Like We Just Met

2K 232 64
                                    

Seorang Omega tampak sedang memeluk tubuh Elder yang terbaring di atas ranjang Rumah Sakit. Yang dipeluk membalas rengkuhan tersebut sambil mengusap pelan punggung sang Omega. Saat sang Omega melepaskan pelukannya, sang Elder menekana sebuah tombol yang membuat ranjang bagian atasnya naik, membantunya untuk duduk.

"Dadd... huks, b-bagaimana menurutmu?"

"Hmm, aku tidak tahu Hyuckie, hanya saja mungkin itu ide yang cukup masuk akal.. kurasa aku tidak mau kembali ke kediaman kita di Toronto ataupun Vancouver. Rumah di Vancouver akan selalu mengingatkan aku pada Jaehyun Hyung, kami berkelahi hebat disana... dan di Toronto, aku tidak memiliki kenangan apapun disana, bukankah aku hanya tertidur dalam koma-ku selama kita tinggal di Toronto?"

"Heum ya... jadi kau setuju kembali ke mansion Grey Moon di Korea Dad?"

Jeno menatap anak Omega-nya yang masih tampak terisak setelah menceritakan bagaimana Jaehyun di saat terakhirnya. Jeno tidak menyalahkan siapapun, dari cerita yang Donghyuck ceritakan, Jeno paham bahwa itu sebuah ketidaksengajaan. Tatapan Jeno beralih pada keluarga cemara yang juga berada di ruang rawatnya tersebut. Mendecih pelan memandang tautan jemari dari Sigma-nya dan Mark. Jeno menggeleng kecil, apa masih pantas bagi Jeno menyebut Haechan sebagai Sigma-nya? Setelah apa yang didengarnya dari Tetua Jisoo sebelumnya.

Tapi sungguh, perasaan Jeno untuk Haechan itu tidak main-main. Katakanlah Jeno terbodohi oleh Tetua Jisoo mengenai garis takdirnya, membuat Jeno me-reject Jaemin dan menumbuhkan perasaan pada Haechan.. dan Jeno memang jatuh, walaupun dengan cara yang salah. Jadi, walaupun Jeno sudah mengetahui kebenarannya, tetap saja Jeno merasa cemburu dan iri pada Mark.

"Kenapa kalian ada di sini? Ingin menertawai keadaanku?"

"Hey, calm down.. aku juga sebenarnya malas kemari jika saja Haechan tidak memaksa untuk mengantar Donghyuck menjengukmu... dan kau buta ya? Memangnya kau melihat aku sedang tertawa sekarang? Aku diam tidak bersuara sejak tadi. Bisa-bisanya kau berpikir aku sedang menertawaimu? Memangnya kau membuat lelucon apa sehingga aku harus tertawa begitu? Kau bahkan tidak lucu sama sekali!"

Sialan sekali.

Haechan mengerjap heran mendengar jawaban panjang lebar yang diucapkan oleh Mark, meremat jemari yang berada dalam genggaman berusaha menenangkan Mark. Bahkan Minhyung sampai menoleh melihat ayahnya sendiri. Kenapa ayahnya sensitif sekali?

"Ummm, Jeno Hyung, kau belum menjawab Donghyuck... kau mau kan? Kami bisa bergantian merawatmu di Korea, apalagi mansion kita berada di satu kawasan hutan yang sama."

"Oh? Baiklah aku setuju dengan catatan... kau juga harus ikut merawatku Haechan..."

Haechan menarik lengan Mark yang sudah hampir maju menghampiri ranjang mendekati Jeno yang terkekeh dan Donghyuck yang menatap bingung. Intinya Jeno bersedia untuk kembali ke Korea, ke mansion-nya sendiri. Baik Mark, Haechan, Minhyung serta Donghyuck sudah mendengar dari Tetua Yoona mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada kedua kaki Jeno. Dan Donghyuck berjanji dia akan menemani Daddy Jeno-nya sampai sembuh.


---


Di sebuah jangraeshikjang atau rumah duka yang sudah dipenuhi karangan bunga, nampak Na Jaemin menjadi kepala pengantar jenazah didampingi oleh Ji-Sung. Omega cantik itu berusaha untuk tidak menangis dalam proses penutupan peti. Sedangkan Ji-Sung hanya diam tanpa berekspresi apapun. Sesekali melingkarkan lengannya di bahu Jaemin, seolah memberikan kekuatan tak kasat mata bagi Jaemin yang merasa kehilangan Alpha yang selama belasan tahun ini selalu melimpahinya dengan cinta dan sayang.

Acara pemakaman Kun berlangsung selama tiga hari, kebanyakan yang hadir adalah rekan bisnis dan kolega dari perusahaan Kun, serta keluarga dan saudara-saudara dari famili Kun. Jarak tempuh yang hanya sekitar 2 jam 14 menit dari Cina ke Korea terhitung singkat, sehingga para kolega dan famili terus datang silih berganti.

JINX - SIGMA AFTER STORY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang