Bab 3

72 9 3
                                    

"Apa-apaan tadi itu?"

Lamunan Cecilia terpecah tatkala mendengar pertanyaan sang kakak. Tanpa dia sadari, Connor menuntunnya ke lorong, menjauh dari aula utama. "Richard Mamond," Cecilia berujar pelan. Mendadak bulu kuduk di sekujur tubuhnya meremang. "Aku tidak tahu apa yang dia inginkan."

Connor mengamatinya sekilas, lalu melingkarkan tangan di sekitar pundaknya. "Tidak apa-apa. Kau punya aku dan Marcus. Bastian dan Aeryn juga sudah berjanji untuk melindungi kita."

Perlindungan yang terlampau sedikit itu tidak memberikan Cecilia ketenangan. Namun paling tidak, dia tidak perlu menghadapi semua ini sendirian. Demi dewi, bagaimana bisa dia menunjukkan taring kepada Richard Mamond padahal berada di dekatnya atau putranya saja sudah membuat Cecilia gemetaran?

Connor berbelok ke salah satu ruangan kosong yang seharusnya menjadi ruangan arsip. Di dalamnya terdapat rak-rak kayu yang baru diisi sebagian dengan dokumen yang berkaitan dengan organisasi serta beberapa salinan penelitian Marcus.

"Aku tidak tahu cara apa yang lebih baik untuk mengatakan ini," Connor memulai. Baru sekarang Cecilia menyadari kegusaran di wajah kakaknya. "Shadrick di sini."

Butuh waktu bagi Cecilia untuk mengenali nama itu. Shadrick Balvarun. Putra dari Ratu Eleonora, sang pemimpin Ramala Veliqar. Tunangan Freya.

"Espen dan Freya?" Cecilia langsung menyebut dua nama itu tanpa bisa menahan diri.

Connor menggeleng, serta-merta memadamkan api harapan yang sempat menyala sedikit dalam diri Cecilia. "Hanya Shadrick dan rombongannya. Dia sedang berada di ruang kerja Marcus, mendiskusikan sesuatu." Wajah Connor terlihat kian tak keruan. "Dia ingin bertemu denganmu."

"Untuk membahas Dragenmore?" Cecilia menebak.

Connor mengedikkan bahunya.

Cecilia tidak tahu kenapa kakaknya teramat gelisah dengan kedatangan Shadrick. Dia bisa menebak kalau peri yang datang itu bukanlah seseorang yang disukai.

"Aku tidak pernah menceritakan seperti apa Shadrick itu," ujar Connor, menyadari hal tersebut. "Tapi dia sama licik dengan ibunya, Cecil."

"Kurasa aku bisa menebaknya." Cecilia masih mengingat beberapa ocehan Freya soal Shadrick maupun Eleonora. "Bukankah kedatangan Espen dan Freya disebabkan oleh ibunya?"

Connor membenarkan. "Biar bagaimanapun, kau tidak bisa memercayai pihak Eleonora. Aku ragu mereka sungguh-sungguh mempedulikan perdamaian ini. Kuduga ada alasan tersembunyi mengapa mereka datang."

"Kalau begitu kita dengar dulu alasan Shadrick," Cecilia menyarankan. "Mungkin kita bisa bernegosiasi dengan mereka agar—"

Connor menggeleng, menghentikan Cecilia sebelum sempat selesai berbicara. "Kau tidak bernegosiasi dengan peri," tegas kakaknya. "Terutama bila mereka punya kekuatan."

Di tahap ini, tidak ada lagi yang bisa Cecilia ucapkan. Tetapi berdiam diri di ruang arsip tidak akan membantu apa pun. Dia hendak keluar, tetapi Connor lagi-lagi menahannya.

"Lindungi dirimu," pinta Connor. "Hypericum. Kau tahu bunga itu, bukan?"

Cecilia mengangguk, tidak memahami kenapa Connor membahasnya.

"Buat mahkota bunga darinya dan kenakan di sekeliling kepalamu," ujarnya. "Itu akan menghalangi sihir peri."

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

Percakapan telah berlangsung di antara Marcus dan Shadrick saat Cecilia dan Connor berdiri di dekat pintu. Begitu sang kakak mengetuk, perbincangan terhenti.

The Cursed Blessing [#2]Where stories live. Discover now