Bab 39

48 6 6
                                    

Marcus dan Bastian melewati perjalanan panjang melewati lorong tanah, keluar dari lingkungan istana. Tak jauh dari tempat mereka, Sycamore dan Marigold telah menunggu sesuai arahan Marcus.

Di luar dugaan Marcus, kebebasan tidak terasa buruk. Hanya saja mereka perlu bergegas.

"Kau yakin ingin ikut dalam perjalanan ini?" tanya Marcus.

Bastian mengangguk. "Kau tidak mungkin pergi sendiri." Dia menoleh ke belakang, memeriksa apakah ada yang mengejar mereka. "Menurutmu Putri Celestine akan mendengarkan kita?"

Marcus sendiri tidak tahu apa yang bisa dilakukan oleh adik sang raja. Akan tetapi pilihannya tidak banyak. Bila Raja Avinas telah meminta tolong, mereka hanya perlu mengikuti. Walau tetap saja Marcus heran mengapa sang raja tidak memilih memihak Richard Mamond. Walaupun tidak aktif dalam Komite Penyihir, raja dan adiknya tetaplah memiliki darah sihir. Penemuan apa pun yang didapat oleh Richard bisa menguntungkan pihak mereka.

Apa ini jebakan?

Pikiran itu sempat membuat segala sesuatu dalam benak Marcus menghilang, digantikan dengan kekosongan semata. Kalau memang itu jebakan, dia tidak tahu langkah apa yang harus diambil selanjutnya. Apa pun alasan raja, tidak ada waktu untuk memikirkannya lagi. Hal terbaik yangt bisa Marcus lakukan hanyalah kabur dan mencari cara menyudahi kegilaan ini.

Keduanya pulang terlebih dahulu ke kediaman Lockwood, berniat memeriksa keadaan. Dion menjadi orang pertama yang menyambut mereka, disusul oleh ayahnya yang datang belakangan.

"Ke mana saja kalian?!" Anak itu bersedekap. Wajahnya mengerut tidak senang. Matanya masih sedikit memerah dan bengkak. "Kenapa tidak ada yang bilang kalau kakak-kakakku pergi?"

"Sudah kubilang, Dion, ini untuk kebaikanmu." Mr. Lockwood meraih bahu anaknya, tetapi bocah itu menjauhkan diri. Sang ayah cuma bisa menghela napas sambil mengamati Marcus dan Bastian. "Serangan itu tidak sampai ke sini, jadi kami aman-aman saja. Tapi kudengar kondisi desa di dekat hutan jauh lebih parah."

"Kami harap bisa menjelaskan semuanya, Mr. Lockwood, tapi saya dan Marcus harus pergi ke Hangara," ujar Bastian sambil berjalan masuk untuk menyiapkan barang bawaan mereka nanti. Marcus sendiri memilih pergi ke arah dapur, menyiapkan beberapa makanan.

"Lalu apa yang harus aku lakukan?" tuntut Mr. Lockwood. Dia pasti punya lebih banyak pertanyaan, tetapi yang satu ini lebih membutuhkan jawaban. "Anak-anakku di negeri asing dan sekarang kerajaan ini dalam masalah. Kau tidak bisa mengharapkanku diam saja."

"Itu sebabnya aku akan memberi kalian pilihan," kata Marcus seraya mengambil beberapa buah dan roti, lalu memasukkannya ke dalam tas Cecilia yang tergantung di dapur. "Kalian bisa menyusul mereka ke Ramala Veliqar sampai keadaan lebih aman, atau tetap berada di sini."

"Menyusul—apa maksudmu?" Mr. Lockwood terperangah. "Seberbahaya itukah keadaannya sampai aku dan putraku harus kabur begitu jauh?"

"Saya khawatir Richard Mamond akan menjadikan Anda dan Dion sebagai sandera untuk mengendalikan Cecilia." Marcus berhenti mengumpulkan makanan sesaat dan menghadap kepada Mr. Lockwood. "Anda perlu segera membuat keputusan, sir."

Terlalu banyak yang terjadi dalam waktu singkat sehingga Mr. Lockwood pun tidak tahu harus menjawab apa. Di sisi lain, putra bungsunya bertanya, "Apakah para naga tahu ke mana harus mengantar kami?"

"Sycamore sedang memanggil teman-temannya yang pernah ke Ramala Veliqar. Aku juga sudah menyuruhnya menghubungi kakak perempuanmu. Setelah Connor menjalani upacara pengembalian nama dan bebas dari ikatan Ramala Veliqar, mereka akan tetap di sana sampai kondisi lebih aman."

"Kalau begitu kita harus bergegas," Dion berkata kepada ayahnya. Mr. Lockwood, yang baru tersadar dari syok, berkata bahwa dia akan segera berkemas juga. Dion ikut mengumpulkan makanan bersama Marcus. "Lalu kenapa kalian pergi ke Hangara?"

The Cursed Blessing [#2]Where stories live. Discover now