Aiden palsu

65 11 8
                                    

"Silakan duduk," Ujar Lucas. Chloe duduk di sofa di ruang utama. Lucas pergi ke dapur menyiapkan minum untuk Chloe dan mengambil sekantong darah di dalam kulkas untuknya.

Jus jeruk di tangan Chloe dan sekantong darah di tangan Lucas. Chloe menatap ngeri Lucas yang menyedot darah dalam kantong itu dengan santai. Lucas menghentikan acara minumnya dan menatap Chloe yang masih setia memperhatikannya, mengabaikan minumannya sendiri.

"Kau tidak suka jus jeruk? Mau aku ganti?"

"Eh, t--tidak! Aku suka jus ini, aku hanya ...em, baru pertama kali melihat vampir minum darah tepat di depan mataku."

Lucas tersenyum, menghabiskan darahnya di kantong yang masih tersisa lalu membuang kantong kosong tersebut ke tempat sampah. Lucas mengelap mulutnya dengan tisu. "Wajar saja karena sebelum kau bekerja di sini kau hanya menganggap kami hanya mitos."

"Aku pun masih sulit mempercayainya."

"Meskipun kau sekarang bekerja di kantor penuh vampir? Saat ini pun, kau sedang mengobrol bersama vampir."

Chloe cengegesan. Lucas berdiri, mengambil sekantong darah lagi di kulkas kemudian kembali duduk di tempatnya semula. Lucas menyesap darah tersebut dengan cepat lalu membuang kantong kosong itu lagi ke tong sampah. Chloe hampir tak berkedip.

"Ada yang salah?" Tanya Lucas setelah tahu dirinya dari tadi terus menjadi objek tatapan Chloe. Chloe menggeleng. Lucas kembali berdiri dan berjalan menuju kulkas itu lagi, sontak saja Chloe langsung berdiri membuat Lucas terheran.

"Kau terlihat aneh. Ada sesuatu yang terjadi?" Tanya pria itu lagi. Lucas memperhatikan wajah Chloe yang ketakutan. Tanpa ada niat untuk menakuti gadis itu, Lucas melesat cepat ke arah Chloe hingga menyebabkan gadis itu terjungkal ke belakang. Tubuhnya ambruk ke sofa.

"Kau baik-baik saja?! Maafkan aku, aku tidak berniat menakutimu! Aku bantu kau berdiri." Lucas menawarkan tangannya, namun langsung ditepis kasar oleh Chloe.

"Katakan tujuanmu sebenarnya dengan mengundangku ke sini!"

"Ha?"

"K--kau mau menghisap darahku, kan!? Nafsu akan darahmu terlihat besar dengan menghabiskan dua kantong darah sekaligus. Kau pasti akan menghisap darahku juga sampai kau kenyang, kan!?"

Tak disangka, justru Lucas tertawa keras. Menurutnya, alasan yang membuat gadis itu tiba-tiba takut padanya menggelitik perutnya. Lucas menghapus air mata dari sudut matanya akibat terlalu banyak tertawa.

"Jadi itu alasan ketakutanmu? Konyol sekali. Sudah biasa bagiku menghabiskan dua kantong darah dalam sekali minum. Setelah itu aku tidak akan minum lagi selama dua hari. Rumah sakit tidak selalu menyediakan banyak kantong darah, apabila kita semua setiap hari membeli sekantong darah tersebut, jelas saja akan membuat pihak medis kesulitan mencari pendonor darah. Kami berlatih untuk menahan lapar selama dua hari itu karena ada manusia yang lebih membutuhkan donor darah ketimbang rasa lapar kami."

Chloe tercengang mendengar penjelasan panjang lebar dari mulut Lucas. Jujur, Chloe merasa terharu dengan mereka. Meskipun bangsa mereka mendapat julukan makhluk kegelapan, akan tetapi tidak semua dari mereka bersifat sama gelapnya seperti julukannya. Chloe berdiri dan tersenyum pada Lucas.

"Maafkan aku sudah berburuk sangka padamu ...?"

"Lucas."

"Lucas, tolong maafkan aku. Kau membuktikan padaku bahwa tidak semua vampir jahat."

"Aku tidak sebaik yang kau pikirkan, asal kau tahu. Ada kalanya aku bisa kehilangan kendali. Tidak hanya aku saja, semua vampir di sini pasti seperti itu juga jadi aku harap kau teruslah berhati-hati di manapun dan kapan pun. Jangan mudah percaya pada salah satu dari kami."

Me And Vampire (On Going)Where stories live. Discover now