29» Cause I'm Jennie

1.8K 314 220
                                    

Menurutmu kata apa yang cocok untuk menggambarkan keterkejutan Rhazelle sekarang? Apa... super duper shock? However, this is pretty crazy by the way. Tak perduli bagaimana ia berpikir, ia tetap saja tak bisa memahami bagaimana orang asing seperti Jennie bisa memasuki kamar supermodel sepertinya. Bukankah hotel yang ia sewa ini terkenal dengan keamanannya yang tinggi?

"What are you doing here, Jennifer?!" tanya Rhazelle dengan accent british yang begitu kental. Rasa kantuk yang semula melanda, kini mendadak hilang.

"Just playing games with you. Bukankah kau yang mengajakku bermain duluan?" ucap Jennie balik bertanya. Pistol ditangannya masih belum berhenti berputar. Senyumnya yang lebar membuat Rhazelle ragu untuk melangkah mendekat.

Mengalihkan pandangannya dari pistol ke arah Rhazelle, Jennie pun melanjutkan. "Kau tahu, Nona Gracewell? Di sepanjang karirku, aku tak pernah di terpa oleh isu miring. Tetapi berkat dirimu, kini pandangan orang-orang begitu buruk kepadaku. Sebenarnya, apa saja yang sudah kau katakan pada media?"

Rhazelle yang ditanya seperti itu, hanya bisa diam mematung. Entah ia takut pada Jennie atau memang ia malas saja menanggapinya.

Merasa di abaikan, Jennie pun berdiri dengan raut wajah yang datar. Namun sorot matanya terasa begitu tajam dan menusuk. "Apa kau bisu? Kemarin mulutmu tak bisa berhenti berkicau mengatakan bahwa aku ini merebut Victor. Sekarang, katakanlah hal yang serupa. Di depanku. Di depan wajahku. Aku ingin melihat seberapa besar keberanianmu."

Akhirnya wanita itu bereaksi juga. Ia tampak tertawa sebelum melipatkan tangannya di dada. "Oh, jadi kau marah seperti ini karena statement ku kemarin? Jika yang ku katakan tidak benar, harusnya kau membela diri di hadapan mereka! Bukan malah menyelinap masuk ke sini! Aku bisa saja melaporkanmu atas pelanggaran privasi, Jennifer!"

"Kalau begitu laporkan aku."

"Apa?"

"Laporkan aku." tantang Jennie santai.

"Apa kau gila?!"

Jennie hanya menanggapinya dengan suara tawa yang mengudara. "Menurutmu jika aku di penjara, berapa tahun masa hukuman yang harus ku jalani? 1 tahun? 2 tahun? Ah, itu sebentar sekali 'kan? Itu juga tidak akan banyak mempengaruhi jalan karirku. Ya, mau bagaimana? Aku ini seorang owner. Aku tak bekerja untuk orang-orang, tapi orang-orang yang bekerja untukku."

Memandang Rhazelle dengan remeh, Jennie pun kembali tertawa. "Kalau kau, tipe yang kedua 'kan? Cukup dengan satu buah skandal, karirmu akan terbang melayang."

"Tutup mulutmu, Sialan! Cepat keluar dari kamar ini, atau aku akan memanggil pihak keamanan!"

"Aku tidak akan pergi. Silahkan panggil mereka."

Mendengar ucapannya yang sangat menantang, membuat Rhazelle tak sabar menuju ke pintu kamar. Tapi belum sempat ia melangkah, tiba-tiba suara Jennie kembali mengambil alih perhatiannya.

"Jika pintu itu terbuka sedikit.... saja, aku tidak bisa menjamin kedua betismu selamat dari peluru ku. Kau... masih ingin berjalan di catwalk 'kan?"

Itu jelas bukan hanya sekedar gertakan belaka. Jennie tampak sungguh-sungguh dengan perkataannya. Hal itu tentu saja membuat nyali Rhazelle ciut seciut-ciut nya. Menjadi seorang model adalah profesi yang ingin ia tekuni sampai mati. Tapi tentu saja ia tidak ingin mati di tangan Jennie.

"Sebenarnya apa yang kau inginkan dariku?!"

"Konferensi pers."

"Apa?"

"Aku ingin kau menyanggah semua tuduhan yang sebelumnya kau tujukan kepadaku."

Bukannya menerima, Rhazelle justru menolak dengan tegas. "Aku tidak mau! Kenapa aku harus melakukannya? Tadi aku sudah mengatakannya kepadamu, jika kau tidak setuju dengan statement ku, silahkan bantah sendiri! Bukankah kau juga punya mulut untuk membela diri?!"

THE ROCKSTAR ✓Where stories live. Discover now