 menit dari lokasi syutingmu. Tetapi kau terlambat datang satu jam. Kau tersesat, sweetie?"

"Bukan tersesat. Aku di tilang polisi." jawabnya sembari keluar dari mobil. Mobil tersebut merupakan mobil terbaru keluaran produk Ferrari. Tetapi bagian depannya tampak sedikit penyok.

"Kau habis menabrak apa?"

"Tiang lampu."

"Bagaimana bisa?"

"Sudah takdir tiang itu tertabrak, Victor. Jangan kau ungkit lagi."

Rhazelle menanggapinya dengan nada malas. Dia itu memang memiliki satu hobi yang buruk. Yaitu berkendara dengan kecepatan tinggi menggunakan mobil sport.

"Ini mobil kesembilan yang kau rusak, Rhazelle."

"I know that. Then, why? Kau kesal padaku karna mobil ini pemberianmu?"

"Aku tidak perduli soal mobilnya! Aku justru mengkhawatirkan mu! Kemarin kau menabrak pohon, lalu sekarang tiang lampu, apa besok korbanmu manusia?! Jika manusia itu yang terluka, ya tidak apa-apa! Tetapi bagaimana jika yang terluka itu kau? Apa kau pernah berfikir sampai kesana?!"

Rhazelle berdecak sebal. Ia tampak melepaskan kacamata hitamnya. "Jangan memusingkan sesuatu yang tidak terjadi. Kamarmu nomor berapa? Aku mengantuk."

Victor tampak mengulurkan card access nya. "190, lantai 9."

"Nice numbers." ucap Rhazelle sembari memberikan kunci mobilnya pada Victor.

"Why are you giving me this?" tanya Victor bingung.

"Baby, I don't see the valet. Bisakah kau memarkirkan mobil ini ditempat yang benar? Aku akan menunggumu dikamar."

Victor menghela nafas. "Pergilah,"

"Thank you! Kau memang yang terbaik!" satu kecupan lembut pun langsung mendarat di pipi Victor. Victor pun membalas kecupan Rhazelle, sebelum Rhazelle masuk ke dalam hotel.

"Hiks, hiks..."

Masih dengan berlinang air mata, Jennifer menyaksikan kejadian kecup mengecup yang dilakukan oleh Victor dengan kekasihnya. Louisa yang juga berada disana, tampak mengusap-usap punggung Jennie dengan harapan agar Jennie bisa sedikit tabah.

"Jennifer, hentikan tangisanmu. Hidup memang berat. Yang ringan hanya kapas."

"Diam kau! Aku menangis bukan karna melihat mereka bermesraan!"

"Lalu karna melihat Liam bermesraan tapi bukan denganmu?"

Tak mampu menjawab, Jennie hanya kian menangis tersedu-sedu. Mengapa si bangsat satu itu kalau berbicara suka benar? Mengetahui fakta bahwa Liam selingkuh itu sudah sakit, tetapi melihat Victor mengecup mesra pipi Rhazelle ternyata tak kalah sakit.

THE ROCKSTAR ✓Where stories live. Discover now