Gone

1.4K 180 67
                                    

"Mau kemana Haechan?"

Langkah kaki Haechan terhenti karena cekalan di lengannya. Tidak hanya sampai disana, lengan Haechan ditarik kuat membuat tubuh mungil Haechan berbalik berhadapan dengan sang Elder tertua. Haechan memilih untuk memalingkan wajahnya dari Jaehyun. Tidak mau menatap mata Jaehyun karena entah mengapa Amethyst milik Jaehyun dapat memancing Topaz Haechan muncul begitu saja.

"Haechan, sejak kapan berdiri disini? Kenapa tidak masuk saja? Hmm?"

"Lepaskan aku, bisa tidak?"

Jaehyun dengan segera melepaskan cengkraman tangannya dari lengan Haechan. Membuat Haechan mengusap pelan bekas kemerahan yang ditimbulkan saking kuatnya cekalan yang Jaehyun lakukan. Jaehyun menutup pintu ruangan yang di dalamnya masih terdapat Donghyuck yang sedang bermanja-manja pada Jeno.

"Masuklah Haechan, Donghyuck akan sangat senang jika kau mau bergabung dan berbincang bersama di dalam, ayo.."

Haechan menggeleng.

"Demi Donghyuck, kau mau melihatnya bersedih jika menyadari bahwa orang yang melahirkannya malah menghindari kedua ayahnya? Setidaknya lakukanlah demi Donghyuck, ya?"

"Berhenti menggunakan Donghyuck untuk mempengaruhiku, Hyung! Dan satu hal lagi, apa yang sebenarnya kau ceritakan pada Donghyuck? Aku bertaruh kau tidak menceritakan kelakuan gilamu dengan Jeno Hyung pada Donghyuck! Kau meracuni Donghyuck dengan cerita buatanmu, benar bukan?"

Netra hitam Haechan menatap Jaehyun dengan nyalang. Jaehyun sendiri menunduk sambil tersenyum tipis, kemudian kembali menegakkan kepalanya. Dengan cepat menarik pinggang ramping Haechan dan membawa Haechan dalam pelukan. Haechan terkesiap sesaat. Kedua tangannya Haechan tekuk di depan dada memberi jarak tubuhnya dari tubuh Jaehyun.

"Kau benar, sayang. Aku memberinya kisah yang sangat indah tentang kita yang ditakdirkan, namun semuanya hancur begitu saja hanya karena sebuah ikatan mate."

Haechan berontak, menghempaskan jemari Jaehyun yang melingkar di pinggangnya. Menunjuk Jaehyun tepat di depan wajahnya sambil mendesis.

"Berkali-kali aku pernah mempercayaimu berubah, Hyung. Namun setiap kali itu jugalah kau menyadarkanku bahwa kau ataupun Jeno, kalian benar-benar sudah tidak tertolong lagi. Aku akan langsung kembali ke Korea besok, tepat setelah Mark sampai dan menjemputku."

Haechan melangkah mundur dari hadapan Jaehyun, setelah dirasa berada dalam jarak aman, dengan cepat Haechan berbalik menuju kamarnya. Masuk dan mengetikkan beberapa kombinasi angka untuk mengunci pintu kamarnya, kunci digital. Haechan mencari ponselnya, menghubungi Mark yang sayangnya tidak terhubung karena Mark masih dalam perjalanannya menuju Kanada. Haechan mondar-mandir di dalam kamarnya, cemas sekali. Rasa takut yang selama ini sudah sirna tiba-tiba muncul begitu saja, mendera hatinya. Anak Omega-nya, Donghyuck... Ternyata memiliki pemikiran yang sangat bertolak belakang dengan kejadian yang dialami Haechan. Haechan mengusak surai kecoklatannya dengan gusar.

Bingung harus bagaimana, selama ini Donghyuck hidup dan tumbuh bersama Jaehyun, mendapatkan limpahan kasih dari Elder tersebut. Apa jadinya Donghyuck jika Haechan menceritakan betapa bajingannya kedua Daddy Elder-nya. Dan bahwa semua cerita dan kisah yang Jaehyun ceritakan itu tidak benar. Memang kapan Haechan mencintai Jaehyun dan Jeno? Bahkan dalam rusaknya memori Haechan dahulu, Haechan tetap memilih Mark saat mereka bertiga menemukan Haechan di hutan kawasan.

Haechan pening karena merasa bahwa Donghyuck memang sengaja membawanya ke Kanada agar bersama kembali dengan Jaehyun dan Jeno.

"Tapi, bukankah terlalu kebetulan Jeno Hyung terbangun begitu saja setelah aku datang?"

Haechan membaringkan tubuhnya di ranjang, perlahan kantuk menyapa, membuai Haechan dan mengantarkan Haechan memasuki alam tidurnya. Tubuhnya terasa lelah dan pikirannya sedikit kacau.

JINX - SIGMA AFTER STORY [END]Where stories live. Discover now