Tempat tinggal baru

73 12 3
                                    

Chloe cemberut saat Zayn menyuruhnya pindah tempat tinggal. Chloe sempat melayangkan protes, namun perintah Zayn tak dapat dibantah. Jadilah sekarang dirinya mengemasi barang-barang di rumah sewanya, dibantu Aiden. Bersiap untuk pindah ke tempat tinggal barunya.

"Kau yakin hanya ini saja?"

"Ya, selebihnya adalah punya pemilik rumah sewa ini."

Aiden membawa semua barang-barang itu seorang diri ke dalam mobil. Aiden masuk ke mobil lebih dulu, sedangkan Chloe masih menemui pemilik rumah sewa itu untuk mengembalikan kunci.

Terjadi perdebatan antara Chloe dan sang pemilik rumah. Pendengaran Aiden tajam, tentu saja dia dapat mendengarnya. Aiden tertawa sendiri di dalam mobil lalu berhenti ketika Chloe masuk ke mobilnya. Aiden kembali memasang wajah datar.

"Dia wanita tua paling menyebalkan! Dia pikir aku tidak mampu membayar tagihan sewa bulan ini?! Lihat saja nanti, akan aku hujani dia dengan uang!"

"Heh, kau percaya diri sekali. Kau yakin tidak akan melakukan bunuh diri setelah beberapa hari di sana?"

Chloe menatap tajam Aiden. "Aku bukan gadis penakut! Mengurus vampir-vampir itu adalah pekerjaan paling mudah bagiku!"

Aiden menyeringai lebar. 'Gadis menarik,' Batinnya. Aiden membuka sabuk pengamannya dan mendekatkan dirinya dengan Chloe di sampingnya. "Kau tidak hanya bodoh, tapi juga sombong. Kau tidak takut pada kami, kan? Kalau begitu ..."

"Aiden, apa yang mau kau lakukan!?"

"Diam!"

Aiden menjambak rambut Chloe hingga kepalanya mendongak. Aiden mengendus leher gadis itu yang terpampang jelas di matanya. Matanya berubah merah dan taring vampirnya perlahan muncul. Chloe mencoba mendorong Aiden sekuat tenaga, akan tetapi usahanya percuma. "Tolong, jangan lalukan ini ..."

Kekehan kecil terdengar dari mulut Aiden. Aiden belum berhenti untuk menggoda Chloe, justru membuka mulutnya lebar-lebar. Jantung Chloe seolah berhenti berdetak saat merasakan ujung benda lancip di kulit lehernya. Air mata tidak dapat dibendung lagi.

Aiden menjauhkan wajahnya, melihat Chloe sudah berderai air mata. "Di mana rasa percaya dirimu tadi? Kau bilang tidak takut dengan kami, tapi apa yang aku lihat ini? Kau menangis?"

Chloe menghapus air matanya. "Karena kau menakutiku!" Bantahnya. Aiden tertawa keras karena berhasil menggoda Chloe yang sekarang terlihat marah padanya. "Akui saja bahwa kau memang penakut!"

Chloe malas berdebat dengan Aiden, memilih melihat keluar. Aiden berhenti tertawa dan tancap gas dari sana, kembali ke Bloody Rose. Selama perjalanan itu, Chloe masih enggan melirik Aiden barang sedikit pun.

Mobil mereka berhenti di depan sebuah gedung bernama Light Apartement. Ya, Chloe akan pindah ke apartemen itu dan jelas gratis. Jarak apartemen tersebut dengan kantor tempatnya bekerja, cukup dekat. Chloe menurunkan semua barang-barangnya lalu melirik Aiden yang enggan menolongnya. Aiden menyadari arti tatapan Chloe, namun berlagak tidak peduli.

"Kau serius tidak mau membantuku?"

"Kau suka sekali bergantung pada seseorang. Lakukan sendiri, aku masih punya banyak pekerjaan."

"Cih, kau memang pel---"

"Apa? Aku sudah membantumu tadi dan ingat, kau belum berterima kasih padaku."

Kesabaran Chloe diuji di sini, Chloe tersenyum paksa. "Terima kasih atas bantuanmu tadi, Aiden. Sekarang, aku membutuhkan bantuanmu lagi. Bisakah kau membantuku?"

"Sama-sama. Maaf aku sibuk, permisi."

Aiden pergi tanpa membantunya. Chloe mengeluarkan umpatan-umpatan yang ditujukan untuk pria itu. Chloe menarik nafas dalam-dalam sebelum mengangkat jadi satu semua barang-barangnya. Tumpukan barang-barang itu terlalu tinggi hingga membuat gadis itu kesulitan melihat depannya, alhasil tubuhnya menabrak seseorang dan barang-barang yang ia bawa pun berjatuhan.

Me And Vampire (On Going)Where stories live. Discover now