28» Don't Mess With Me

1.9K 311 120
                                    

Entah karena terlampau tenar atau teknologinya yang terlalu canggih, skandal narkotika dan dating Victor kini telah tersebar ke seluruh negara. Bahkan berita yang di rilis media terkesan di lebih-lebihkan hingga membuat satu dunia gempar. Tak ayal, berita-berita tersebut pun akhirnya sampai ke telinga Javier Kim, ayahanda Jennie.

"Jane! Ponselmu!" buru-buru Louisa memungut ponsel Jennie yang tergeletak di atas lantai. Sementara Jennie nya sendiri sudah berlari keluar kamar untuk mencari lift.

"Jane! Waittt! Your dad is calling!" teriak Louisa lagi. Saat itu, Louisa belum mengetahui berita tentang penangkapan Victor atau pun berita tentang kencan Victor dan Jennie. Jadi, ia sempat terheran-heran melihat Jennie begitu panik seperti baru saja melihat hantu.

"Ada apa denganmu?!"

"Kacau. Ini kacau."

"Memangnya-" tiba-tiba Jennie menutup mulut Louisa demi mengangkat panggilan ayahnya.

"Hallo, Ayah? Bisakah kita berbicara nanti saja? Ada urusan yang harus aku tangani. Setelah selesai, aku akan menghubungi Ayah lagi." belum sempat Jennie mematikan ponselnya, tiba-tiba ayahnya menyahut.

"Tunggu sebentar, Jennifer! I need to talk to you! Alih-alih menjelaskan, kau malah ingin kabur?! Sebenarnya apa yang sedang terjadi? Mengapa Victor tiba-tiba tersandung kasus Narkoba? Kau bahkan juga ikut terseret ke dalam salah satu skandalnya! Tidakkah kau berpikir bahwa skandalnya itu bisa merusak citramu sebagai seorang pimpinan? Saham mu pun akan anjlok di pasaran! Jika begini, Ayah terpaksa melarang mu untuk berhubungan dengannya! Dia bukan lelaki baik, Jennifer! Dia pecandu!"

"Ayah!" Jennie memanggil dengan nada membentak. "Ayah jangan termakan dengan berita yang di sampaikan media! Itu semua tidak benar!"

"Apanya yang tidak benar?! Wajahmu bahkan terpampang dengan jelas dan namamu di siarkan dengan lantang! Jika berita kencanmu itu benar, berarti berita pemakaian obat-obatannya itu juga benar!!! Apa lagi yang ingin kau sangkal, Jennie?!" tanya Javier dengan amarah yang menggebu-gebu.

"Aku tidak perduli dengan pendapat orang lain. Bahkan sekalipun itu pendapat Ayah! Karena aku tahu bagaimana kehidupan Victor. Di hidupnya dia hanya di sibukkan oleh dua hal! Pertama aku, kedua, gitarnya. Bukan malah heroin atau pil ekstasi, Ayah! Jika Ayah tak percaya, tak masalah. Meski dia di hujat satu dunia, aku akan terus mendukungnya!"

Kalimat panjang itu menjadi akhir dari perbincangan mereka. Jennie pun menyimpan ponselnya di saku dengan raut wajah marah, sementara di sampingnya ada Louisa yang terpaku di tempatnya. Apa yang baru saja dia dengar? Berita kencan? Pemakaian obat-obatan? Sudah berapa lama dia tenggelam di goa?

"Aku tidak punya energi untuk menjelaskan semuanya. Kau lihat saja ponselmu." ucap Jennie sambil menekan angka tiga di tombol lift.

Sekarang Jennie mengerti mengapa Victor tak kunjung kembali meski ia sudah pergi hampir empat jam. Awalnya Jennie kira Victor hanya sedang menikmati pestanya. Ia sama sekali tidak pernah berpikir bahwa Victor akan berakhir di penjara. Apalagi oleh alasan yang sama sekali tidak masuk akal.

"Membeli heroin? Menyimpan 135 pil ekstasi? Ini gila, Jane! Aku akui bahwa anak band sering kali terjerumus ke obat-obatan semacam ini, apalagi yang ruang lingkupnya berbasis metal seperti The Rowdier. Tapi sebagai fans veteran, aku yakin sekali bahwa Nathaniel Victory itu bersih. Semua member juga bersih. Andaipun ada yang kotor, itu cuman Christian. Karena ia yang paling sering tertangkap memakai obat-obatan! Apa mungkin...."

Jennie tampak menunggu ujung dari kalimat Louisa. Tapi kemudian ia menyahut dengan mengatakan, "Aku tidak tahu."

Ting!

THE ROCKSTAR ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang