part 25

269 24 5
                                    

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم

"Indah sekali Allah menyelamatkan kamu dari sesuatu yang sangat engkau inginkan"

_______

Btw di sini ada yang main ML gak si? Aku baru main, tapi solo, ketemu tim nya gak bener terus capek:)

🌼🌼🌼🌼🌼

Kini Alena, Rizqi dan Nina sudah sampai di depan rumah Alena "kamu tidak apa apa nak? Umi takut mamah mu marah dengan kehadiran kita di sini"

Alena menghela nafas "kalo marah tentu dia akan marah, tapi Alena harus mengambil barang barang Alena umi"

Kemudian gadis itu melangkah masuk ke dalam rumah nya, ia mengetuk pintu rumah dan di buka oleh Leni

Leni tampak heran melihat Alena datang dan juga menatap sinis kepada Nina serta Rizqi

"Kenapa? Ada apa? Kamu pria yang sewaktu itu membawa gadis ini pergi kan? Kenapa?kamu bawa dia kesini lagi? Kamu gak sanggup tanggung dia?"ujar leni kepada Rizqi

Jujur, sebenarnya Rizqi malas meladeni leni, namun mau bagaimana pun leni adalah ibu kandung Alena

"Mah!"

"Apa Alena? Kamu mau bilang apa?! Kenapa kamu datang lagi kesini? Kehadiran kamu itu sangat tidak di inginkan disini!"

"Iya Alena tau, Alena kesini bukan untuk kembali, Alena kesini untuk mengambil semua barang-barang Alena"

Leni terkekeh "kalian akan menyesal menolong gadis ini!"ucap Leni kepada Nina serta Rizqi

Kemudian Alena menerobos masuk kedalam, gadis itu berjalan ke arah kamar nya. Di sana Alena membereskan barang-barang yang akan ia bawa

Setelah selesai, Alena tidak langsung keluar. Gadis itu menatap sekeliling kamar nya, kamar ini banyak sekali menyimpan kenangan. Tanpa sadar air mata gadis itu menetes

YaAllah kenapa jalan hidup hamba seperti ini? Kenapa hamba harus berpisah dengan keluarga hamba sendiri?'batin Alena

Saat Alena ingin keluar, gadis itu sangat terkejut melihat kehadiran Caca yang berdiri di depan pintu kamar nya

"Kakak mau kemana?"tanya Caca adik bungsu nya

Alena menahan air mata nya, yang ingin menetes lagi. Kemudian ia merendahkan badan nya hingga setinggi Caca lalu memeluk Caca

"Kakak pergi dulu, kamu jaga diri baik baik dek"ucap Alena

Caca melepas pelukan Alena "kakak, kakak mau pergi kemana? Ini rumah kita"

Alena tersenyum tipis "kamu baik baik di sini, jangan nakal ya. Sebentar lagi kamu lima tahun kan?"

Caca mengangguk "tuh! Sudah mau besar. Gak lama lagi bakal sekolah TK"

"Iya, Caca nanti sekolah TK. Kakak yang anter Caca kan?"

"Caca, Caca harus jadi wanita yang mandiri ya? Janji sama kak"

"Iya Caca janji, tapi kakak mau kemana? Kenapa kakak bawa semua barang barang kakak"

"Kakak tidak tinggal di sini lagi"

Mendengar itu, gadis kecil yang tadi nya tersenyum kini menangis dan meneteskan air mata

"Hiks hiks kakak mau kemana? Kakak mau tinggalin Caca? Kakak jangan pergi!"

Sejujurnya Alena merasa tak tega melihat adik nya seperti ini, kemudian Alena kembali memeluk Caca

"Ini takdir yang harus kakak jalani ca, kamu harus kuat. Ayok ikut kakak turun kebawah"

Gadis berusia 4 tahun itu di gendong oleh Alena, mereka turun kebawah. Kemudian Leni yang melihat Caca berada dalam gendongan Alena langsung menarik Caca

"Kamu jangan meracuni anak saya!"ucap Leni

Nina yang melihat tingkah Leni hanya bisa beristighfar

"Sudah Alena?"tanya Nina dengan lembut

"Sudah umi" di saat Alena, Nina dan Rizqi pergi Caca menangis tersedu sedu

"Hiks hiks kakak Alena mau kemana mah? Kakak mau kemana? Kakak beneran mau tinggal-in Caca, hiks hiks"

"Sudah diam Caca! Ngapain kamu tangisi manusia tidak berguna seperti dia!"ujar Leni

Mendengar perkataan Leni seketika Nina merasa sedih. Mengapa ada seorang ibu yang tega memperlakukan anak nya seperti ini?

Saya akan terus bersama dengan Alena. Saya tidak akan biarkan Alena terus menderita dengan perkataan perkataan ibu nya'batin Nina

Alena menatap iba ke arah adik nya, Alena ingin memeluk Caca sekali lagi, namun pintu rumah segera di tutup oleh Leni

Nina langsung memegang pundak Alena "ayok kita pergi sekarang nak?"

Alena menundukkan kepala nya, gadis itu berusaha menahan air mata yang ingin menetes

"Ayok umi"

🌼🌼🌼🌼

Di perjalanan, gadis itu hanya menatap kosong kedepan. Nina melihat Alena, Nina sangat paham apa yang tengah gadis itu rasakan sekarang

Nina memilih untuk tidak menegur atau mengajak bicara Alena, biar kan Alena menenangkan pikiran nya dengan cara seperti ini

Dan tak lama, mereka sudah sampai di pondok pesantren Al Hadi

Di ndalem, Alena sudah di tunggu oleh Mirna. Wanita itu tampak senyum saat melihat Alena

"Assalamualaikum"ujar Nina

"Waalaikumussalam"ucap Mirna dan Bisma

"Alhamdulillah akhirnya sampai putri bontot ku"ucap Mirna

Nina terkekeh "dia putri ku, aku di sini cuman menitipkan ke kamu. Nanti kalo sudah waktu nya aku ambil lagi"ujar Nina

Alena tampak bingung apa yang di maksud oleh Nina, kemudian tangan Nina di cubit oleh Mirna

"Saya tau kamu ingin Alena menjadi menantu kamu, tapi jangan terlalu jelas dong"bisik Mirna kepada Nina

"Maaf aku keceplosan"bisik Nina

Rizqi menghela nafas melihat tingkah laku umi nya

"Nak Alena, mulai sekarang kamu memanggil saya ayah"ujar Bisma lalu di balas anggukan oleh Alena

"Kamu ujian kelulusan kapan nak?"tanya Mirna

"Seminggu lagi ibu"jawab Alena

"Wah berarti sama dengan Anita, nanti dia akan kesini setelah ujian kelulusan. Jadi kamu ada teman"

Alena mengangguk, ia sudah tau dengan Anita. Karna Nina pernah bercerita tentang gadis ini

"Yasudah Mirna, aku titipkan Alena ya disini, kamu jaga dia"ucap Nina

"Tenang saja, aku jaga putri mu seperti Malika kedelai hitam yang di jaga seperti putri sendiri"

Mereka semua yang ada di sana terkekeh mendengar jawaban Mirna

"Ada ada saja kamu Mirna"ujar Nina

Kemudian Nina menatap Alena lalu memegang pundak gadis itu "umi pergi dulu ya? Kamu aman di sini nak"ucap Nina

Alena memeluk tubuh Nina, "terimakasih umi sudah membantu Alena"

"Sama sama sayang"

🌼🌼🌼🌼🌼🌼

TBC

Aku capek gais jadi pendek aja dlu

It's My Life Where stories live. Discover now