7 # Kenangan Masa Lalu

395 83 32
                                    

Pagi teman2 semua...

Sebelum baca, saya mau menekankan satu hal. Jika respon untuk tiap bab dari cerita saya yang masih on going nggak sesuai harapan, saya usahakan updatenya dua hari sekali (itu pun tergantung mood). Tapi kalau mau update cepat dan pastinya secara bergiliran dengan cerita saya yang satunya, maka kalian harus lebih bermurah hati dengan menekan bintang dan juga berikan juga komentarnya.

Dan, bagi kalian yang mengharapkan adegan lovey dovey Faiz-Aiyana, kalian masih harus bersabar. Sebelum peristiwa yang membuat Faiz berubah, kalian pasti bakalan terus gondok ngeliat kelakuan Faiz.

Di bab ini juga, saya sengaja pengen ngebuat kalian semakin bingung untuk menebak siapa sebenarnya pamannya Aiyana.

Bagi yang penasaran, terus ikuti saja cerita ini.

Selamat membaca dan semoga bab ini bisa menjadi sedikit hiburan bagi kalian yang sedang bekerja ataupun sedang menghabiskan waktunya di rumah.
                                                                          
🌸🌸🌸
                                                                          
Hari ini tepat genap seminggu dari jauh Faiz mengamati sebuah bangunan yang terlihat sangat sederhana. Dinding yang terbuat dari bambu yang dianyam serta lantai yang menggunakan kayu tersebut menjadi perhatian Faiz serta membuatnya sulit untuk mengalihkan pandangan.

Dengan ditemani Alfarizqi, orang yang menjadi tangan kanannya, dengan menggunakan alasan perjalanan bisnis, Faiz pergi ke sebuah desa terpencil yang berada di luar kota.

Selama seminggu terakhir, yang dilakukan Faiz adalah terus memantau rumah tersebut dari jauh.

Gadis kecil yang tampak dikucilkan oleh teman sebayanya dan hanya bisa duduk di teras sambil memperhatikan anak-anak yang sedang bermain di luar pekarangannya yang dikelilingi pagar yang telah lapuk, adalah apa yang menjadi alasan Faiz pergi ke sana.

Tidak seperti beberapa hari yang lalu, dimana Faiz selalu melihat gadis kecil itu duduk di teras dengan sesekali ditemani neneknya, hari ini, meskipun menyempatkan diri duduk sebentar di teras, ekspresi di wajah gadis kecil itu terlihat mendung dan memancarkan kesedihan. Juga, tidak tampak sang nenek yang menemaninya.

Faiz tidak tahu apa yang terjadi padanya. Tiba-tiba saja Faiz ingin menghampiri gadis kecil dan menanyakan ada apa dengannya. Jika bukan karena pengendalian diri yang kuat, pasti Faiz tidak akan sanggup menahan langkah kakinya untuk melangkah ke arah gadis itu.

Dari dalam mobilnya yang di parkir cukup jauh dari rumah gadis kecil itu, setelah melihat gadis kecil kembali masuk ke dalam rumahnya setelah hanya beberapa menit saja duduk di teras, Faiz segera menoleh ke arah Alfa yang sedang duduk di balik kemudi, "Ada apa dengannya? Kenapa tiga hari belakangan ini keliatan seperti itu?" tanya Faiz yang raut wajahnya terlihat tidak senang.

"Tadi malam, setelah saya mengantar bapak kembali ke penginapan sehabis bertemu dengan rekan bisnis bapak, saya iseng kembali lagi ke sini. Dengan alasan sebagai pelancong yang sedang mencari tempat wisata menarik, saya berbicara dengan beberapa warga di sini. Tanpa membuat mereka curiga, saya menanyakan mengenai gadis itu. Kata mereka, nenek gadis itu sedang sakit. Para warga sudah memanggil dokter puskemas untuk memeriksa. Tapi sayangnya, pada saat para warga berniat untuk membawa nenek gadis itu ke rumah sakit, nenek gadis itu menolek. Dengan alasan dirinya tidak ingin menyusahkan siapapun serta mengatakan bahwa sakitnya akan segera sembuh, para warga tidak lagi bisa memaksanya."

Faiz terdiam. Jawaban panjang yang Alfa berikan membuatnya kembali mengarahkan pandangan ke arah rumah yang baginya sudah tidak layak lagi untuk dihuni itu.

Selamanya [ON GOING]Where stories live. Discover now