Darah untuk Aiden

48 8 5
                                    

Chloe kesulitan membuka matanya padahal ia hanya ingin melihat seseorang di belakang tubuhnya. Sebuah lengan melingkar di perutnya. Mulutnya pun seakan terkunci. Deru nafas hangat menerpa tengkuknya. 'Aku harap hantu tidak ada di dunia ini juga!'

Kekehan kecil terdengar di telinganya. "Hantu?" Bisik sosok yang memeluknya sekarang. Tubuh Chloe merespon sedikit. Dia amat mengenali suara itu, benar Ken. Setahu Chloe, vampir yang dapat membaca pikiran hanyalah Ken. Mulut dan tubuhnya tidak dapat bergerak, tetapi dia bisa berbicara lewat batinnya.

'Apa yang kau lakukan di sini, Ken!?'

"Terserah padaku."

'Cih, menyebalkan bicara denganmu!'

"Cukup diam saja."

Andai tangannya saja yang dapat Chloe gerakkan, pasti dia sudah melayangkan pukulan keras pada pria itu. Ken semakin menenggelamkan wajahnya di ceruk leher gadis itu. "Aku haus."

'Apa!? Tidak mau! Jangan coba-coba meminum darahku lagi, aku tidak akan membiarkanmu!'

"Kau mau apa?"

'Jangan lakukan itu. Aku cukup menderita setelah kemarin kau menghisap darahku!'

"Bukan urusanku."

'Kalau begitu, kau akan kehilangan satu karyawan! Aku tidak akan pernah bisa berangkat bekerja jika aku sakit dan itu karena ulahmu! Kau mau menanggung hidupku setelah itu!?'

"Boleh. Balas dengan darahmu."

'Dasar gila! Kau vampir tergila, asal kau tahu!'

"Terserah."

'Harusnya kau dikelola di dalam sel bawah tanah juga!'

"Lebih bagus, aku memakanmu sekarang."

'Lihat ...!'

Ken tertawa kecil, suara tawa yang baru pertama kali Chloe dengar dari mulut pria itu. Ken mengeluarkan taringnya dan menancapkan perlahan taring itu di sana. Tubuh Chloe terlonjak, tenggorokannya tercekat.

Hanya sebentar Ken menghisap darah Chloe. Disedotannya yang terakhir, Ken tidak menelan darah itu. Menyimpannya di mulut lalu menarik dagu Chloe agar menghadapnya. Ken membungkam mulut gadis itu dengan mulutnya, menyalurkan darah di mulutnya ke mulut Chloe.

Rasa amis darah begitu terasa di lidahnya, tetapi Chloe tak kuasa menolak. Chloe terpaksa menelan darahnya sendiri dan mengalami mual hebat. Ken meneguk air di gelas di meja nakas lalu menyalurkannya lagi lewat mulutnya ke mulut Chloe. Ken menjauhkan wajahnya dan tersenyum sinis pada Chloe meski tak dapat dilihat oleh gadis itu, akan tetapi dari nada bicaranya sangat kentara. "Munafik!"

Ken baranjak pergi ke arah jendela, namun Chloe menghentikan Ken dengan berbicara masih lewat batinnya. 'Aku ada pertanyaan untukmu, jangan pergi dulu!'

Ken mengerutkan dahinya, bersandar di dinding dan bersedekap dada. "Katakan," Perintahnya.

'Siapa Camelia? Dan apa hubungannya denganku?'

"Datanglah sendiri ke ruanganku besok. Istirahatlah!" Setelah mengatakan itu, Ken pun pergi dari sana lewat jendela. Tubuh Chloe sudah dapat digerakkan, langsung bangkit duduk dan menarik nafas panjang.

"Cih, apa susahnya tinggal memberitahuku sekarang!?"

Chloe pergi ke dapur hendak membuat minuman yang dapat meredakan rasa mual yang masih terasa itu dan menemukan Aiden yang berbaring lelap di sofa. Chloe mendekati sofa tersebut dan berjongkok di samping Aiden.

"Kau suka memperhatikan seseorang tidur?"

Chloe bergegas berdiri. Aiden membuka matanya, menatap Chloe datar dan dingin. Lebih dingin dari biasanya dan Chloe tidak tahu mengapa. "Kau terlalu percaya diri. Tadi ada nyamuk di pipimu jadi aku menangkapnya!"

Me And Vampire (On Going)Where stories live. Discover now