23» Bite Me, Please!

2.7K 331 148
                                    

Menurutmu, seperti apa level tertinggi dari sebuah hubungan? Apa dengan menjalani hari-hari yang menyenangkan bersama si dia? Atau saling menaruh rasa percaya sekaligus menutup celah untuk orang ketiga?

Begitukah?

Kalau menurut Victor, level tertinggi dari sebuah hubungan adalah ketika ia bisa memperkenalkan orang yang ia cintai pada orang-orang terdekatnya. Kedengarannya sepele, bukan? Tapi apa semua orang bisa melakukannya? Tidak. Jika tak terbesit kata 'serius' dalam hubungan itu, mana mungkin seorang pria berani mendatangkan kekasihnya ke hadapan sahabat dan kedua orang tuanya?

"Hallo, everyone... Aku Jennifer Kim,"

Jennie menyapa dengan sopan. Ia juga tersenyum dengan hangat pada Aston, Johnny dan Jevano yang baru saja datang. Ketiga pria itu tampak bingung. Kehadiran Jennie di studio bukan sesuatu yang mereka perkirakan. Victor juga tak pernah memberitahu bahwa akan ada orang lain yang menemani mereka latihan.

Sambil menatap dengan bingung Aston bertanya, "Kau... Kau bukankah wanita yang ada di backstage waktu itu? Kita sempat berkenalan 'kan?"

Johnny pun mulai teringat sesuatu. "Saat kami konser di Liverpool, bukankah kau yang bernyanyi bersama Victor?"

"Eh, dia 'kan master fansite J for V. Bukankah kau teman Louisa?" kali ini Jevano yang bertanya.

Jennie tak tahu harus menjawab yang mana dulu. Di satu sisi ia senang, karna mereka semua bisa mengingat siapa Jennie yang notabene nya seorang penggemar. Seharusnya seorang penggemar tak perlu diingat sebegini nya. Entahlah, entah apa yang Jennie amalkan sampai ia terus-terusan hoki seperti ini.

"Victor, apa tak ingin menjelaskan sesuatu? Mengapa ada Jennie disini? Jangan bilang dia menyusup ke rumah mu untuk mendapatkan sebuah foto?" tanya Johnny lagi.

"Hey! Aku tak segila itu!" jawab Jennie tak terima. "Lagi pula, akun fansite ku sudah lama ku tutup! Pekerjaanku pun sudah lama berganti!"

"Jadi, apa pekerjaan barumu?" tanya Aston kemudian.

Kali ini Victor yang menjawab, "Pekerjaannya membuat hari-hariku menyenangkan. Mari, biar kuperkenalkan ulang. Dia adalah kekasihku. Namanya Jennie. Ku pikir untuk sekedar nama kalian sudah tahu. Karna dulu kita sering membicarakan soal keroyalannya dalam membeli album. Dia penggemar nomor satu ku. Dia adalah wanita yang ada di backstage waktu itu. Dia juga wanita yang sama yang bernyanyi bersamaku beberapa tahun lalu di kota Liverpool. Dan ya, dia teman baik Louisa."

Ketiga nya melotot kaget.

"Jangan bilang, wanita yang kau susul hingga ke Seoul adalah dia???" tanya Jevano. Ia kembali teringat dengan penuturan Victor yang mengatakan bahwa ia sedang menyukai seseorang.

Lalu tanpa beban Victor menjawab, "Mau bagaimana lagi? Nyatanya memang dia. Dia adalah penenang jiwa sekaligus obat penyembuh luka. Dia tak lagi sekedar penggemar bagiku. Arti kehadirannya sudah lebih dari itu."

Victor menjelaskannya dengan mata yang tertuju pada Jennie. Seketika hati Jennie bak berganti menjadi lautan bunga. Jutaan kupu-kupu terasa hinggap di setiap kelopaknya. Rasa panas di pipinya pun kian terasa tatkala mendapati Victor tersenyum manis dengan tatapan yang sangat tulus dan penuh cinta.

"John, kau salah jika menganggapnya sebagai penguntit. Dia tak menyusup untuk masuk ke sini. Dia memiliki izin. Tak hanya dariku, tapi juga dari orang tuaku."

Johnny menganga lebar. Ia tak percaya dengan kalimat panjang yang baru saja ia dengar. "Hubungan kalian sudah se-serius itu?"

"Apa kami terlihat bercanda?"

"Tidak. Maksudku, ini terlalu mengejutkan. Aku tak pernah mengira bahwa kau akan menjalin hubungan dengan penggemar mu sendiri. Ku pikir, wanita yang kau suka setipe dengan Rhazelle. Tapi Jennie sangat berbeda."

THE ROCKSTAR ✓Where stories live. Discover now