Fate

2.2K 201 45
                                    

Na Jaemin pernah memiliki hati yang dia isi begitu penuh pada seseorang, pada Alpha-nya yang ternyata adalah seorang Elder dari Grey Moon pack. Jaemin pernah hanya memikirkan sang Alpha seorang dalam benak dan pikirannya, pernah merasakan indahnya mencinta dan dicinta, bermanja dan dimanja, terbuai oleh segala afeksi yang diberikan dari sang mate pada dirinya. Untuk pertama kali dalam hidupnya saat itu, Jaemin bersyukur dipertemukan dengan mate-nya yang bernama Jeno.

Hingga suatu hari hati Jaemin sedikit terusik saat mendengar beberapa pertanyaan dari mate-nya mengenai sahabat Jaemin sendiri, Seo Haechan. Tersirat seperti Jeno mencari tahu informasi mengenai Haechan melalui Jaemin. Jaemin berusaha menepiskan segala prasangka namun kenyataan malah berujar sebaliknya.

Malam dimana seharusnya menjadi suatu hal yang menyenangkan karena Jaemin dan Jeno berkencan di taman, sedikit terganggu karena pakaian yang dikenakan Jaemin basah terkena tumpahan minuman yang dipegang oleh Jeno. Awalnya biasa saja, Jaemin pikir itu bukan masalah besar hingga Jeno menyarankan Jaemin untuk meminjam sehelai kaos ganti pada Haechan yang memang letak flat-nya kebetulan dekat dengan taman tempat Jeno mengajak Jaemin berkencan malam itu. Dan tentu kalian sendiri tahu bukan? Saat dimana Jaemin menghirup aroma Haechan yang malam itu ditemukan tidak sadarkan diri di kamar mandi, yaitu lavender yang mendominasi. Pun tercium dari tubuh Jeno, mate-nya sejak mereka di taman.

Rasa percaya yang berubah menjadi curiga, itu sangat menyakitkan. Memberikan serangan rasa nyeri yang aneh pada perut bagian bawah, membuat jemari dan kaki seakan kaku dan beku. Pikiran berlebihan membuat Jaemin seperti kehilangan dirinya sendiri saat mendengar bahwa Mark, mate dari Haechan menghampiri dirinya dan Taeyong mengatakan bahwa Haechan dibawa paksa oleh Jaehyun dan Jeno.

Pernah mendengar ungkapan tersambar petir di siang bolong? Itu bukan hanya sekadar kiasan, karena sejatinya Jaemin merasakan hal tersebut. Jaemin hanya berusaha kuat. Berusaha tegar karena Jaemin sendiri menyayangi Haechan, sahabatnya sejak SHS. Katakanlah Jaemin berhati besar, karena tidak sedikitpun hatinya membenci Haechan.. Jaemin tahu Haechan sama sepertinya, korban.. namun dalam konteks yang jauh berbeda. 

Haechan begitu diinginkan dan dirinya tidak diinginkan.

Perlu waktu beberapa lama untuk kembali menerima Jeno dalam hidupnya, saat Jaemin pikir bahwa Jeno miliknya telah kembali, merasakan tubuh hangat yang mendekap tubuhnya dan deru nafasnya di wajah Jaemin, Jaemin kira semua berjalan kembali sesuai yang digariskan oleh Moon Goddess, bahwa mate memang harga mati apalagi saat mendapati bahwa di dalam dirinya tumbuh janin benih dari ssang Elder. 

Namun sekali lagi, sekali lagi. Kenyataan menampar Jaemin begitu kuat, saat Jaemin melihat sendiri Jeno sedang menyetubuhi Haechan yang tampak tidak mengenali Jaemin. Kalimat-kalimat penuh puja yang Jeno berikan pada Haechan ditengah pergumulan mereka, dan seuntaian kata yang membuat Jaemin bukan hanya hancur, tapi lebur.

"Dia bukan siapa-siapa... tidak usah pedulikan...."

"Dia bukan siapa-siapa...."

"Jangan pedulikan... jangan pedulikan...."

Jaemin terkesiap. Netranya terbuka begitu cepat. Jaemin memandang sekitar dan menghela nafasnya panjang. Masih berbaring di dalam selimut hangat miliknya. Jaemin menyugar surainya, mendesah pelan. Mimpi apa tadi? Sekian lama Jaemin berhasil membuang dan melupakan semua kenangan dan rasa sakit yang Jeno berikan padanya. Namun bagaimana bisa malam ini Jaemin memimpikan Jeno?

Nyuttt..

Jaemin beringsut duduk bersandar pada sandaran ranjangnya. Melirik ke arah nakas di samping ranjang, meraih segelas air dan meminumnya. Sebelah tangannya memegang dada yang kini kembali merasakan rasa dan asa yang sempat terlupakan oleh Jaemin selama belasan tahun bersama Kun. Rasa denyutan nyeri.

JINX - SIGMA AFTER STORY [END]Where stories live. Discover now