31 # Mencoba Saling Mengerti

375 94 23
                                    

Ingat, cerita saya ini hanya ada di Wattpad dan nggak ada di aplikasi lain!

Sebelum baca, izinkan saya meluapkan sedikit kekesalan saya. Bukan kepada teman2 yg sudah mendukung saya sampai sejauh ini, tapi kepada salah seorang penulis di Fizzo (Azalen) yang sudah memplagiat cerita saya.

Sungguh, saya benar2 marah sekarang! Soalnya cerita saya yang judulnya 'Takdir Cinta' sudah diplagiat sama orang yang nggak bertanggung jawab itu (Azalen). Saya nulis cerita itu dari tahun 2018 dan selesai di tahun 2019, yang mana nggak hanya harus memeras otak tapi juga mengorbankan waktu saya.

Saya mengupload cerita saya di sini supaya bisa dibaca secara gratis oleh teman2 semua. Tapi dia (Azalen), malah memplagiatnya di Fizzo supaya bisa mendapatkan hasil di sana. Nggak hanya isinya yang sama, sampai covernya juga diplagiat sama dia.

Jujur, pendidikan saya memang nggak tinggi. Bahkan SMA pun nggak tamat. Saya juga nggak ngerti dengan yang namanya literasi ataupun cara menulis yang baik. Tapi, haram bagi saya untuk menggunakan karya orang lain untuk mendapatkan hasil.

Jadi tolong, buat teman2 yg punya akun Fizzo, saya mohon bantu saya untuk melaporkan orang itu🙏🙏🙏

Pergaulan saya nggak luas. Jadi saya nggak tau harus meminta bantuan kepada siapa selain kepada teman2 semua. Jadi tolong sempatkan waktunya

Hanya itu saja sedikit curahan kekesalan saya. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih bagi siapapun yang bersedia memberikan bantuan untuk melaporkan si Azalen itu.
                                                                     
🌸🌸🌸
                                                                     
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, Haidar Aziz kini telah berada di rumah milik pria yang sejujurnya masih ingin diberinya bogem mentah. Setelah tadi memberikan oleh-oleh boneka lucu yang ukurannya cukup besar kepada Aiyana, saat ini Haidar Aziz sedang duduk di teras depan rumah sembari menunggu Aiyana memasakan satu makanan untuknya yang katanya dipelajari dari neneknya.

Tadinya Haidar Aziz ingin menolak saja dan meminta Aiyana untuk berbincang-bincang dengannya.

Namun, karena seumur hidupnya, Haidar sama sekali tidak pernah merasakan seperti apa masakan yang dimasak oleh ibu kandungnya, maka Haidar Aziz akhirnya bisa mengangguk dan menunggu Aiyana selesai memasak.

Awalnya Haidar Aziz mengira bahwa pria yang masih membuatnya kesal saat menatap wajahnya itu akan membiarkan saja dirinya duduk di teras depan rumah. Tetapi, rupanya pria itu masih punya nyali. Terbukti, meski sudah bermenit-menit Haidar Aziz mengabaikan keberadaan pria yang duduk di kursi yang hanya dibatasi sebuah meja dari bahan besi berbentuk bulat, pria menyebalkan itu tak juga mau pergi.

Sehingga, setelah mencoba untuk mengabaikan namun ternyata pria itu tak juga pergi karena diabaikan, Haidar Aziz pun menghela napas seraya menoleh ke arah kanan, dimana pria yang berusia sembilan tahun lebih muda darinya itu berada. "Apakah ada hal yang mau kau katakan padaku?" tanya Haidar Aziz yang menaikkan sebelah alisnya.

Pertanyaan yang seperti adanya sebuah pintu yang dibuka untuknya tersebut tentu saja tidak ingin Faiz sia-siakan.

Sudah sejak tadi Faiz menahan diri. Dan ketika pertanyaan tersebut diajukan, Faiz langsung meresponnya dengan satu anggukkan pelan dan sebuah kata, "Ya."

"Katakanlah." ujar Haidar Aziz sembari mengarahkan pandangannya lurus ke depan serta menyandarkan punggungnya di kursi yang didudukinya.

"Om... " Faiz ingin mengetes reaksi. Begitu dilihatnya lawan bicaranya itu hanya mengerutkan alis dan tak memintanya untuk mengganti panggilan yang tadi diucapkannya, maka tanpa membuang waktu lagi, Faiz langsung menanyakan, "Maukah untuk sementara, om tinggal di sini?"

Selamanya [ON GOING]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora