13» Step by Step

2.8K 401 216
                                    

Jika seorang wanita ditanya apa yang mereka inginkan, mungkin kebanyakan dari mereka akan menjawab uang, lalu perhiasan mewah, tas branded keluaran terbaru, atau jika mereka tak tahu diri, mereka akan meminta sebuah mobil sport.

Tetapi, mengapa Jennie tidak demikian?

Victor tahu bahwa Jennifer Kim itu anak dari keluarga konglomerat. Mudah baginya untuk mendapatkan hal-hal yang wanita lain inginkan. Namun jika ia meminta diri Victor sebagai reward dari kemenangannya, bukankah itu agak berlebihan? Bagi Victor, dirinya bukanlah sesuatu yang bisa diminta seenaknya dan bisa diserahkan seperti benda.

"Aku tidak tahu apakah aku harus mengatakan iya atau tidak. Karna menurutku, permintaanmu sedikit keterlaluan. Tetapi seandainya aku memberimu kesempatan, hal apa yang akan kau lakukan?"

Satu sudut bibir Jennie tampak terangkat. Pertanyaan Victor terkesan meragukannya.

"Just let me do what your ex couldn't. Jika dia tak bisa membuatmu merasa di cintai, maka aku yang akan melakukannya. Jika dia mengkhianatimu dengan begitu jahatnya, maka aku akan membuatmu merasakan bagaimana memiliki wanita yang setia."

"Aku tahu, permintaanku ini terlalu tiba-tiba untuk kau dengar. Andaikan sekarang kau merasa ragu, aku dapat memakluminya. Tapi kau juga perlu mengingat satu hal, Victory. I can treat you better than she can. If she takes away your happiness, I will give it back to you more! Kau bisa menganggap perkataanku barusan sebagai sebuah janji."

Menautkan jadi kelingkingnya dengan jari kelingking Victor, Jennie pun kembali menambahkan. "Dan ya, kau juga harus tahu bahwa Jennifer Kim tidak pernah mengingkari janjinya."

Dengan tatapan yang serius dan intonasi bicaranya yang tegas, Victor tahu bahwa Jennie tidak bermain-main dengan perkataannya. Sambil memandangi jemari Jennie, Victor pun mengatakan, "Let's do it step by step, Jane. Jika bunga butuh waktu untuk mekar, maka perasaan juga demikian."

"Uhm. I agree with that. Let's build this relationship step by step." jawabnya sambil tersenyum lucu.

Jennie sungguh tak masalah dengan ajakan Victor barusan. Justru ia bersyukur. Setidaknya, ia tak mendapatkan penolakan. Meskipun tak mengatakannya secara gamblang, namun dari apa yang Victor ucapkan, Jennie jadi tahu bahwa ia mendapatkan sebuah kesempatan. Sebuah kesempatan untuk membina hubungan yang lebih dekat dari hubungan idol dengan penggemar.

Setelah pembicaraan mereka selesai, Victor pun pulang ke kediamannya. Karna kebetulan saat itu anggota keluarga Jennie sudah tak ada di rumah. Jadi, Jennie bisa membawa Victor kabur dengan aman.

Saat pintu baru terbuka, Victor melihat semua anggota band nya duduk di sofa. Disana juga ada Chiero, seorang produser sekaligus pemimpin label. Mereka tampak menunggu kedatangan Victor. Hari ini mereka memang sudah memiliki janji untuk rapat. Kontrak mereka dengan perusahaan akan berakhir besok lusa. Sementara kemarin, Victor bersikeras untuk tidak melanjutkan kontraknya.

"Victor, entah kau berhenti atau tidak, itu keputusanmu. Kau punya hak untuk itu. Namun cobalah ingat, sudah berapa banyak titik peluhmu terkuras untuk sampai di tahap ini? Kau dan para anggotamu sama-sama berjuang untuk di kenal dunia. Sekarang, ketika kalian sudah berada dipuncak, kalian ingin mengakhiri The Rowdier begitu saja? Bukankah terlalu sayang?" ujar Chiero.

"Kita bahkan sudah bersama-sama belasan tahun. Jangan hanya karna satu wanita, persahabatan kita menjadi rusak." sambung Johnny.

Victor pun mulai angkat bicara, "Yang membuat rusak, bukan wanita. Tapi anggota kita sendiri. Jika kalian menganggap ku tak profesional, aku pikir masih ada yang lebih tak profesional dariku. Kalian hanya sedang menutup mata. Bukankah kalian tahu siapa yang paling sering melanggar aturan di band kita? Siapa yang suka bertindak seenaknya? Siapa yang paling sering menjatuhkan nama The Rowdier?"

THE ROCKSTAR ✓حيث تعيش القصص. اكتشف الآن