part 14

426 29 1
                                    

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم

Kita mungkin jarang bertemu orang baik
Tapi jadi lah baik untuk setiap orang yang kita temui

________

"Kamu gak mau minep aja di rumah aku Alena? Kamar aku muat kok berdua"

Alena menggeleng "enggak ngit, gue balik aja"

"Kenapa balik sih ayang Alena? Kalo gak mau tidur sama si Inggit, sama Abang aja gak papa kok"

Inggit menatap jijik ke arah Gavin, Gavin yang di tatap seperti itu oleh adik nya pun menatap sinis

"Kenapa sih dek? Gak suka bener liat Abang nya Deket-in cewek!"ucap Gavin

"Cewek mana pun gak ada yang mau sama Abang kalo Abang deketin nya kaya gitu"jawab Inggit

Alena tertawa mendengar jawaban Inggit, ternyata Inggit sekali nya berbicara langsung tepat sasaran

"Hadeh. Pusing gue punya adek kaya Lo ngit"

"Aku juga pusing, punya Abang kaya gini"

Tidak mau terlalu panjang menanggapi Inggit, Gavin memilih untuk pergi. Acara di rumah nya Inggit memang sudah selesai dan berjalan dengan lancar

"Yaudah gue pamit dulu ya ngit, sampein salam gue ke bunda Lo"

"Hati hati ya. Maaf aku gak bisa anter kamu sampai depan"

"Gak masalah, gue pulang dulu"

Setelah berpamitan, Alena berjalan menghampiri mobil nya.

Gadis itu teringat, saat pergi ke rumah Inggit, ia sama sekali tidak izin kepada kedua orang tua nya

Saat Alena ingin masuk ke dalam mobil, ada yang memegang pundak nya, Alena spontan menoleh

"Maaf ibu kagetin kamu ya?"ucap wanita yang sama sekali tidak Alena kenal

Alena sedikit bingung, pasal nya Ia tak mengenal siapa wanita ini

"Ibu siapa ya?"tanya Alena dengan ekspresi bingung

"Saya Mirna. Istri dari ustad yang mengisi kajian tadi"

"Oh iya, ada apa ya Bu?"

"Bisa kita duduk dulu nak?" Alena pun mengangguk, lalu duduk di kursi yang berada di sekitar nya

"Ibu melihat kamu seperti menahan tangis tadi.... maaf ibu lancang"

Alena menghela nafas gusar, gadis itu berusaha agar tidak ada satu pun yang menyadari, ternyata tetap saja ada yang melihat

"Iya Bu, saya memang menahan tangis"

"Siapa nama mu?"

"Alena"

"Kamu mengingatkan saya kepada anak saya yang di jakarta Alena... anak saya seusia dengan kamu, tapi kami berjauhan. Apa kamu mau datang ke acara seperti ini lagi?"tanya Mirna

Alena mengangguk, ya memang Alena sedikit nyaman dengan acara seperti ini, gadis itu merasa lebih tenang

"Kamu bisa datang ke pesantren ibu nak... ini alamat ibu, ibu sangat senang sekali jika kamu datang... kami akan mengadakan kajian di sana"

Alena menerima selembar kertas yang di berikan "insyaAllah saya akan datang"

"Ibu tunggu ya... ibu pamit dulu, assalamualaikum"

"Waalaikumussalam"

Setelah ibu itu pergi, Alena pun masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobil nya

Apa pantes cewek kaya gue, hadir di acara pengajian terus?'batin Alena sambil mengendarai mobil

______

Tepat jam 22:00 Alena baru sampai ke dalam rumah. Suasana rumah sudah gelap dan lampu sudah tak menyala, gadis itu lalu berjalan ke dalam kamar

Setelah sampai ke dalam kamar. Alena tak langsung merebahkan tubuh nya, gadis itu membersihkan diri terlebih dahulu

Usai membersihkan diri, Alena lalu merebahkan tubuhnya di kasur dan menatap langit-langit kamar nya

Hari demi hari, kejadian yang terus menghantam hidup nya. Membuat ia harus kuat menjalani

Alena kembali teringat akan ucapan ustad yang tadi

"Maka dari itu, kita di suruh bersabar dalam menghadapi berbagai macam ujian di muka bumi ini. Dekat kan diri kepada Allah. Karna hanya Allah lah yang dapat mendengarkan berbagai keluh kesah kita"

Alena meneteskan air mata nya, ucapan ustad tadi. Benar benar menyadarkan akan suatu hal

Selama ini, Alena sudah sangat jauh dengan tuhan nya...

Alena hanya menjalankan sholat karna bagi nya itu suatu kewajiban. Dengan kata lain, Alena menjalankan sholat bukan murni niat tulus dari hati nya. Tapi bisa di simpulkan terpaksa menjalankan karna itu kewajiban

Setitik cahaya seperti datang saat acara tadi, gadis itu mulai sadar selama ini, dia sudah jauh kepada sang pencipta

"Padahal gue selalu di kasih teguran, tapi kenapa baru sadar sekarang?"ucap Alena dalam hati nya

Gadis itu mengingat sesuatu. Iya beranjak dari tempat tidur nya, dan membuka tas yang tadi di bawa

"Kayanya. Besok setelah pulang sekolah, gue ikut acara ini deh"ucap Alena menatap alamat yang di pegang nya

Di malam ini, Alena bertekad untuk berubah menuju jalan yang lebih baik

______

Pagi nya Alena bangun, gadis itu bergegas turun dari tangga kamar nya. Alena ingin sekali sarapan barsama, namun ia masih cukup kecewa setiap melihat wajah ayah nya

Tanpa menghampiri anggota keluarga nya, Alena memilih untuk langsung bergegas pergi ke sekolah

Bayu menghela nafas gusar, Alena pasti masih marah dengan nya. Pria itu sedih melihat sikap putri nya seperti ini

"Bapak, kok kak Alena pergi?"ucap Caca

"Mungkin dia gak mau sarapan, cepat lanjut makan nya"ujar Leni

Caca pun menurut

Leni menatap wajah suami nya, terlihat rasa kecewa karna di perlakukan seperti itu oleh putri nya sendiri

"Sudah cepat di makan. Nanti kamu telat mas"ucap Leni

Bayu mengangguk lalu melanjutkan sarapan nya

Leni memang sangat membenci kehadiran Alena, tapi entah lah, sejak ia memberi tahu kemarin kenyataan bahwa gadis itu adalah anak di luar nikah

Rasa kasian dan tatapan kecewa putri nya, membuat hati Leni sedikit terketuk

Namun kembali lagi, rasa benci, amarah. Kecewa, Selalu muncul ketika Alena ada di hadapan nya

______

TBC!

It's My Life Where stories live. Discover now