Pengkhianatan Lucas

29 11 6
                                    

Aiden kembali ke apartemennya saat matahari sudah terbit. Aiden perlahan membuka pintu kamarnya. Chloe masih tidur nyenyak di atas ranjangnya, Aiden membaringkan tubuhnya di samping gadis itu.

"Apa itu cinta? Apakah perasaan nyaman saat bersama seseorang saja? Ataukah perasaan enggan kehilangan?" Monolognya sambil tangan menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah Chloe.

Chloe melenguh pelan, tanda dia segera bangun. Aiden buru-buru menarik tangannya dan pura-pura tidur. Chloe membuka matanya, menatap Aiden. Chloe memperhatikan wajah tidur Aiden. "Tampan juga kalau dia sedang tidur."

Aiden terbatuk, tersedak ludahnya sendiri. Chloe panik, memijat tengkuk pria itu. "Kau baik-baik saja, Aiden!? Apa kau terlalu banyak minum minuman dingin?"

"Bodoh, aku vampir!"

"Siapa tahu, kan?"

Batuk Aiden sudah reda, kini dia duduk membelakangi Chloe dan menutup wajah dengan telapak tangannya yang lebar. 'Dia memujiku seperti tanpa beban saja!'

Aiden berdiri, pergi menuju kamar mandi. Aiden mengintip Chloe dari balik pintu kamar mandi. "Kembalilah ke apartemenmu dan segera bersiap pergi bekerja!"

Chloe mengangguk patuh, berdiri sempoyongan menuju apartemennya sendiri. Chloe segera bersiap, tak mau membuat Aiden menunggunya terlalu lama. Chloe sarapan roti panggang beserta susu hangat lalu pergi keluar menemui Aiden.

Mereka berjalan beriringan menuju Bloody Rose. Chloe pergi menemui Sophia di ruang kesehatan karena ia membutuhkan obat penambah darah yang lupa ia beli. Chloe tepat waktu sampai di sana sebelum Sophia pergi.

"Oh, kau gadis yang terluka waktu itu. Lukamu masih belum sembuh?"

"Tidak, lukaku sudah sembuh. Ken yang menyembuhkanku. Aku menemuimu karena membutuhkan pil penambah darah, di sini ada, kan?"

Sophia berpikir sebentar, lalu berjalan menuju laci penyimpanan obat. Mengambil obat yang bungkusnya bewarna merah, lalu menyerahkannya kepada Chloe. "Tinggal ini saja, kau bisa mengambilnya. Kami vampir tidak memerlukan pil ini. Ini milik karyawan manusia yang sudah mati di sini, sekarang itu milikmu."

Mendengar kata manusia dan mati secara enteng dari mulut Sophia, membuat Chloe bergidik ngeri. Sophia tanpa diminta mulai menjelaskan, "ya, manusia yang bekerja di sini banyak yang mati dalam kurun waktu sebentar. Ken yang membunuh mereka, mungkin karena kerja mereka tidak memuaskan atau membuat masalah besar bagi Boody Rose."

"Haruskah sampai membunuh mereka? Manusia adalah makhluk bernyawa dan mereka pun memiliki keluarga di rumah, bagaimana bisa dia merenggut nyawa begitu mudahnya? Bisa dengan jalan lainnya!"

"Ken tentu paham akan hal itu. Kebanyakan yang bekerja di sini mengambil keputusan tanpa pikir panjang. Kau tahu kenapa kertas yang menawarkan pekerjaan di sini hanya ditulis manual dan dibuat tidak menarik? Agar orang-orang yang masih waras tidak mengambil langkah gegabah dan orang-orang yang berputus asa mencari pekerjaan, menerimanya begitu saja. Contohnya kau sendiri."

Chloe menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, merasa tersindir dengan penjelasan Sophia yang mengatakan bahwa manusia yang bekerja di Bloody Rose tanpa pikir panjang adalah orang yang berputus asa mencari pekerjaan.

"Tapi tenang saja, kau akan aman di sini. Ken lemah terhadap orang yang dia beri hati."

Ucapan terakhir Sophia sebelum wanita itu pergi meninggalkannya seorang diri di ruangan itu, berhasil membuat Chloe bertanya-tanya. 'Ken lemah terhadap orang yang pria itu beri hati ...?'

Chloe mengangkat bahunya cuek, malas memikirkan semua itu. Menutup pintu ruang kesehatan dan pergi ke sel bawah tanah, ia yakin Aiden masih berada di sana.

Me And Vampire (On Going)Where stories live. Discover now