Mencintainya ...?

34 8 4
                                    

"Kau mau pesan makanan dan minuman apa? Aku traktir!

"Heh, kau pikir aku tidak mampu membayar sendiri? Tidak perlu. Gunakan uangmu untuk kebutuhanmu sendiri saja. Jadi, aku yang akan mentraktirmu makan."

"Tidak bisa! Tetap aku yang mentraktirmu!"

"Aku saja, Chloe."

"Aku, Aiden!"

Perdebatan mereka menghambat pelayan mencatat pesanan di meja lain. Pelayan restoran itu berdehem pelan sebagai tanda bahwa mereka harus cepat memesan.

Perdebatan sengit dimenangkan Chloe. Chloe tersenyum bangga, sementara Aiden menggelengkan kepalanya. Setelah menulis pesanan mereka, pelayan tadi bergegas menyiapkan pesanan tadi.

Selang beberapa menit, pesanan mereka pun datang. Aroma masakan koki terbaik di restoran tersebut menggoda indra penciuman Chloe. Chloe mulai menyantap hidangan makanan itu dengan lahap lalu melirik Aiden yang hanya menyeruput minumannya saja, tak menyentuh makanan sama sekali.

Chloe mengerutkan dahinya lalu bertanya, "kau tidak makan? Kau tidak suka menu ini?" Aiden menggelengkan kepalanya. "Aku tidak lapar. Habiskan saja sendiri dan jangan lupa minum obat penambah darahmu."

Chloe tersenyum senang karena hanya dirinya saja yang akan menghabiskan makanan-makanan itu. Chloe menghabiskan makanan di meja secepat kilat lalu bersendawa. Aiden menatap tajam padanya dibalas cengiran tak berdosanya.

"Ah, aku sangat kenyang! Kau sangat rugi tidak mencicipi makanan ini, Aiden!"

"Tidak ada makanan seenak dan semengenyangkan darah, apa lagi itu darahmu."

Chloe melotot pada Aiden. Aiden berdiri menuju meja pembayaran, tetapi ditahan Chloe. "Aku akan bayar ini, kau tunggu aku diluar saja."

Aiden mengangguk, berjalan keluar dari restoran itu. Chloe menghampiri Aiden yang menunggunnya, kemudian berjalan bersama menuju Bloody Rose. Tinggal beberapa jam lagi mereka akan selesai bekerja.

Pukul 9.00 malam, Chloe dan Aiden sudah kembali ke apartemen. Aiden sudah tidak tinggal di tempatnya lagi, makanya gadis itu sekarang amat bosan.

Chloe memutuskan pergi ke supermarket untuk membeli camilan. Saat dia baru membuka pintu apartemennya, Aiden juga melakukan hal yang sama. Mereka berpandangan sebentar sebelum Aiden mendekatinya. "Mau ke mana kau?"

"Ke supermarket."

"Bersamaku, jangan pergi sendirian!"

"Baiklah."

Mereka pergi ke supermarket bersama, tepatnya Aiden cuma mengantar Chloe saja. Sesampainya di sana, Chloe langsung pergi menuju rak berisi penuh camilan yang tertata rapi.

Chloe membeli camilan dan minuman kaleng, hampir memenuhi keranjang belanjaannya. Aiden hanya menggelengkan kepala melihat kerakusan gadis itu. Setelah membayar di kasir, mereka pun kembali ke apartemen.

Di tengah perjalanan mereka kembali, mata Chloe kedapatan seseorang yang amat ia kenali sekaligus ia hindari. Senior di panti asuhan yang pernah ia jahili, tengah menatapnya dan kini mendekatinya dengan seringai menakutkan.

Chloe reflek bersembunyi di belakang tubuh Aiden yang terheran-heran. Kakak kelasnya itu tidak seorang diri, tetapi juga bersama satu temannya yang berbadan besar sama sepertinya.

"Bocah nakal, tidak aku sangka kita bertemu di sini!" Sapa pria itu pada Chloe dengan wajah mencemoh. Chloe menelan ludahnya susah payah. "H--hay, Arthur. S--senang juga bertemu denganmu di sini ..."

"Jadi kau sudah siap untuk balasanmu? sekarang, keluar dari balik punggung pria itu!" Ucap enteng pria bernama Arthur tersebut. Chloe justru semakin mengeratkan cengkramannya di baju Aiden yang sedari tadi hanya diam saja.

Me And Vampire (On Going)Where stories live. Discover now