Kecemburuan Ken

47 8 6
                                    

Satu, dua sampai tiga hari Chloe lalui hanya berdiam diri di apartemen Ken, tanpa bekerja dan keluar sama sekali dari tempat itu. Jangan ditanya sudah seberapa jenuhnya Chloe. Dia bagaikan burung dalam sangkar, tidak bisa terbang bebas meski kebutuhannya tercukupi di sana. Tetapi tetap saja, semua makhluk hidup membutuhkan kebebasan, kan?

Chloe berjalan mondar-mandir di ruang utama, menunggu pesan dari Aiden yang ia tunggu-tunggu selama tiga hari itu. Chloe tak hentinya menghubungi pria itu meskipun tidak ada satu pun balasan yang ia terima.

Ken keluar dari dapur menuju meja makan, membawa sepiring makanan dan segelas minuman. Dengan isyarat tangan, dia menyuruh Chloe mendekat ke meja makan tersebut. Chloe berjalan ke sana dengan langkah malas dan memakan makan malamnya.

Ya, selama dia tinggal bersama Ken, tidak pernah sedikit pun dia menyentuh barang-barang di dapur. Semua kebutuhannya termasuk makan, Ken lah yang mengurusnya. Ia bagaikan ratu di tempat pria itu. Satu yang membuat Chloe risih ketika makan, yaitu diperhatikan Ken sebegitu intensnya. Chloe memukul meja kayu dengan sendok cukup keras. "Berhenti menatapku!"

Suaranya bagai angin lalu, Ken terus menatapnya dengan cara sama sampai Chloe menyelesaikan acara makannya. Tanpa sepatah kata pun, Chloe berjalan menuju kamarnya sendiri. Catat, kamarnya sendiri di apartemen Ken. Bersebelahan dengan kamar pria itu.

Ken mengekor di belakang Chloe dengan santai dan ikut masuk ke kamar gadis itu pula. Chloe menyadari Ken di dalam kamarnya, langsung saja mendorong tubuh yang lebih besar dan tinggi darinya untuk keluar dari sana, tetapi tubuh Ken tidak bergerak seinci pun.

"Apa yang kau inginkan?!"

"Lapar."

"Tidak! Aku mau tidur, kepalaku pusing!"

"Sedikit."

"Tidak, Ken! Aku bukan bank darahmu, beli saja di rumah sakit!"

"Malas."

"Tidak perlu minum kalau begitu!"

Chloe menyerah, membiarkan pria itu tetap berada di kamarnya sedangkan dirinya berbaring memunggungi Ken. Menutup rapat dirinya dengan selimut, takut tiba-tiba tubuhnya diterjang Ken tanpa ia sadari.

Cukup lama, Chloe berbalik untuk menatap Ken yang masih berdiri diam di tempatnya. Chloe berpaling kembali, membiarkan pria itu di sana dan ia tidak peduli. Chloe mencoba menggapai mimpi, tak lama ia pun terlelap.

Ken menyusup dibalik selimut Chloe setelah dirasa Chloe sudah tidur. Tanpa menyibak selimut, Ken masih bisa mengekspos leher gadis itu. Taring Ken perlahan muncul dan memanjang. Ken begitu perlahan menancapkan taringnya dan menyedot darah gadis itu hanya sedikit, sesuai perkataannya tadi.

Darah sedikit itu tidak mungkin membuat Ken kenyang, hanya saja ia tidak mau sampai Chloe mendapat efek zat dari taringnya jika ia menghisap terlalu lama karena ia takut Chloe akan pingsan seperti kemarin, di saat dirinya terlalu banyak meminum darah gadis itu. Permintaan gadis itu sendiri sebenarnya, akibat dikendalikan zat tersebut, alhasil dengan senang hati Ken menuruti keinginan Chloe tanpa pikir panjang.

Ken menyudahi acara minumnya dan memperhatikan wajah tenang Chloe dalam tidurnya. Ken ikut berbaring di samping Chloe, menarik Chloe ke dalam pelukannya. Ken pun ikut memejamkan mata, meskipun tidak mampu menggapai mimpi seperti gadis dipelukannya sekarang ini.

Di lain tempat, tepatnya di sebuah hutan gelap tanpa penerangan sama sekali, Aiden duduk diam di sebuah batang pohon tumbang. Aiden membuka tudung kepalanya dan mengamati sekitar dengan tajam.

Pelariannya dari sel penjara bawah tanah, berhasil dengan mudah berkat bantuan anak buah dari Jaxon. Ya, Jaxon yang membantu Aiden untuk keluar dari sana, tentu bukan tanpa alasan pria itu mau membantu Aiden.

Me And Vampire (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang