Marking ⚠️

3.2K 177 18
                                    

Harum masakan tercium dari pantry mansion minimalis milik Grey Moon Pack. Hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit bagi Donghyuck untuk memasak beberapa jenis makanan yang kini apik tertata di meja makan. Donghyuck melepas apron yang melingkar di pinggang rampingnya dan melangkahkan kakinya menuju kamarnya di lantai dua.

Donghyuck dapat mendengar suara televisi yang menyala, pasti Minhyung sedang menonton, pikirnya. Donghyuck membuka pintu kamar dan mendapati Minhyung yang sedang duduk nyaman di sofa menghadap ke televisi.

"Hyung! Ayo turun. Kau harus mencicipi masakanku!"

Minhyung menoleh, mendapati Omega manisnya yang kini tersenyum. Minhyung bangkit dan mengikuti langkah Donghyuck.

"Oh, can't wait! Aromanya menggiurkan. Kau pandai memasak Hyuckie?"

"Heum! Di Kanada, biasanya aku yang memasak untuk Daddy Jae. Dia penggemar nomor satu masakanku! Pasti sekarang dia merindukan masakanku."

Donghyuck terkikik kecil, menggemaskan. Hati Minhyung sedikit ngilu mendengar nama Elder yang dahulu ia sebut uncle itu. Teringat kembali akan cerita ayahnya tentang betapa bejatnya Elder yang dipanggil Daddy oleh Donghyuck. Dalam hati berpikir, apakah Donghyuck tidak tahu kelakuan bajingan kedua Daddynya itu pada Haechan?

"Wah wah, ini terasa seperti kau menjamuku sungguhan. Bocah kecil yang dulu selalu menempeliku dengan jalannya yang sering tersandung ini benar-benar sudah tumbuh dengan baik ya?"

Minhyung melihat makanan yang tersaji dihadapannya. Donghyuck beringsut mendekati Minhyung, menarik bahu Minhyung agar sedikit merunduk dan berbisik kecil.

"Tentu saja, bukankah kau juga menyukai tubuhku yang tumbuh dengan baik ini, Hyung?"

Minhyung menarik pinggang Donghyuck mendekat.

"Berani sekali kau menggodaku di rumahmu sendiri, little bear? Berterimakasih lah karena saat ini perutku sedang kelaparan. Karena jika tidak, kupastikan aku memakanmu."

Jari Donghyuck berputar-putar di dada bidang Minhyung, netranya naik menatap manik hitam Minhyung.

Astaga, Hyungnya ini sungguh tampan sekali.

"Well, take me as a dessert, perhaps?"

Minhyung memutar bola matanya, mendengar rayuan dari adiknya tersebut. Bibir tipisnya tersenyum kemudian melumat pelan bibir penuh Donghyuck. Sebenarnya hanya sebentar, tapi Donghyuck mengalungkan lengannya di leher Minhyung dan memperdalam ciuman tersebut. Dan tentu saja Minhyung tidak menolak. Keduanya berpagutan mesra dan intim, saling menekan tengkuk masing-masing seolah lidah yang bertaut itu kurang dalam menjelajah rongga mulut pasangannya.

Kriuukkkkkk

Donghyuck melepaskan tautan bibir mereka, menyisakan benang saliva di antara keduanya. Minhyung mengusap bibir basah Donghyuck dengan ibu jarinya. Sumpah, ingin rasanya menerjang Omega di hadapannya. Tapi sungguh, cacing di perutnya sedang tidak bisa diajak kompromi. Donghyuck tertawa mendengar suara perut Minhyung.

"Ayo makan, Hyung."

"Heum. Kita lanjutkan nanti ya." Minhyung menggigit cuping telinga Donghyuck pelan.

"Well.."



----



"Emmhhhh, yahh, aku suka..."

"Ohh benarkah? Kau suka aku menyentuhmu disini? Seperti ini, mm?"

Donghyuck mengangguk pelan. Merasakan lidah Minhyung menjilati leher dan telinga Donghyuck dari belakang. Leher Donghyuck bersandar pada pundak Minhyung. Memberikan akses pada sang kakak untuk mengeksplor leher jenjangnya.

JINX - SIGMA AFTER STORY [END]Where stories live. Discover now