Change

1.5K 220 81
                                    

Jaehyun berlari memasuki rumah mewahnya setelah mendapatkan panggilan telepon dari Donghyuck yang mengabarkan bahwa Jeno telah membuka mata dan terbangun dari tidur panjangnya. Jaehyun langsung menghampiri kamar sang adik kembarnya dan mendapati Jeno yang duduk merebahkan punggungnya di sandaran ranjang. Jeno tampak tersenyum menyambut kedatangan kakak kembarnya, kedua matanya membentuk bulan sabit yang begitu dirindukan oleh Donghyuck selama ini.

"Hyung..."

"Astaga Jeno! Akhirnya kau sadar!"

Jaehyun mendekat dan memeluk Jeno singkat namun erat. Memegang bahu Jeno dengan kedua tangannya. Netra Jaehyun tampak berbinar melihat wajah sang adik yang kini tampak hidup. Tidak lagi diam dan berbaring.

"What hyung? Miss me?"

"Damn of course Jen!"

Jaehyun mengusak kasar surai Jeno yang tampak berantakan. Interaksi keduanya teralihkan saat Donghyuck bergabung di antara keduanya. Jaehyun memeluk Donghyuck dengan sebelah lengannya, mengecup kening Donghyuck dengan penuh sayang, sedangkan yang dicium memandang pada Daddy Jeno-nya.

"Daddy Jeno, peluk dan cium aku juga... Aku menantikanmu belasan tahun Dad..."

Jeno tertawa dan menarik Donghyuck lalu menciumi pipi gembil Donghyuck, membuat Donghyuck terkikik kegelian. Donghyuck bahagia sekali, bersama kedua ayahnya seperti saat Donghyuck masih sangat kecil dulu. Keinginan Donghyuck melihat kembali wajah tersenyum Daddy Jeno-nya tercapai sudah.

Sedangkan di sudut kamar yang besar tersebut, Ji-Sung memperhatikan dalam diam. Jemarinya mengepal melihat betapa sukacitanya Donghyuck. Jauh di lubuk hatinya merasa iri luar biasa karena semudah itu dapat bersentuhan dan merasakan kasih dari Jeno, ayah biologisnya. Dan sikap Ji-Sung tidak luput dari pengamatan Haechan. Haechan beringsut berjalan kecil mendekati Ji-Sung. Menepuk punggungnya perlahan.

"Kau sudah tahu bukan? Jaemin yang cerita padaku jika Jaemin sudah pernah menceritakan semuanya padamu beberapa tahun lalu..."

Ji-Sung terdiam, mengalihkan netranya dari Jaehyun dan Jeno serta Donghyuck yang masih tampak saling melepas rindu dengan pelukan dan kecupan-kecupan sayang, Ji-Sung menatap Haechan yang memperhatikan dirinya.

"Hmm, ya aku tahu."

"Kau tahu tapi kenapa malah berhubungan dengan Hyuckie seperti itu? Apa kau sengaja?"

Ji-Sung terkekeh, "Kalau aku bilang iya, bagaimana?"

Haechan terkesiap mendengar jawaban Ji-Sung. Mengelus dadanya perlahan sambil bergumam dengan suara kecil namun Ji-Sung masih bisa mendengarnya dengan jelas.

"Kalau tahu kenapa dilakukan sih? Memang kegilaan Jeno Hyung menurun pada anaknya, aku tidak heran tapi tetap saja... Ish.."

"Jangan lupa bahwa Donghyuck juga memiliki darah dari Elder Jeno.. oh ingatkan juga untuk bertanya pada anakmu, Minhyung. Minhyung juga mengetahui kalau dirinya dan Donghyuck bersaudara tapi malah menghamilinya."

"Setidaknya mereka berdua tidak memiliki ayah yang sama..."

"Kau mendukung hubungan mereka? Mereka berdua anakmu, jika kau lupa. Dalam tubuh Minhyung dan Donghyuck mengalir darahmu."

"Tapi darah Alpha yang mengalir dalam tubuh mereka berbeda! Itu yang terpenting. Tetua Sandara memberitahuku bahwa hubungan saudara seibu memiliki sedikit resiko daripada saudara seayah..."

"Wah lucu sekali, bukankah kau dan Alphamu tidak menyetujui hubungan mereka? Setidaknya itu yang kudengar dari Donghyuck."

"Aku... Awalnya memang begitu, mate adalah harga mati, itu yang selalu kuyakini. Tapi melihat Minhyung memiliki mate seperti Arin, hatiku mengganjal sekali.. rasanya lebih baik Minhyung-ku bersama dengan Donghyuck-ku saja..."

JINX - SIGMA AFTER STORY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang