Aegi

1.7K 218 41
                                    

"Tolong!! Cepat kumohon!! Red Code!"

Suara brankar didorong oleh petugas medis yang baru turun dari Ambulans terdengar nyaring. Seorang dokter jaga Instalasi Gawat Darurat dengan segera menghampiri petugas medis yang datang membawa korban.

"Status?"

"80/60. Terlalu rendah, dia kehilangan banyak darah dokter, teman korban mengatakan bahwa korban sedang mengandung."

"Dan dimana temannya itu?"

"Menyusul di belakang mobil ambulans.."

"Siapkan OR [Operation Room]! Panggil dokter Kim dari OBGYN dan dokter Yoon.. korban mengalami kejang! Oh tidak, jantungnya berhenti berdetak! Sudden Cardiac Arrest! CPR! Siapkan defibrillator!"

Dokter jaga tersebut menaiki tubuh lemah sang pasien yang tergeletak penuh darah. Memberikan tekanan di dada, mempertahankan kestabilan posisinya karena brankar terus didorong menuju OR.

Dan saat itu pula, Ji-Sung tiba. Melihat Donghyuck. Ya, itu Donghyuck. Ji-Sung mencelos melihat dokter yang tampak panik memberikan CPR pada Donghyuck. Brankar terhenti sesaat. Dokter berhenti memompa, merasakan kembali denyut nadi sang pasien. Mengumpat pelan dan kembali memberikan CPR. Perlahan brankar berbelok dan tubuh Ji-Sung ditahan saat akan menyusul.

"Kau temannya? Segera hubungi keluarganya untuk memberikan persetujuan operasi. Pasien kritis."

Tangan dan jemari Ji-Sung tremor. Pertama kalinya dirinya menghadapi situasi semacam ini. Ponsel ditangannya bahkan terjatuh saat Ji-Sung berusaha mencari nomor seseorang dari ponsel milik Donghyuck dengan wallpaper wajah tidur Minhyung yang kini layarnya sudah retak.

--

Lorong Seoul Medical Center tampak seorang pemuda yang berlari tergesa. Nafasnya memburu. Jantungnya berdebar luar biasa cepat. Menuju ke lantai tempat Donghyuck dioperasi. Minhyung terkejut bukan main saat Haechan menghubunginya dan mengatakan bahwa Donghyuck kecelakaan dan sekarang sedang dioperasi.

Langkah Minhyung terhenti saat melihat mom Haechan-nya yang tampak terisak dalam pelukan Mark. Disana tetua Sandara, Renjun, Ten, Chenle dan Sungchan turut menunggui operasi yang dijalani oleh Donghyuck. Netra Minhyung bergulir pada Ji-Sung yang terduduk lemah di ujung kursi panjang. Dengan cepat menghampiri dan mencengkram kerah seragam Ji-Sung.

"Sialan, kau apakan Donghyuck-ku?"

"Aku yang seharusnya bertanya padamu, bajingan! Kau apakan Donghyuck-ku?"

Semua yang berada di ruang tunggu khusus itu terdiam. Atensi sepenuhnya pada kedua Alpha yang tampak saling menyalahkan satu sama lain. Termasuk Chenle yang hatinya berdenyut nyeri mendengar ucapan Ji-Sung.

Donghyuck-ku?

"Jangan memutar balik keadaan bangsat!"

Minhyung melayangkan tinjunya pada Ji-Sung. Ji-Sung tersungkur. Tidak berusaha melawan karena sumpah tenaganya terkuras sejak tadi. Ia menyaksikan sendiri sebuah mobil yang melintas menabrak tubuh Donghyuck hingga terpental. Saat itu Ji-Sung hendak menghampiri Donghyuck yang sedang berjalan keluar dari mobilnya untuk  menyebrang menuju kedai es krim. Kejadiannya sangat cepat. Ji-Sung sempat terpaku beberapa detik saat mendengar bunyi debuman keras saat hantaman itu terjadi. Jalanan sore itu tampak lengang.

"Hahahahaha, aku merasa sumpah ya, Donghyuck itu sial sekali! Dan kau! Kau salah satu penyebab kesialannya!"

Ji-Sung tertawa dalam tangisnya. Ya, Ji-Sung menangisi Donghyuck. Menunjuk tepat di wajah Minhyung yang kini menampakkan raut bingung.

"Kau..."

"Aku melihatnya! Jelas sekali siapa yang menabrak Donghyuck."

Haechan melepaskan diri dari pelukan Mark. Mendekati Ji-Sung yang masih duduk di lantai. Tidak berniat untuk bangun setelah tersungkur tadi. Mark menarik lengan Haechan agar menjauh dari Ji-Sung. Jangan lupa apa yang pernah dilakukan Ji-Sung pada Haechan, Mark waspada saja. Tapi Haechan menepis lengan Mark. Merunduk menyentuh bahu Ji-Sung.

JINX - SIGMA AFTER STORY [END]Where stories live. Discover now